Melacak Wahabi Salafy/i: Mendulang Fakta

Maret 23, 2007 at 2:17 am 90 komentar

Dan bukti nyata dari adu domba ini adalah memunculkan perang sektarian antar mazhab Sunni dan Syi’I, dan ini di iklankan di semua media-media massa dan diamini oleh Wahabi. Padahal fakta yang terjadi adalah sebaliknya dimana Wahabi memotong leher warga Sunni dan menggorok tenggorokan warga Syi’i. Dan ini adalah sebuah sekenario besar dan panjang dari zionis, USA dan Inggris. Al-Qaeda yang wahabi dan Ba’ats yang sosialis dukungan Saudi adalah anak emas dari usa, zionist serta inggris. Ba’ats adalah tangan panjangnya gerakan zionisme internasional dan Al-qaeda adalah kelanjutan Muhammad Wahhab si anak durhaka dari dusun Najd yang memoles islam menjadi angker dan tidak bersahabat.

MELACAK WAHABI SALAFY/I: SEBUAH DONGENG

Pengikut ajaran zionist Muhammad bin Abdul Wahhab besutan penjajah Inggris ini tidak senang dan alergi jika meraka di sebut sebagai pengikut WAHABI. Mereka lebih PEDE jika disebut dengan pengikut ajaran Salafy/I padahal Wahabi di comot dari pencipta akidah takfiriyah Muhammad bin Abdul Wahhab. Wahabi dikenal sebagai gerakan sebuah mazhab yang mengganggap kebenaran mereka adalah kebenaran mutlak, MAHA dan ABSOLUT. Karena itu mereka antipati dan menampik kebenaran lain dan ketika mereka memutar tasbih, dzikir dan sholawat mereka adalah bid’ah, syirik, khurafat, tahayul dan KAFIR. Sebenarnya aliran WAHABIYAH inilah sesunguhnya yang memunculkan benih-benih terorisme international yang puncaknya adalah munculnya negara Taliban dan Al-Qaeda yang wahabi [Freedom House, 2005, halaman 13] dan sekarang ini mulai menampakkan secara terang-terangan taring-taring yang tajam dan berdarah di ranah tanah air Indonesia dan memamah warga Ahlu Sunnah wal Jammaah dengan dzikir dan sholawat bid’ah, syirik dan khurafat. Naudzu billah min dzalik ….

Sialnya lagi adalah bahwa klaim mereka sebagai satu-satunya mazhab yang berhak menegakkan dan memurnikan ajaran Muhammadi satu sisi klaim besar dan naif ini tidak diimbangi dengan toleransi, teleposiro, dan totokromo dan berusaha memoksakan tradisi lokal kaum muslimin dalam hal ini adalah Nahdliyin dengan kebohongan dan omong kosong belaka wahabi dengan gampang mengucap “KAFIR” [Lihat Kitab Ad-duru As-sanniyah, juz: 10. Halaman 12, 64, 75, 77, 86,] bahkan darahnya kaum muslimin yang tidak seakidah dengannya halal untuk ditumpahkan. Mereka memaknai agama sebegitu dangkal dan picik. Mereka dengan gampang mematikan peran nalar akal dalam mencerna ayat dan hadist. Lihat kitab Syarhu As-sunnah naql an As-salafiyah Al-wahabiyyah, As-seggaf, hal 54. Lihat kitab Syarhu As-sunnah, hal, 92.

Petualangan Muhammad bin Abdul Wahab dalam menerapkan akidah kafir dan mengkafirkan tidak hanya terhenti kepada kaum muslimin yang tidak semazhab saja, akan tetapi terhadap Ulama-ulama yang dalam Islam mempunyai peranan yang signifikan pun di tikam pedang beracun KAFIR, musrik, dan bidah. Siapa yang tidak kenal dengan nama-nama agung islam semisal sang filsuf dan sufi Ibnu Arabi? Yang oleh Muhammad bin Abdul Wahhab Ad-dajjal di anggapnya sebagai Firaun, [Lihat Kitab Ad-duru As-sanniyah, juz: 10. Halaman 25, lalu siapa yang berani dan lancang menggingkari ke tauhidan dan keimanan Fakhr Ar-razi sohib At-tafsir Al-kabir jika tidak anak durhaka bernama Muhammad Wahhab yang mendakwa sohib At-tafsir Al-kabir ini sebagai penyembah bintang. [Lihat Kitab Ad-duru As-sanniyah, juz: 10. Halaman 355. Kurang apa mereka ini dalam menegakkan islam. Ayyuhal Wahhabiyun……. Ayyuhal Salafiyun Gadungan…???.

