Menjawab Soalan Jammaah Takfiriyah

Maret 29, 2007 at 11:39 pm 18 komentar

Jika bertawassul kepada Wali Allah dan kekasih Allah dalam keadaan hidup atau mati itu di anggap KAFIR dan terkena penyakit TBC maka, Abu Bakar As-siddiq, Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu, Imam Syafii [semoga Allah memulyakan beliau] dan semua Ahlu Sunnah wal Jammaah beserta ummat Islam adalah MASUK NERAKA sebab mereka KAFIR dan DARAHnya HALAL untuk di tumpahkan. Lahaula wala Quwwata Illa billah… demi Allah, saya berlindung dari godaan “fulus gede” dan iming-iming surga dari Jammaah Takfiriyah yang terkutuk.

 

Menjawab Soalan Jammaah Takfiriyah

Pertanyaan yang sering di pertanyakan oleh kaum yang mempoles wajah Islam menjadi garang dan tidak bersahabat adalah mengenai tawassul dan syafaat. Secara global telah saya tulis bagaimana Al-quran dan Hadist menjelaskan halalnya Syafaat dan Tawassul ini. Tetapi WAHABI atau mereka yang mendaku Ahlu Sunnah wal Jammaah atau julukan kerennya adalah Jammaah Takfiriyah seringnya menyoal kebenaran tentang halalnya dua sunnah nabi tersebut dan memberi pangkat TBC [Syirik, Bid’ah, Churafat] kepada mereka yang menyakini dua sunnah nabi tersebut.

Yang menjadi perbedaan dasar antara Islam dan Jammaah Takfiriyah ini adalah adanya kehidupan setelah kematian. Inilah yang menjadi sumber perpedaan antara Islam Kaffah dan mazhab Takfiriyah ini.

Pertanyaan kuno yang sering diajukan mereka jika terbentur dengan dalil shahih dan Al-quran, lalu ketika mereka tidak mampu menjawab tentang batilnya pangkat TBC dua sunnah nabi tersebut maka pertanyaan dialihkan “bahwa yang dilarang itu adalah minta syafaat kepada mayit dan orang mati”. Jadi dalam makalah kecik ini saya berusaha menjelaskan apakah orang yang telah meninggalkan dunia ke alam akherat sementara jasad-jasad mereka telah berbaur dengan debu dan tanah itu bisa mendengar dan memberi pertolongan pada kita-kita yang masih hidup ?.

Kematian bukanlah Kebinasaan

A. Ayat

Dalam makalah ini jelasnya saya tidak masuk kedalam pembahasan filosofis tentang hakekat kematian yaitu apakah ruh saja atau jasad atau malah kedua-duanya. Tetapi saya akan membahas dari sudut pandang Al-quran dan Hadist seperti yang di inginkan oleh kelompok sempalan Islam ini. Lagian mustahil bagi mereka untuk menerima pembahasan semantara sudut pandang pembahasan adalah filosofis. Karena nalar dan akal bagi mereka ibarat hiasan batok kepala belaka. Otak yang seharusnya buat menalar dimatikan begitu saja dan di peti eskan. Dasar jahil murakkab…..!

Alla kulli hal…. Satu hal yang menjadi budaya dan dibudidayakan oleh mazhab pengkafiran ini adalah mereka tidak mau mendengar orang lain. Mereka menutup telinga rapat-rapat jika orang yang tidak semazhab berusaha ngajak dialog dan diskusi. Mereka sangat alergi dengan pendapat orang lain. Padahal hadist shahih banyak bercerita tentang di anjurkannya dan di halalkannya memungut ceceran hikmah walau keluar dari mulut kafir sekalipun [khud al hikmah walau min lisani al kafir]. Anehnya lagi, mereka memaksakan kehendak dengan sak udele dewe [keinginan pribadi] dan memberi pangkat KAFIR dan halal darahnya kalau mengingkarinya. Aneh bin ajaib, Ajib bin gharib dari Jammaah Takfiriyah ini. Ironis memang..

Islam yakin bahwa kematian bukanlah kebinasaan, akan tetapi perpindahan antara alam materi ke alam non materi. Dengan demikian maka, sekalipun jasad mereka moksa dan dimakan oleh bakteri akan tetapi tetap saja ruh mereka bisa berhubungan dengan kita. Lihat Al-quran, Allah swt dalam mensifati orang-orang saleh dalam surat Al-a’raf, ayat 78-79. Lihat juga Al-quran dalam surat Az-zuhkruf ayat 45 ketika Al-quran bercerita tentang kaum Nabi Syuaib as: “Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul kami yang Telah kami utus sebelum kamu: “Adakah kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah yang Maha Pemurah?”. Atau Al-quran surat Az-zuhkruf ayat 91-93.

