SELAMAT NATAL

Desember 24, 2007 at 5:00 pm 15 komentar

KEPADA SELURUH BANGSA MANUSIA, KAMI UCAPKAN

 

“SELAMAT NATAL”

&

“TAHUN BARU 2008”

 

 “Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali”. [Al-quran surat Maryam, Ayat 15]

 

 

Dari

H.N. WAWAN DI SMG

Entry filed under: bid'ah.

Genitnya Anto “Dewo” Salafy CS Dalam ber-TBC-ria: Tabarruk Aktif Lagi

15 Komentar Add your own

  • 1. rozenesia  |  Desember 25, 2007 pukul 9:26 pm

    Selamat Natal. 🙂

    ==========
    He he he……
    Met natalan bro… 🙂

    Balas
  • 2. narimo  |  Desember 28, 2007 pukul 7:08 am

    apa ada yang salah??????????????????????????????????

    Ada dunk….. kan ngucapin natal itu haram, iyakan……?

    Balas
  • 3. mbelgedez  |  Desember 29, 2007 pukul 6:50 am

    Walah….?!!

    😆 😆 😆

    ============
    Aswaja: Met natalan Wak Mbel… 😆 … Makasih Wak…..dikau tlah kunjungi sayah… 😆 😆 😆 🙂

    Balas
  • 4. kurtubi  |  Desember 30, 2007 pukul 1:14 pm

    Assalaamu’alaikum wr.w b.

    Selamat Tahun Baru mas, Natalnya sudah lewat … heheh 🙂

    =========
    Yup…. Ustad bener….. sekarang saya tambahin deh… Selamat Tahun Baru…… hehhehehhe

    Balas
  • 5. narimo  |  Desember 31, 2007 pukul 7:14 am

    he….. he…. he……..
    yang mengharam-haramkan khan cuman manusia.

    ==========
    Syukurlah jika manusia yang mengharamkan, bukan tuhankan..?? 🙂

    Balas
  • 6. noe  |  Januari 4, 2008 pukul 5:33 am

    Mas .. anti wahabi sih sah sah saja. Tak dukung bila perlu ..

    Tapi kalau sudah mengucapkan selamat natal seperti ini, sampean sudah sungguh keterlalua. ane berlepas tangan.

    karena sampean mengucapkan selamat kepada mereka yang sedang ramai ramai menyambut kelahiran yesus anak Allah versi dengkul mereka

    “Dan mereka berkata, ‘Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh” (Qs. Maryam [19]: 88-95).

    apakah kira kira Allah tidak marah kepada orang2 yang ikut2an berbahagia n mensupport orang2 yang Allah kutuk ?

    Balas
  • 7. ibnu  |  Januari 6, 2008 pukul 10:40 am

    Debat 1 Da’i VS 20 Pendeta Dihadiri 10.000 Orang = 144 Masuk Islam, Termasuk 3 Pendeta!!
    Rabu, 02 Januari 08

    Kabar gembira datang dari Ethiopia seputar perkembangan dakwah terbaru di sana Allahu Akbar.!

    Direktur pelaksana Dewan Internasional Untuk Pengenalan Islam (DIUPI), yang merupakan subordinat dari lembaga Islam Internasional, Rabithah Alam Islami, Syaikh Shalih bin Muhammad bin Abdul Wahid memuji kerja keras yang diupayakan kerajaan Arab Saudi di bidang dakwah kepada Allah.

    Syaikh Shalih Abdul Wahid dalam keterangan persnya kepada kantor berita Saudi (WAS) melaporkan, buah pertama yang telah dipetik dari proyek ini adalah debat yang diselenggarakan di Ethiopia oleh salah seorang Da’i DIUPI di sana, yaitu Syaikh Qamar Husain, pengarang dua buah buku tentang Islam, Injil dan Taurat. Kedua bukunya itu laku keras, sampai-sampai kebanyakan pendeta di sana tergerak untuk membacanya. Hal itu mendorong mereka untuk meminta bertemu langsung dengan Syaikh Qamar. Jumlah mereka ada 20 orang.

    Syaikh Shalih menjelaskan, setelah pertemuan itu, para pendeta itu meminta diadakannya debat terbuka di hadapan publik. Tak ayal, sekitar 10.000 orang yang terdiri dari umat Islam dan umat Nasrani hadir dalam debat terbuka yang bersejarah itu. Debat yang berlangsung selama 6 jam itu terfokus pada tiga tema. Hasilnya sungguh amat mencengangkan sekaligus menggembirakan kubu Islam di mana setelah debat itu usai, 144 orang yang terdiri dari laki-laki dan wanita masuk Islam dalam satu waktu, di antara mereka terdapat 3 orang pendeta.