Masih dalam kitab yang sama juz 2, Halaman 59 sebuah surat pengkafiran di kirim oleh Muhammad Wahhab Al-yahudi untuk sang Faqih Ibnu Isa dengan berdalil ayat Al-quran yang berbunyi: “Ittakhaduu ahbarahum wa ruhbanahum arbaban min dunillah”. Dikatakan bahwa: “Rasulullah saw telah menafsirkan ayat ini dan para imam setelah rasul dengan yang engkau [Ibnu Isa. Red] namakan Al-faqih, inilah yang Allah swt menyebutnya sebagai syirik”.

Meniti jejak dongeng Pengkafiran

Akidah Muhammad bin Abdul Wahhab diakui atau tidak merupakan bentukan dari akidah Ahmad bin Hanbal. Tetapi karena hati dan pikirannya di pupuk dengan model pemikiran Ibnu Taimiyyah laknatullah alaihi, dia mulai berani membelokkan ajaran Ahmad bin Hanbal. Muhammad Wahhab dengan akidah pengkafirannya mulai mengiklankan gerakannya yang dirintis dari desa kelahirannya, di Najd. Memang pada awal periode ini gerakan wahabbiyah tidak mendapat hati di masyarakat sebab akidah Wahabi yang kaku, dekil dan tidak toleran ini pada awalnya tergusur dengan akidah Asy’ariyyah yang ahlu sunnah wal jammaah. Sementara pada periode Ibnu Taimiyyah mazhab ini pun kehilangan moment dan lahan yang cukup untuk berlomba menjuarakan dakwahnya. Dan jika kita tilik sebab mandegnya dakwah Ibnu taimiyyah ini adalah, dia terlalu bego yang hanya menyebarkan ajarannya terbatas pada kalangan orang-orang yang berilmu, mereka adalah para ulama para fukaha Asy’ariyyah. Jelas saja hal ini mendapat respon balik arah dari ulama dan fukaha Asy’ariyyah. Sementara penguasa pada saat itu juga membantu para ulama di dalam memerangi ajaran dekil Ibnu Taimiyyah. Dan bisa di bilang pada periode Ibnu Taimiyyah ini kebejatan, kerusakan, penyimpangan plus pengkafiran Mazhab hanya tersimpan rapi di dalam kitab-kitab dia dan orang-orang yang yang hasut, iri, dengki plus dekil saja.

Sebaliknya sang murid Muhamad bin Abdul Wahhab, pada periode ini, dengan memanfaatkan situasi dan kondisi yang mendukung mulai bergerilya menancapkan cakar, taring dan pemikiran-pemikirannya yang beracun ke tengah masyarakat. Karena memang kondisi masyarakat Najd pada waktu adalah masyarakat badui, miskin dan tingkat pendidikannya bisa dibilang nol besar, maka Muhammad Wahhab yang pada akhirnya menelurkan mazhab Wahabiyyah ini dengan mudah bisa menyihir hati masyarakat. Di samping itu, penguasa Ali Sa’ud (keluarga Sa’ud) membantu mensuplay dana besar-besaran atas penyebaran dakwahnya dengan pedang dan menumpahkan darah rakyat. Dengan hunusan pedang dan fulus inilah mereka bisa membeli akidah dan memaksa ummat manusia untuk berpegang teguh kepada ajaran Wahabi, karena masyarakat faham jika menolaknya maka mereka akan di cap dan di beri label kufur dan syirik, tentu dengan hunusan pedang. Selain cap dan logo tersebut diatas, Wahhabiyah dengan bantuan keluarga Sa’ud memperlebar kekuasaannya yang meliputi Yaman, Hijaz, Syiria dan Iraq dengan menghunus pedang dan meyembelih siapa saja yang tidak mengakuinya. [Lihat Tarikh Mamlakah al-`Arabiyyah al-Sa`udiyyah, Vol. I, Halaan 51].

Dari sinilah ajaran wahhabi ini melakukan tindakan pembenaran dan klaim atas tindakannya itu melalui sejumlah keyakinan rusak dan bobrok, dengan logo murahan “At-tauhid As-sohih”. Dari sini pula sekenario sandiwara besar dari sebuah cerita kolosal panjang yang di arsiteki oleh Kolonial Inggris yang telah dirajut tercium yakni Adu domba dan kuasai. Pemerintah Inggris tahu benar kelemahan kaum muslimin pada waktu itu. Dari mazhab Asy’ariyyah yang Ahlu Sunnah wal Jammaah di adu domba dengan mazhab Takfiriyah sebutan untuk WAHHABIYAH dan AHMADIYYAH bikinan Inggris sementara dari Mazhab Syiah Inggris membesut BAHAI dan tidak berhenti disitu saja mazhab Asy’ariyyah yang Ahlu Sunnah wal Jammaah berusaha di adu domba dengan Syiah.