Begitu pula banyak sekali kita dapati ayat ayat Al-quran yang berkenaan dengan penghormatan dan salam kepada para anbiya Allah swt. Misalnya Allah swt dalam Al-quran berfirman: “Salamun ala Nuhin fil Alamin” atau “ Salamun ala Ibrahim” atau “Salamun ala Musa wa Harun” atau “Salamun ala Aliyasiin” atau “Salamun alal Mursaliin”. Ayat ayat tersebut ternyata menjelaskan adanya hubungan antar manusia di alam materi dan non materi [Barzahk/Akherat]. Dan mereka yang di muliakan oleh Allah swt juga menjawab salam dan penghormatan kita.

Yang lebih jelas lagi adalah ayat Al-quran surat Al-baqarah, ayat 154: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup*, tetapi kamu tidak menyadarinya.{* yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan Hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup itu}.

Jelas sudah bagi kita ternyata hakekat kematian bukanlah kebinasaan, tetapi perpindahan dari alam materi ke alam non materi. Oleh karena itu apakah kita salah dan terkena penyakit TBC sebagaimana dakwaan Jammaah Takfiriyah, ketika kita bertabaruk dan meminta doa [bertawassul] kepada wali Allah..??? apakah ketika kita minta kepada Allah dengan perantaraan Anbiya dan wali-wali Allah swt sementara mereka adalah hidup di sisi Allah DARAH kita menjadi HALAL UNTUK DI KUCURKAN..??. La haula wala quwwata illa billah….

Ayyuhal wahabiyyuun……… anda benar dan kita terkena penyakit TBC dan layak ditumpahkan DARAH-DARAH Ahlu sunnah wal Jammaah jika yang kita jadikan perantara dalam berdoa itu adalah para thaghut, [Lihat Al-quran Surat An-nisa Ayat: 60] patung-patung [Lihat Al-quran Surat Yunus, Ayat: 18] dan para durjana semisal Ibnu Tai-Miyyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab.

B. Riwayat

Kalau kita rujuk kembali kitab-kitab Jammaah Takfiriyah ini, akan banyak kita dapati kelucuan dan dagelan dalam mentafsirkan kematian manusia. [Lihat Majmu’u Fatawa, Bin Baz, juz 1, Halaman 408 atau halaman 417] atau masih dalam kitab yang sama juz 2, Halaman 765.

Nasiruddin Albani alwahabi salah satu teolog mazhab takfiriyah ini berkisah dalam muqaddimah kitab “Al-ayat Al-bayyinah fi Adami simaai Al-amwat] dengan latah mengatakan moksa dan terputusnya hubungan antara yang hidup dan mayyit. Lihat Kitab “Al-ayat Al-bayyinah fi Adami simaai Al-amwat, Nu’man Alusi].

Jayyid… saya tidak akan banyak mengutip pendapat mereka tentang pengharaman bertawassul dan terkena penyakit TBC bagi mereka yang menyakini sunnah Nabi ini dari novel-novel ulama Jammaah Takfiriyah yang dijadikan sandaran mereka untuk memoles wajah Islam Hanif menjadi garang. Saya muak …!! dan muntah ketika membaca humor dagelan mereka dalam menghancurkan citra Islam Hanif di dalam buku dan novel-novel ulama mereka.

Kalau kita kembali ke Kutub Arbaah, banyak sekali kita dapati betapa Kanjeng Nabi saw pun menghalalkan dan membolehkan kita bertawassul. [Lihat Kitab Sahih Bukhari fi Kitab Janaizi fi Babi Al-mayyit]. Atau juga kitab Sahih Muslim fi Kitab Al-jannati wa Sifati naiimiha wa Ahliha. Alhadist 70-71. atau kitab Musnad Ahmad bin Hanbal [fi musnadi Abi Hurairah] juz, 2 Halaman 347-445] lihat Musnad Anas juz 3, Halaman 233.

Di dalam kitab Tarikhul Madinah Almunawarah li Ibni Syubhi fi babil janaiz, disana dijelaskan bahwa para syuhada dan anbiya menjawab salam dan permintaan kita. Sementara dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal {fi musnad Abi Huraiah} juz 2, halaman 3 di sana dengan gamblang di jelaskan bahwa Kanjeng Nabi saw menyuruh ummatnya untuk mentalqini si mayyit. Dan ajibnya hadist ini di benarkan oleh Ibnu Taimiyyah didalam Riwayat At-talqin di dalam kitabnya Alfatawa Alkubra Babu Talqin Almayyit wa Jawayu Mukhatabah li Ahli Alqubur.