    Lebih lanjut Syaikh Shalih menambahkan, ketiga pendeta itu merasakan nikmatnya Islam dan setelah mengucapkan dua kalimat Syahadat mereka bercita-cita untuk melaksanakan ibadah Haji. Cita-cita tersebut diamini oleh pihak DIUPI yang menyatakan kesediaannya menanggung ongkos haji ketiga muallaf tersebut bersama sejumlah Da’i.

    Salah satu tema yang sangat menonjol sehingga menggugah hati para muallaf itu untuk masuk Islam dalam debat itu, seperti yang disiratkan Syaikh Shalih adalah apa yang dilakukan sang Da’i, Qamar Husain yang mengajak mereka berdiskusi seputar syubhat yang terdapat dalam kedua buku karyanya tersebut, terlebih karena beliau sudah hafal di luar kepala isi kedua bukunya itu. Ditambah lagi dengan diadakannya dialog bersama para pendeta itu di lokasi kiblat yang penyebutannya terdapat dalam Taurat mereka. Dalam hal ini, Da’i Islam itu membantah pendapat mereka melalui teks-teks Taurat yang menyatakan bahwa Nabi Isa AS menyebutkan agar mereka menghadap kiblat selain Baitul Maqdis sepeninggal beliau.

    Informasi yang terdapat dalam teks Taurat tersebut menurut Syaik Qamar, tidak berani diotak-atik oleh para pendeta maupun diinterpretasikan. Karenanya, beliau mengingatkan mereka terkait hal itu dengan firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah yang berbunyi (artinya),“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Rabb-nya; dan Allah sekali-kali tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS.al-Baqarah:144)

    Syaikh Shalih, direktur pelaksana DIUPI menjelaskan, misi DIUPI adalah memperkenalkan Islam, dengan target memperkenalkan keindahan-keindahan Islam, mempublikasikan gambaran yang benar tentang masyarakat Islam dalam beragam bahasa, membela Islam di seluruh medan kehidupan serta bekerja untuk merealisasikan risalah Islam dalam menyebarkan keamanan, kedamaian, pembangunan peradaban, menjaga hak-hak Islam dan menyebarkan risalah Islam yang abadi ke seluruh dunia.

    Ia menyebutkan, DIUP memiliki 10 proyek saat ini, di antaranya Kafalah Du’at (Menanggung biaya hidup para Da’i) dan mereka yang mengenalkan Islam kepada umat manusia. (almkhtsr/AH)

    http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatakhbar&id=707

    Balas
  • 8. ibnu  |  Januari 6, 2008 pukul 10:44 am

    Bolehkah Mengikuti Natal Bersama dan Tahun Baru ?
    Muslimah.or.id
    29 December, 2007

    Penyusun: Ummu Aiman
    Muraja’ah: Ustadz Abu Salman

    Setiap bulan Desember umat nasrani merayakan hari raya agama mereka, yaitu Hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember. Mendekati bulan ini, beberapa sudut pertokoan mulai ramai dengan hiasan natal. Supermarket-supermarket yang mulanya sepi-sepi saja, kini dihiasi dengan pernak-pernik natal. Media massa pun tidak ketinggalan ikut memeriahkan hari raya ini dengan menayangkan acara-acara spesial natal.

    Disudut kampus, seorang mahasiswi berkerudung menjabat tangan salah seorang teman wanitanya yang beragama nasrani sambil berkata, “Selamat Natal ya…” Aih-aih, tidak tahukah sang muslimah ini bagaimana hukum ucapan tersebut dalam syariat Islam?

    Saudariku, banyak sekali umat Islam yang tidak mengetahui bahwa perbuatan ini tidak boleh dilakukan, dengan tanpa beban dan tanpa merasa berdosa ucapan selamat natal itu terlontar dari mulut-mulut mereka. Mereka salah kaprah tentang toleransi beragama sehingga dengan gampang dan mudahnya mereka mengucapkan selamat natal pada teman dan kerabat mereka yang beragama nasrani. Lalu bagaimana sebenarnya pandangan islam dalam perkara ini? Berikut ini adalah bahasan seputar natal yang disusun dari beberapa fatwa ulama.