Apakah masih kurang banyak dalil yang saya bawakan Ayyuhal Wahabiyuun…..?.

oke saya akan tetap menuruti kehendak kalian. Saya akan tetap berusaha menuliskan dan ingat tulisan saya ini tidak sekedar Copy Paste ala Wahabiyyah, karena kalau kita teliti dengan seksama “asasan” tulisan tulisan yang di tuangkan dalam situs-situs jammaah takfiriyah semuanya adalah Copy Paste. Jelas ini menunjukkan kemadegan dalam berfikir dan berkarya, kerennya mereka bangga dengan TAKLIF BUTA dan bakal dibutakan oleh Allah swt di dunia dan akherat nanti. Dan itu pasti…!

Tulisan saya Al-hamdulilah berasal dari hasil Tahqiq dan penelitian sejati. Jika wahabi datang ke tempat kost saya maka, jangan heran jika melihat banyak kitab-kitab yang berserakan disana-sini.

Jayyid….. kita ke masalah sesunguhnya itu sekedar basa-basi NO COPY PASTE, tapi berfikir dan jangan sebarkan penyakit TBC. Satu lagi bukalah mata telinga dan jangan merasa cukup dengan yang ada.

PARA SAHABAT NABI, KHALIFAH DAN YANG BERTAWASSUL ADALAH KAFIR

Stop…. Jangan prasangka buruk dulu dengan judul diatas, judul diatas akan benar adanya jika kita mengikuti fatwa-fatwa Jammaah Takfiriyah. Loh kok bisa ..?? sangat bisa dunk….

Lihat perkataan Ahmad bin Zaini Dahlan di dalam Kitab Ad-duru As-sanniyah fi Raddi Alal Wahabiyyah cetakan Mesir, Halaman 36. Di sana di jelaskan dengan gamblang bahwa sahabat besar Kanjeng Nabi saw, Abu Bakar As-siddiq juga bertawassul kepada jasad Kanjeng Nabi saw. Atau lihat juga perkataan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu di dalam Kitab Wafaul Wafa’ lil Mashudi juz 2, Halaman 1361 riwayat dari Abi said As-samani.

Al-Imam As-syafii sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ahmad Zaini Dahlan di dalam kitabnya halaman 30, dari Allamah [Ibnu Hajar] dalam kitab As-syawaiqul Muhriqoh fi Ar-raddi ala Ahlil Bid’I wa Zindiqi, ternyata Al-Imam As-Syafii bertawassul kepada Ahlul Baith Nabi saw.

Jika bertawassul kepada Wali Allah dan kekasih Allah dalam keadaan hidup atau mati itu di anggap KAFIR dan terkena penyakit TBC maka, Abu Bakar As-siddiq, Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu, Imam Syafii [semoga Allah memulyakan beliau] dan semua Ahlu Sunnah wal Jammaah beserta ummat Islam adalah MASUK NERAKA sebab mereka KAFIR dan DARAHnya HALAL untuk di tumpahkan. Lahaula wala Quwwata Illa billah… demi Allah, saya berlindung dari godaan “fulus gede” dan iming-iming surga dari Jammaah Takfiriyah yang terkutuk.

Allahu A’lam.

Entry filed under: abdul wahhab, ahmad bin hanbal, As-Salafiyah, bid'ah, Blogroll, ibnu Taimiyah, Islam, mazhab salafi, mazhab wahabi, Salaf, salafi, salafi/y, salafy, syirik, tabarruk, tawassul, Uncategorized, Wahabi/Salafi, Wahabisme, wahhab, wahhabi, ziarah kubur.

Syafaat dan Tawassul: Haramkah ? Maulid Nabi antara Halal dan Haram: Kritik atas Jamaah Takfiriyah

18 Komentar Add your own

  • 1. abdullah  |  Maret 30, 2007 pukul 6:28 am

    akhi, barakallahu fi kum

    Ana perlu meluruskan sebentar mengenai cap takfiriyah ini kpada dakwah
    salafiyah. Dakwah salafiyah adalah dakwah yg berusaha untuk mengem
    balikan agama sesuai dengan apa yg dibawa oleh Rasulullah dan para
    sahabatnya. Dan dakwah salafiyah tidak pernah sembarangan mengkafirkan
    orang lain, kecuali jika yg antum, barakallahu fikum, maksudkan adalah
    jamaah seprti LDII, NII, dan lain sebagainya yg sudah ma’ruf di kalangan kita
    adalah jamaah yg suka mengkafir2kan orang lain.

    Namun dakwah salafiyah
    tidaklah demikian. Kami sangatlah takut untuk mengkafirkan sesama muslim
    bahkan ‘Ali radhiallahuanhu yg kala itu memerangi orang2 khawarij pun tidak
    menganggap mereka kafir, meskipun diperangi, yg oleh rasulullah disebut
    sebagai kilabun naar, diperintah
    kan untuk memerangi mereka, sebagaimana kaum ‘ad. Namun ‘Ali
    tidaklah mengkafirkan mereka. Mereka diperangi karena kesesatan mereka.
    dalam rangka untuk meluruskan agama Allah.