    Natal Menurut Islam

    Peringatan Natal, memiliki makna ‘Memperingati dan mengahayati kelahiran Yesus Kristus’ (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas terbitan Balai Pustaka). Menurut orang-orang nasrani, Yesus (dalam Islam disebut dengan ‘Isa) dianggap sebagai anak Tuhan yang lahir dari rahim Bunda Maria. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan syariat Islam yang mengimani bahwa Nabi ‘Isa ‘alaihis sallam bukanlah anak Tuhan yang dilahirkan ke dunia melainkan salah satu nabi dari nabi-nabi yang Allah utus untuk hamba-hamba-Nya.

    Allah Ta’ala berfirman dalam QS Maryam: 30 yang artinya, “Isa berkata, ‘Sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah (manusia biasa). Dia memberikan kepadaku Al Kitab (Injil) dan menjadikanku sebagai seorang Nabi.’”

    Wahai Saudariku, maka barangsiapa dari kita yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang muslim, maka ia harus meyakini bahwa ‘Isa adalah seorang Nabi yang Allah utus menyampaikan risalah-Nya dan bukanlah anak Tuhan dengan dasar dalil di atas.

    Tentang Ucapan Selamat Natal

    Atas nama toleransi dalam beragama, banyak umat Islam yang mengucapkan selamat natal kepada umat nasrani baik kepada kerabat maupun teman. Menurut mereka, ini adalah salah satu cara untuk menghormati mereka. Ini alasan yang tidak benar, sikap toleransi dan menghormati tidak mesti diwujudkan dengan mengucapkan selamat kepada mereka karena di dalam ucapan tersebut terkandung makna kita setuju dan ridha dengan ibadah yang mereka lakukan. Jelas, ini bertentangan dengan aqidah Islam.

    Ketahuilah saudariku, hari raya merupakan hari paling berkesan dan juga merupakan simbol terbesar dari suatu agama sehingga seorang muslim tidak boleh mengucapkan selamat kepada umat nasrani atas hari raya mereka karena hal ini sama saja dengan meridhai agama mereka dan juga berarti tolong-menolong dalam perbuatan dosa, padahal Allah telah melarang kita dari hal itu:

    Dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS Al Maidah: 2)

    Ketahuilah wahai saudariku muslimah, ketika seseorang mengucapkan selamat natal kepada kaum nasrani, maka di dalam ucapannya tersebut terdapat kasih sayang kepada mereka, menuntut adanya kecintaan, serta menampakkan keridhaan kepada agama mereka. Seseorang yang mengucapkan selamat natal kepada mereka, sama saja dia setuju bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan merupakan salah satu Tuhan diantara tiga Tuhan. Dengan mengucapkan selamat pada hari raya mereka, berarti dia rela terhadap simbol-simbol kekufuran. Meskipun pada kenyataannya dia tidak ridha dengan kekafiran, namun tetap saja tidak diperbolehkan meridhai syiar agama mereka, atau mengajak orang lain untuk memberi ucapan selamat kepada mereka. Jika mereka mengucapkan selamat hari raya mereka kepada kita, hendaknya kita tidak menjawabnya karena itu bukan hari raya kita, bahkan hari raya itu tidaklah diridhai Allah.

    Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan, adapun ucapan selamat terhadap simbol-simbol kekufuran secara khusus disepakati hukumnya haram misalnya mengucapkan selamat atas hari raya atau puasa mereka dengan mengatakan, ‘Hari yang diberkahi bagimu’ atau ‘Selamat merayakan hari raya ini’, dan sebagainya. Yang demikian ini, meskipun si pengucapnya terlepas dari kekufuran, tetapi perbuatan ini termasuk yang diharamkan, yaitu setara dengan ucapan selamat atas sujudnya terhadap salib, bahkan dosanya lebih besar di sisi Allah dan kemurkaan Allah lebih besar daripada ucapan selamat terhadap peminum khamr, pembunuh, pezina, dan lainnya dan banyak orang yang tidak mantap pondasi dan ilmu agamanya akan mudah terjerumus dalam hal ini serta tidak mengetahui keburukan perbuatannya. Barangsiapa mengucapkan selamat kepada seorang hamba karena kemaksiatan, bid’ah, atau kekufuran, berarti dia telah mengundang kemurkaan dan kemarahan Allah.

    Dengan demikian, tidaklah diperkenankan seorang muslim mengucapkan selamat natal meskipun hanya basa-basi ataupun hanya sebagai pengisi pembicaraan saja.