    Mungkin antum hanya berprasangka saja terhadap dakwah salafiyah
    dan hanya mengambil perkataan/kitab dari orang-orang yg membenci
    dakwah salafiyah.

    Kami bukanlah orang2 yg suka memvonis kafir. Bahkan kami pun
    membantah jamaah-jamaah takfiriyah seperti
    LDII, atau NII, dan yg sejenisnya.

    Mungkin untuk lebih jelasnya
    antum kunjungi website2 kami sperti http://asysyariah.com, http://salafy.or.id
    atau antum download mengenai Bahaya pemikiran takfir – Ustadz Umar As Sewed di Masjid Nurul Barokah 19 maret 2007. Link nya ada di sini http://ashthy.wordpress.com/download-center/

    Demikian akhi, barakallahu fi kum, semoga bermanfaat, dan afwan jika ada
    perkataan ana sebelumnya yg kasar atau kurang berkenan. Untuk selanjut
    nya dipersilahkan bagi antum untuk menilai dakwah salafiyah, namun ana
    harap antum membaca dan mencari tahu benar2 apa dan bagaimana
    dakwah salafiyah, dengan membaca referensi2 dari ana yg sedikit itu.

    Demikian, barakallahu fikum.

    Balas
  • 2. Aswaja  |  Maret 30, 2007 pukul 11:39 am

    Ahlan wa Sahlan..
    Asantum..”Kalimatul haq yuradu biha albathil”

    Balas
  • 3. salafyindonesia  |  Maret 31, 2007 pukul 1:41 pm

    Salamualaikum

    Wah ketemu teman juga neh…sama-sama anti Wahabisme.

    Mas…pengen tahu kedok asli jamaah pengkafiran berupa blog? Lihat aja turatsi.wordpress.com anda akan temui pengakfiran secara massal oleh kaum Wahaby atas kaum muslimin…tapi ada berita gembira neh mas…Merka sendiri sekarang lagi gontok-gontokkan. Lihat antara Jakfariyuun, Sururiyuun dan Wahabiyuun yang konon asli itu…aneh, kok mereka berebut masuk neraka ya…dasar Wahaby gak punya otak.
    Tapi mas…lihat, blog and situs mereka gak berani nyebutin komentar-komentar kecuali yang datang dari kaum Wahaby sendiri.Aneh khan? Padahal kalau mereka merasa benar harusnya berani berdalil dengan yang kami-kami yang mereka anggap sesat ini…

    Oh ya, kalau saya komentar di blog mereka alasanya ada fotonya makanya gak ditayangkan. Padahal mereka anti kritik dan gak berani diskusi. Kalau masalah foto yang kata mereka haram itu, di saku-saku ulama Wahaby khan juga ada foto…bukankah uang mereka adalah real Saudi yang ada foto para cecunguk raja-raja Saudi. Kalau aram harusnya dibuang aja tuch fulus atau kalau mereka berani kritik dong rajanya..kalau memang mau amar makruf nahi munkar. Kok beraninya sama jamaah haji tok ngomoing syirik dan bid’ah tapi gak berani dengan raja dan pengeran-pangeran mereka… dasar ulama Wahaby pengecut dan ngatok (cari muka) sama rajanya.

    Wassalam

    Balas
  • 4. Ind. F.B  |  April 4, 2007 pukul 6:00 am

    apakah untuk berhubungan dengan ALLOH harus pakai calo dengan cara tawasul ???

    Alloh itu dekat dengan hambanya, gak usah pake perantara segala om

    Balas
  • 5. Ubaidillah idrus  |  April 16, 2007 pukul 12:06 am

    Semoga Allah memperbanyak jiwa2 yg memiliki niat spt akhi Aswaja. Tentang Wahabi, kelompok yg mengaku Islam ini, bertaruh harta, jiwa dan raga demi menjalankan misinya(Perpecahan umat islam) tanpa kenal lelah. Mereka bagaikan robot-robot yg berihtiar diatas kedunguan dan keradikalan yg mana kadar intlektualitasnya hanya setinggi mengcopy-paste tulisan yg ada tanpa memahaminya, karena itu terkadang terdapat kesalahan dlm mengcopy-paste. Hal ini dapat di maklumi karena pemimpin mereka adalah dua kacung Zionis( Ibn Tai miah & Sidul wahab) yg memiliki ilmu agama sangat terbatas, untuk itu dua kacung tsb sering mengada2 dlm agama atau membuang hal yg ada dlm agama islam ( Bayangkan spt Ziarah kubur, Tawassul, dll…yg jelas2 dilakukan oleh para Sahabat, salaf saleh sesuai apa yg di lakukan Nabi, dgn semudah itu mereka anggap bid`ah, sebetulnya bid`ah itu adalah otak dua kacung tsb yg suka mengada2. Pernahkah anda dapati robot-robot dua kacung tsb mempersatukan sesama muslim atau berlemah lembut ketika dihadapkan pada perbedaan sesama saudara muslim lainnya? yg ada tdk lain hanyalah pengkafiran, permusuhan, bahkan pembunuhan sesama saudara muslim lainnya, otak mereka sedikit cukup bisa bersiasat, dgn cara bersembunyi di balik kata2″ bertaubatlah anda!!! jgnlah anda berbuat syirik atau bid`ah!! beristigfarlah sebanyak mungkin!! dll….untuk menguasai masjid2 milik umum menjadi miliknya. Dgn cara ini mereka bisa bertahan lebih lama guna mewujudkan misinya dan yg lebih memprihatinkan lagi adalah masyarakat awa yg selalunya menjadi sasaran empuk mereka, karna org2 awam mudah tertipu dgn kata2 manis kemasan2 islam palsu wahabi. Semoga robot2 sidul & Ibn Tai miah akan segera sadar bahwa siapakah sebenarnya sosok pemimpin mereka? Mungkin ini saja pengalaman saya dgn org2 wahabi Kang ……susah ngadepin mereka karna ga ada yg pinter, bisanya cuman emosi, nafsu dan senjata pamungkasnya, kata2 taubat, istigfar, bid`ah dll….lah klo Tai mi & Sidul nya goblok apalagi robot2nya, bisa apa mereka? Kang pertanyaan saya disini, bagaimana caranya menyadarkan org2 awam dari virus maut ini?

    Balas
  • 6. Romo sby  |  April 16, 2007 pukul 12:19 am

    Maaf Cak ….Tolong jelasin terbentuknya Wahabi dan siapa pendirinya? Itu Ubaidiah idrus kasar bgt, apa kenyataannya spt itu?

    Balas
  • 7. jacky  |  April 17, 2007 pukul 8:18 am

    Buat Ind.F.B
    Allah dekad dengan hambanya yang bertaqwa, semangkin tingginya ketakwaan seseorang semangkin bertambah kedekataanya dengan Allah Swt, semangkin dekatnya seseorang kepada Allah maka do’a, permohonan dan permintaannya pun akan lebih didengar dan cepat dikabulkan. keberadaan kita memang dekat dengan Allah namun hati kita masih jauh dengan-Nya. terbukti banyak do’a2 kita tidak dikabulkan oleh Allah karena dosa yang kita lakukan. menurut kami ahlussunnah, Rasulullah saw adalah orang yang paling dekat dengan Allah, oleh karena itu kami bertawasul dan meminta syafaat dari beliau, dengan catatan bahwa beliau hanya memintakan ampun untuk kami kepada Allah, dan bukan beliau sendiri yang memberikan ampunan kepada kami, beliau hanya memintakan kepada Allah agar hajat akami dikabulkan bukan beliau sendiri yang mengabulkan hajat kami. apakah kalau kami melakukan hal demikian anda katakan kami adalah MUSYRIK. dimana letak kemusyrikannya? tolong tunjukan kepada kami!

    Balas
  • 8. Syah  |  April 25, 2007 pukul 1:01 am

    TIDAK MENGKAFIRKAN SEORANGPUN DARI KAUM MUSLIMIN KECUALI APABILA DIA
    MELAKUKAN PERBUATAN YANG MEMBATALKAN KEISLAMANNYA.

    Oleh
    Syaikh Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan

    Dan diantara prinsip-prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah bahwasanya mereka tidak mengkafirkan seorangpun dari kaum muslimin kecuali apabila dia melakukan perbuatan yang membatalkan keislamannya. Adapun perbuatan dosa besar selain syirik dan tidak ada dalil yang menghukumi pelakunya sebagai kafir. Misalnya meninggalkan shalat karena malas, maka pelaku (dosa besar tersebut) tidak dihukumi kafir akan tetapi dihukumi fasiq dan imannya tidak sempurna. Apabila dia mati sedang dia belum bertaubat maka dia berada dalam kehendak Allah. Jika Dia berkehendak Dia akan mengampuninya, namun si pelaku tidak kekal di neraka, telah berfirman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
    “Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa-dosa selainnya bagi siapa yang
    dikehendakinya …” [An-Nisaa : 48]
    Dan madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam masalah ini berada di tengah-tengah antara Khawarij yang mengkafirkan orang-orang yang melakukan dosa besar walau bukan termasuk syirik dan Murji’ah yang mengatakan si pelaku dosa besar sebagai mu’min sempurna imannya, dan mereka mengatakan pula tidak berarti suatu dosa/ma’shiyat dengan adanya iman sebagaimana tak berartinya suatu perbuatan ta’at dengan adanya kekafiran.