    Menghadiri Pesta Perayaan Natal

    Hukum menghadiri pesta perayaan natal tidak jauh bedanya dengan hukum mengucapkan selamat natal. Bahkan dapat dikatakan bahwa hukum menghadiri perayaan natal lebih buruk lagi ketimbang sekedar memberi ucapan selamat natal kepada orang kafir karena dengan datang ke perayaan tersebut, maka berarti ia ikut berpartisipasi dalam ritual agama mereka. Dan dengan menghadiri pesta perayaan tersebut berarti telah memberikan kesaksian palsu (Syahadatuzzur) terhadap ibadah yang mereka lakukan dan ini dilarang dalam agama Islam (lihat Tafsir Taisir Karimirrahman, Surat Al Furqon ayat 72).

    Allah berfirman yang artinya:
    Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamu, dan untukkulah agamaku.”

    Maka Saudariku, seorang muslim diharamkan untuk hadir pada perayaan keagamaan di luar agama islam baik ia diundang ataupun tidak.

    Hukum Merayakan Tahun Baru

    Beberapa hari setelah natal berlalu, masyarakat mulai disibukkan dengan persiapan menyambut tahun baru masehi pada tanggal satu Januari. Bagaimana Islam memandang hal ini?

    Saudariku, Allah telah menganugerahkan dua hari raya kepada kita, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha dimana kedua hari raya ini disandingkan dengan pelaksanaan dua rukun yang agung dari rukun Islam, yaitu ibadah haji dan puasa Ramadhan. Di dalamnya, Allah memberi ampunan kepada orang-orang yang melaksanakan ibadah haji dan orang-orang yang berpuasa, serta menebarkan rahmat kepada seluruh makhluk.

    Ukhti, hanya dua hari raya inilah yang disyariatkan oleh agama Islam. Diriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bermain-main di hari raya itu pada masa jahiliyyah, lalu beliau bersabda: ‘Aku datang kepada kalian sedangkan kalian memiliki dua hari raya yang kalian bermain di hari itu pada masa jahiliyyah. Dan sungguh Allah telah menggantikannya untuk kalian dengan dua hari yang lebih baik dari keduanya, yaitu hari raya Idul Adha dan idul Fitri.’” (Shahih, dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’I, dan Al-Baghawi)

    Maka tidak boleh umat Islam memiliki hari raya selain dua hari raya di atas, misalnya Tahun Baru. Tahun Baru adalah hari raya yang tidak ada tuntunannya dalam Islam. Disamping itu, perayaan Tahun Baru sangat kental dengan kemaksiatan dan mempunyai hubungan yang erat dengan perayaan natal. Lihatlah ketika para remaja berduyun-duyun pergi ke pantai saat malam tahun baru untuk begadang demi melihat matahari terbit pada awal tahun, kebanyakan dari mereka adalah berpasang-pasangan sehingga tentu saja malam tahun baru ini tidak lepas dari sarana-sarana menuju perzinaan. Jika tidak terdapat sarana menuju zina, maka hal ini dapat dihukumi sebagai perbuatan yang sia-sia. Ingatlah saudariku, ada dua kenikmatan dari Allah yang banyak dilalaikan oleh manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang (HR Bukhari). Maka janganlah kita isi waktu luang kita dengan hal sia-sia yang hanya membawa kita ke jurang kenistaan dan menjadikan kita sebagai insan yang merugi.

    Saudariku, Allah telah menyempurnakan agama ini dan tidak ada satupun amal ibadahpun yang belum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan kepada umatnya. Maka tidak ada lagi syari’at dalam Islam selain yang telah Allah wahyukan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada lagi syari’at dalam Islam selain yang telah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan pada kita. Saudariku, ikutilah apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tuntunkan kepada kita, janganlah engkau meniru-niru orang kafir dalam ciri khas mereka. Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia merupakan bagian dari kaum tersebut (Hadits dari Ibnu ‘Umar dengan sanad yang bagus). Setiap diri kita adalah pemimpin bagi dirinya sendiri dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Semoga Allah senantiasa menyelamatkan agama kita. Wallaahu a’lam.

    Maraji’:
    Fatwa: Natal Bersama. Majalah Al-Furqon Edisi 4 Tahun III.
    Fatwa: Natal Bersama. Majalah Al-Furqon Edisi 4 Tahun IV.
    Fatwa-Fatwa Terkini 2. Cetakan ketiga. Tahun 2006. Darul Haq.
    Bulletin At-Tauhid Edisi 96 Tahun II.

    http://muslimah.or.id/2007/12/29/bolehkah-mengikuti-natal-bersama-dan-tahun-baru/#more-112

    Balas
  • 9. ibnu  |  Januari 6, 2008 pukul 10:50 am

    berani aja nampilin postingan gw…,
    wahai pentaklid aswaja atw aswojo? moga aja ati2 lho masih bisa dimasukin hidayah Allah, moga aja ati2 lho ora atos koyo WOJO!