    [Disalin dari buku Prinsip-Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
    oleh Syaikh Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, terbitan
    Dar Al-Gasem-Riyadh, penerjemah Abu Aasia]
    sumber:almanhaj. or.id

    Balas
  • 9. narimo  |  Mei 2, 2007 pukul 9:29 am

    kopi paste lagi

    Balas
  • 10. narimo  |  Mei 8, 2007 pukul 10:00 am

    mau tahu ciri-ciri blog wahabi:
    kalao ada koment yang yang sedikit menohok, pasti akan dibuang, kalau mereka merasa punya dalil kuat, pasti jawabannya seblog sendiri.

    Balas
  • 11. abdul gafur  |  Mei 18, 2007 pukul 5:25 am

    bahasanya bagus,,asik dan gaul…meskipun sedikit urak an…kalo bisa nulis yg banyak ,,sebagai hiburan

    Balas
  • 12. razifuddin  |  Juni 6, 2007 pukul 4:46 am

    hare gene copy paste

    COPY PASTE ADALAH SEBURUK-BURUK TAQLID

    muridnya aja copypaste apalagi gurunya

    Balas
  • 13. ibnu munzir  |  Juni 21, 2007 pukul 8:45 am

    Copy paste perkataan ulama kan baik bos Rafizuddin, enak lagi ada websitenya sudah ditulis,diteliti daripada kita kadang banyak sok tahu tapi salah 🙂 ngasih jawaban sekehendak hati tanpa dlil yang kuat malahan kadang Al-qur’an diterjemahkan sendiri.

    Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al Ahzab : 58)

    Buat Ubaidillah Idrus, mohon kepada antum untuk meluruskan sesuatu dan berdakwah dengan kata-kata yang lembut 🙂 Alloh menyuruh Musa as saja berdakwah kepada Fir’aun Laknatulloh yang Kafir saja dengan lemah lembut. apalagi sesama muslim

    Pergilah kamu berdua (Nabi Musa dan Harun) kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas dalam kekufurannya. Kemudian hendaklah kamu berkata kepadanya, dengan kata-kata yang lemah-lembut, semoga dia ingat atau takut.” [Ta-Ha 20:43-44]

    Balas
  • 14. ibn Yusuf  |  September 1, 2007 pukul 11:35 pm

    Hukum asal ibadah adalah haram sebelum ada dalil yang mensyariatkannya, jd saya setuju dengan salafy( ingat lho salafy bukan wahaby, karena salafy berarti mengikuti generasi terbaik bukan perorangan) yang mengatakan bahwa hal yang tidak dicontohkan nabi saw dalam masalah ibadah adalah bid’ah(man ahdatsafiamrinahadzamalaysaminhufahuwarodun). Jadi yang termasuk bid’ah hanya dalam masalah ibadah,bukan masalah dunia. klo untuk masalah ibadah Rosululloh telah bersabda”antum ta’lamubiumuridunyakum”,so pergi hajji naik mobil bukan bid’ah cause hal itu bkn dalam masalah ibadah, tapi klo mengatakan haji itu ke amerika ato ke tempat selain mekkah,itu baru namanya bid’ah. Tolong dalam mengingatkan hendaknya menggunakan bahasa-bahasa yang bijak,insyaalloh akan lebih mudah diterima oleh hati. Belum tentu yang anda kira buruk, lebih buruk daripada anda mungkin saja dia justru lebih baik. Afwaqn jika perkataan saudaramu ini kurang bijak,afwan jiddan ya akh. man yahdihillahufala mudlillalahu waman yudllil falahadiyalah.wassalam

    Balas
  • 15. Ummu shibyan  |  November 11, 2007 pukul 5:08 pm

    Asal ibadah adalah haram?
    kelihatannya lucu ya. Ibadah kok haram. Kaidahnya salah kali ya…
    Mungkin jika bunyi kaidahnya : asal ibadah adalah boleh dan bid’ah tidak boleh… Enak didengar jadinya.

    Balas
  • 16. arradu  |  Desember 23, 2007 pukul 3:51 am

    Names of these great scholars: (Starting at 2:45min)

    Bismisllah

    First one is Sheikh Ahmad Sayyadi
    Sheikh Muhammad SAli al-Ansiy
    Sheikh Muhammad al-Jisr as-Sayadi
    Sheikh Muhammad Hashim ash-Sharif
    Sheikh Omar as-Sayadiy
    Sheikh Muhammad al-Barbir
    Sheikh Hussayn as-Sabbah
    Sheikh Husayn Bayham
    Sheikh Khayrud-Deen an-Nahhas
    Sheikh Ahmad al-Muqaddam
    Sheikh Salih ^arafat a-Rifa^iy (at 4:24)
    Sheikh Ibrahim al-Ahdab
    Sheikh Isma^il al-Hafidh
    Sheikh Ibhrahim al-Majdhoob
    Sheikh Sa^id Tanburah
    Sheikh ^Abdur-Rahman al-Hoot
    then at 6:15 Sheikh Muhammad ^Uthman Sirajud-Deen an-Naqshabandiy

    at 6:25 al-Muhaddith Badrud-Deen al-Hasaniy, he’s a great waliy, he was in Syria, when sheikh Abdullah went to Syria, they started calling him “The successor of Sheikh Badrud-deen al-Hasaniy” because of his vast knowledge and piety.
    Sheikh Ahmad ad-Daqr
    Sheikh Suroor ar-Rifai^iy
    Sheikh Ibrahim al-Ghalayiiniy
    Sheikh Bakri ash-Shuwaykiy
    Sheikh Muhammad Sa^id al-Hamzawaiy
    7:55 Sheikh Abdul-Wahhab as-Salahiy
    Mufti Sheikh Muhammad abul-Yusr ^Abideen (was in Syria, authored books refuting wahhabis)

    Sheikh Muhammad salim al-Halawaniy

    Then the renewer, sultan, Sheikh Abdullah al-Harariy al-Habashiy
    Sheikh nizar (a pic with his funeral after he was assassinated by wahhabis)
    Sheikh ^Abdullah al-Ghummariy (muhaddith of Morroco)
    Abdul-^Aziz al-Ghummariy (his brother, also was a mufti, they praised sheikh Abdullah greatly)
    at 9:26: Al-Habib Sheikh Abdul-Qadir al-Jaylaniy Bin Abi Bakr Bin ^Alawiy (very well known scholar)

    then Omar al-Mukhtar who was a Mujahid in Libya
    then Sheikh Muhammad bin ^ALi as-Sunusiy
    then 3 sheikhs, on the right sheikh ^uthman sirajud-Deen
    then a painting of Muhammad al-Fatih who conquered Constantinople.

    Those scholars were I think of the last century, except for Sultan Muhammad al-Fatih (he died about 800 years ago) or so. He was maturidiy in creed.

    Balas
  • 17. arradu  |  Desember 23, 2007 pukul 3:52 am

    ALBANI & AZ-ZAHABI KATA: AKIDAH ISLAM ADALAH “ALLAH WUJUD TANPA BERTEMPAT” & ALLAH TIDAK BERSEMAYAM/DUDUK ATAS ARASY.

    Oleh: Abu Syafiq ( Hp: 006-012-2850578 )

    Sememang kebenaran akidah Islam tidak dapat ditolak oleh golongan munafiq mahupun kafir Mujassim. Ini kerana burhan dan adillah (hujjah dan dalil) yang terbit dari sumber yang mulia iaitu Al-Quran dan Hadith tiada secebis pun keraguan manakan pula kebatilan. Antara akidah Islam adalah “ Allah Wujud Tanpa Bertempat” dan inilah antara yang Ahlu Sunnah Wal Jama’ah war-warkan bagi memberi kefahaman yang tepat dalam perbincangan akidah Islam dalam mentauhidkan diri kepada Allah.

    WAHHABI MALAYSIA KAFIRKAN ALBANI & AZ-ZAHABI
    Kesemua Wahhabi di Malaysia berakidah dengan akidah yang tidak menepati Al-Quran dan Hadith Nabawi. Ini amat jelas dengan hujjah yang telah saya ( Abu Syafiq ) kemukakan sebelum2 ini berlandaskan ayat2 Allah dan sabda Nabi Muhammad berkonsepkan kaedah ulama Salaf dan Khalaf tulen.

    Semua Wahhabi di Malaysia yang berakidah Allah Bertempat telah menghukum kafir terhadap umat Islam yang berakidah benar Allah Wujud Tanpa Bertempat. Pada masa yang sama Wahhabi di Malaysia alpa akan akidah tok guru mereka sendiri Nasiruddin Al-Bany dan rujukan utama mereka Al-Hafiz Az-Zahaby yang juga berakidah Allah Wujud Tanpa Bertempat, malangnya Wahhabi mengkafirkan sesiapa yang berakidah sedemikian. Ini amat jelas semua Wahhabi di Malaysia bukan hanya mengkafirkan umat Islam bahkan turut mengkafirkan tok guru dan rujukan utama mereka sendiri iaitu Al-Bani dan Az-Zahabi.

    Silakan pembaca rujuk teks kenyataan Allah Wujud Tanpa Bertempat Dan Tanpa Berarah oleh Al-Bani & Az-Zahabi :

    Kitab: Mukhtasor ‘Ulu Li ‘Aliyyil ‘Azhim.
    Pengarang: Syamsuddin Az-Zahabi.
    Pentahkik: Nasiruddin Al-Bani.
    Cetakan: Maktab Islami.
    Mukasurat: 71.