    Balas
  • 10. ibnu  |  Januari 6, 2008 pukul 11:06 am

    http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/http://www.muslimah.or.id/vhttp://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.muslim.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/http://www.alsofwah.or.id/v

    Balas
  • 11. mbah kakung  |  Januari 30, 2008 pukul 9:11 am

    ki wong karepe piye to, karo sedulur dewe kerase gak ukur.neng karo sing genah-genah kafir malah ngucapkan selamat hari raya. ealah ndunyo ki wes kewlaik-walik. kalo di Quran itu dikatakan, asyidda’ ala kufar ruhama’ bainahum. orang isalm itu harus keras sama orang kafir dan lemah lembut sesama mereka.
    trus lha itu ayat diatas kan untuk nabi isa. kalo orang kristen kan bukan nabi isa,tapi putranya allah. lha kalo gitu berarti mau mengakui isa itu putranya allah.
    healah ya sori nek simbah salah masuk blognya wong kristen.nuwun pamit

    Balas
  • 12. suny  |  Februari 1, 2008 pukul 5:03 pm

    dasar otak isi tai

    Balas
  • 13. suny  |  Februari 1, 2008 pukul 5:05 pm

    otak isi tai buat orang yang sok modern

    Balas
  • 14. BAGUS  |  Februari 4, 2008 pukul 7:54 am

    wihhh…
    kok ngucapin slmt sgla?
    padahal kan haram?
    natal kan artine klahirane yesus versi kristen..
    nah kalo org islam ngucapn slmt ntal, brarti tu org jga percya ma kyknane n kpercayaane nasrani..
    pdhal, kalo ikut2 swtu kaum, brarti dia juga msuk kaum tu kn?
    nah, gmna hayo?
    dtambah lagi pkek ayat quran lagi… menyalahgunakan quran tuhh..
    tu sama ja kayak penjual soto daging lagi promosi di depan soto ayam..

    Balas
  • 15. microwave  |  Februari 18, 2008 pukul 4:37 pm

    Untuk bung yang punya blog. Berpikir liar itu pangkal dari nafsu. Keliaran yang ada di hati dan otak sebaiknya dijinakkan dan dikendalikan. Sebagai muslim ya jadilah muslim yang taat. jangan jadi muslim yang liar.

    Saya sendiri tidak setuju komentar saudara Narimo “yang mengharam-haramkan kan manusia”. Saya menangkap bahwa Anda meniadakan kuasa Allah SWT. Bagi saya sendiri, karena itu perayaan atas ibadah mereka, saya memilih untuk tidak mengucapkan selamat. Saya tidak punya ilmu yang cukup seperti saudara Ibnu. Tapi berpegang kepada surat Al Kafirun (kayaknya nulisnya jg salah nih): Tidak akan pernah mereka beribadah seperti kita beribadah dan tidak pernah kita beribadah seperti mereka. Agamamu adalah bagimu dan agamaku adalah bagiku.

    Wassalam…

    Balas

Tinggalkan Balasan ke microwave Batalkan balasan

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


KOMUNITAS

PALING BENER..!?

Preman Agama

WARNING..!

Assalamualaikum wr wb. Diberitahukan kepada semua pengunjung blog ini, bahwa setiap komentar yang hanya made in copy paste kami anggap "SPAM". Kami mengharap, komentator menunjukkan kemampuan bernalar, berlogika dalam analisa, hujjah bahkan kritik liar di setiap artikel yang tersaji. Setiap komentar bisa di komentari secara timbal balik sehingga tercipta diskusi yang segar. Sekalipun muatan komentar itu asal muasalnya bukan hasil perenungan atau karya sendiri tetapi coba hindarilah pendapat yang meng-ekor “KATANYA” abu fulan bin abu-abu dengan cara copy paste. Berfikirlah bebas..!, liar…!! jangan sekedar jadi kacung.!! Wassalam wr wb. Best Regard. ASWAJA. Hn Wawan.

Harga Blog Ini


My blog is worth $30,485.16.
How much is your blog worth?

JUMLAH POPULASI

  • 149.390 PENDUDUK

TAMU YANG HADIR

TANGGALAN

Desember 2007
M S S R K J S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031  

ARSIP PADA