    Kenyataan teks Al-Bani bersumber kitab di atas : “ Apabila kamu telah mendalami perkara tersebut, denganizin Allah kamu akan faham ayat-ayat Al-Quran dan Hadith Nabai serta kenyataan para ulama Salaf yang telah dinyatakan oleh Az-Zahabi dalam kitabnya ini Mukhtasor bahawa erti dan maksud sebalik itu semua adalah makna yang thabit bagi Allah iaitu ketinggian Allah pada makhluk-makhlukNya ( bukan ketinggian tempat), istawanya Allah atas arasyNya layak bagi keagonganNya dan Allah tidak ber arah dan Allah tidak bertempat”.
    (Sila rujuk kitab tersebut yang telah di scan di atas).

    Saya menyatakan:
    Al-Bani telah nukilan lafaz akidah yang benar walaupun ulama Islam telah maklum bahawa golongan Mujassimah dan Tabdi’ ini pada hakikatnya akidah mereka sering berbolak balik. Albani pun mengatakan Allah tidak bertempat tetapi Wahhabi di Malaysia pula berakidah Allah itu bertempat bahkan mereka mengkafirkan pula sesiapa yang percaya Allah wujud tanpa bertempat. Kenyatan Al-Bani menafikan tempat bagi Allah adalah secara mutlak dan tidak disebut tempat yang makhluk atau tidak dan ini juga adalah bukti Al-Bani dan Az-Zahabi menafikan Allah Bersemayam/Duduk Atas Arasy. Sememangnya Al-Bani dan Az-Zahabi sering menolak akidah Allah Bersemayam/Duduk Atas ‘Arasy.

    Soalan saya kepada Wahhabi..mengapa kamu mengkafirkan Muhaddith kamu ini? Adakah Syeikh Islam kamu, ulama kamu dan Muftary kamu termasuk Albani ini adalah kafir kerana berakidah Allah Tidak Bertempat? Sekiranya TIDAK maka mengapa kamu bawa akidah palsu dan sekiranya YA maka kamu semua adalah NAJIS SYAITON!.

    Wahai pembaca yang berakal dan budiman….
    – Albani berakidah “ Allah Wujud Tanpa Bertempat dan Tidak Ber Arah ” tetapi Wahhabi Malaysia kafirkan akidah tersebut.

    – Hafiz Az-Zahabyi berakidah “ Allah Wujud Tanpa Bertempat dan Tanpa Ber Arah ” tetapi Wahhabi Malaysia kafirkan akidah tersebut bahkan Wahhabi berakidah Allah bertempat. Sila rujuk bukti:
    http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/12/buku-wahhabi-yang-tersebar-di-seluruh.html

    Nah..! Dimanakah hendak dikategorikan golongan Wahhabi ini? Jamban,mangkuk, tandas? atau di tanah perkuburan yang hanya disemadikan dalamnya ahli-ahli Mujassimah pengkhianat amanah?!.

    Apapun saya doakan hidayah keimanan diberikan oleh Allah kepada Wahhabi yang masih hidup.

    Wassalam.

    ===========
    Waalaikum salam
    kita doa saja deh,…. semoga mereka yang haus darah cepat kembali kejalan yang benar… Amin….

    Balas
  • 18. wido  |  Februari 8, 2008 pukul 11:47 pm

    Wahabi,,,,!ANEH BIN AJAIB,,,,,,,,,,,,,,,,!KERAS KEPALA TUH,,,,,,,!

    Balas

Tinggalkan Balasan ke ibnu munzir Batalkan balasan

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


KOMUNITAS

PALING BENER..!?

Preman Agama

WARNING..!

Assalamualaikum wr wb. Diberitahukan kepada semua pengunjung blog ini, bahwa setiap komentar yang hanya made in copy paste kami anggap "SPAM". Kami mengharap, komentator menunjukkan kemampuan bernalar, berlogika dalam analisa, hujjah bahkan kritik liar di setiap artikel yang tersaji. Setiap komentar bisa di komentari secara timbal balik sehingga tercipta diskusi yang segar. Sekalipun muatan komentar itu asal muasalnya bukan hasil perenungan atau karya sendiri tetapi coba hindarilah pendapat yang meng-ekor “KATANYA” abu fulan bin abu-abu dengan cara copy paste. Berfikirlah bebas..!, liar…!! jangan sekedar jadi kacung.!! Wassalam wr wb. Best Regard. ASWAJA. Hn Wawan.

Harga Blog Ini


My blog is worth $30,485.16.
How much is your blog worth?

JUMLAH POPULASI

  • 149.390 PENDUDUK

TAMU YANG HADIR

TANGGALAN

Maret 2007
M S S R K J S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

ARSIP PADA