Dan bukti nyata dari adu domba ini adalah memunculkan perang sektarian antar mazhab Sunni dan Syi’I, dan ini di iklankan di semua media-media massa dan diamini oleh Wahabi. Padahal fakta yang terjadi adalah sebaliknya dimana Wahabi memotong leher warga Sunni dan menggorok tenggorokan warga Syi’i. Dan ini adalah sebuah sekenario besar dan panjang dari zionis, USA dan Inggris. Al-Qaeda yang wahabi dan Ba’ats yang sosialis dukungan Saudi adalah anak emas dari usa, zionist serta inggris. Ba’ats adalah tangan panjangnya gerakan zionisme internasional dan Al-qaeda adalah kelanjutan Muhammad Wahhab si anak durhaka dari dusun Najd yang memoles islam menjadi angker dan tidak bersahabat.

Ahlu Sunnah wal Jammaah Berontak

Ibarat penyakit kanker, bagi siapa saja yang terkena penyakit ini maka untuk menyembuhkannya adalah dengan memotong semua jaringan tubuh yang terinfeksi oleh penyakit ini. Jika masih tersisa sedikit saja maka penyakit itu akan terus merambah ke tempat yang lain. Mazhab Wahabi atau yang mendaku Salafy/I ini adalah kanker Islam. Maka untuk menyembuhkan dari tubuh Islam tidak ada cara kecuali memotong dan mengikis habis sampai ke akar-akarnya.

Jayyid, kita ke lubbul matlab, diatas tadi adalah sekedar iklan kecik saja, sekedar iseng supaya kita masih bisa mengembangkan senyum meskipun kita dalam pesakitan. Sebab ada pepatah arab bilang: “ likulli da’in dawak”setiap penyakit pasti ada obatnya” any way Islam saat ini dalam pesakitan, Islam saat ini dalam jeratan kanker Jammaah Takfiriyah yang mendaku Salafy/I dan Ahlu Sunnah wal Jammaah. Oleh karena itu apakah benar dakwaan Jammah Takfiriyah ini sebagai penegak akidah Ahlu Sunnah wal Jammaah.??. lebih edan lagi mendaku Salafy/I …?.

Lihat apa yang dikatakan adik Muhhamad Abdul Wahab ini kepada kakaknya. Sulaiman bin Abdul Wahhab adalah tokoh murni Ahlu Sunnah wal Jammaah beliau dalam kitabnya yang berjudul [Ash-shawa’iq Al-ilahiyyah fi Ar-radd ‘ala Al-wahabiyyah], kepada Muhammad Abdul Wahhab beliau bertutur: “Sejak jaman sebelum Imam Ahmad bin Hanbal, yaitu pada jaman para imam Islam, belum pernah ada yang meriwayatkan bahwa seorang imam kaum Muslimin mengkafirkan sesama, mengatakan kepada mereka murtad dan memerintahkan untuk memerangi mereka. Belum pernah ada seorang pun dari para imam kaum Muslimin yang menamakan negeri kaum Muslimin sebagai negeri syirik dan negeri perang, sebagaimana yang Anda [Muhammad Abdul Wahab. Red] katakan sekarang. Bahkan lebih jauh lagi, Anda mengkafirkan orang yang tidak mengkafirkan perbuatan-perbuatan ini, meskipun dia tidak melakukannya. Kurang lebih telah berjalan delapan ratus tahun atas para imam kaum Muslimin, namun demikian tidak ada seorang pun dari para ulama kaum Muslimin yang meriwayatkan bahwa mereka [para imam kaum Muslimin] mengkafirkan orang Muslim. Demi Allah, keharusan dari perkataan Anda ini ialah Anda mengatakan bahwa seluruh umat setelah jaman Ahmad -semoga rahmat Allah tercurah atasnya- baik para ulamanya, para penguasanya dan masyarakatnya, semua mereka itu kafir dan murtad. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” [lihat perkataan Muhammad Wahhab dalam novel Risalah Arba’ah Qawa’id, Muhammad bin Abdul Wahhab, hal 4].

Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab juga berkata di dalam halaman 4 dalam kitabnya: “Hari ini umat mendapatkan musibah dengan orang yang menisbahkan dirinya kepada Al-qur’an dan As-sunnah, menggali ilmu dari keduanya, namun tidak mempedulikan orang yang menentangnya. Jika dia diminta untuk memperlihatkan perkataannya kepada ahli ilmu, dia tidak akan melakukannya. Bahkan, dia mengharuskan manusia untuk menerima perkataan dan pemahamannya. Barangsiapa yang menentangnya, maka dalam pandangannya orang itu seorang yang kafir. Demi Allah, pada dirinya tidak ada satu pun sifat seorang ahli ijtihad. Namun demikian, begitu mudahnya perkataannya menipu orang-orang yang bodoh. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Ya Allah, berilah petunjuk orang yang sesat ini, dan kembalikanlah dia kepada kebenaran.”

Mari kita simak lagi peranan sang bapak untuk meluruskan kembali pemikiran rusak si anak durhaka Muhammad Abdul Wahhab. Dikatakan bahwa Mufti Makkah, Zaini Dahlan mengatakan:”Abd Al-wahhab sang alim, bapak Muhammad bin abdul wahab adalah seorang yang salih, qadhi dan merupakan seorang tokoh ahli ilmu, begitulah juga dengan Al-syaikh Sulayman. Al-syaikh bin Abd Al-wahhab dan al-Syaikh Sulayman, kedua-duanya sejak awal ketika Muhammad mengikuti pengajarannya di Madinah al-Munawwarah telah mengetahui pendapat dan pemikiran Muhammad yang meragukan. Keduanya telah mengkritik, menasehati dan mencela pendapatnya dan mereka berdua pulalah yang memperingatkan kepada masyarakat mengenai bahaya pemikiran Muhammad ini “ [Zaini Dahlan, al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, h.357.]

Disana dijelaskan lagi bahwa Zaini Dahlan mengatakan:” Bapaknya [Abd al-Wahhab], saudaranya Sulayman dan guru-gurunya sejak dini telah mengenali tanda-tanda penyelewengan agama (ilhad) dalam dirinya melihat dari perkataan, perbuatan dan tentangan Muhammad bin abd wahab terhadap banyak persoalan agama”.[Zaini Dahlan, al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, h.357.]

BERSAMBUNG………..

Entry filed under: abdul wahhab, ahmad bin hanbal, As-Salafiyah, bid'ah, Blogroll, ibnu Taimiyah, Islam, mazhab salafi, mazhab wahabi, Salaf, salafi, salafi/y, salafy, syirik, tabarruk, tawassul, Uncategorized, Wahabi/Salafi, Wahabisme, wahhab, wahhabi, ziarah kubur.

ASWAJA MENGGUGAT Syafaat dan Tawassul: Haramkah ?

90 Komentar Add your own

  • 1. salafyindonesia  |  Maret 31, 2007 pukul 1:46 pm

    Wahaby, wahhaby, wahabi, wahhabi atau yang punya nama samaran lain salafy atau salafi dimana-mana memang ngaco…dasar semprul. Hati-hati, mereka menyusup ke dalam tubuh Ahlusunah wal Jamaah bagaikan penyusupan kanker di tubuh manusia sehat. Harus segera ada usaha pengoperasian untuk membuang jauh-jauh akidah sesat Wahaby/Salafy itu dari tubuh Ahlusunnah wal Jamaah. Kita akan segera mulai dari Tanah Air dulu…kita sisir mereka hingga Tanah Melayu nantinya…hingga dunia benar-benar bersih dari kebusukan mereka.

    Balas
  • 2. Aditya  |  April 1, 2007 pukul 8:26 am

    Assalamu’alaikum warohmatullah

    sebelum ngomong lebih lanjut, saya ingin mengajak kepada seluruh umat Islam agar memegang kebenaran yang tidak mungkin berlandaskan selain Al-Quran dan sunnah Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam dan atsar para sahabat yang mana hal tersebut merupakan jalan yang dilalui oleh Imam-imam mahdzab, seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Ahmad dan para ulama ahlussunnah yang mendahului mereka ataupun setelah mereka.

    selanjutnya saya tertarik mengenai perkataan bapak
    “Al-Qaeda yang wahabi dan Ba’ats yang sosialis dukungan Saudi adalah anak emas dari usa, zionist serta inggris. Ba’ats adalah tangan panjangnya gerakan zionisme internasional dan Al-qaeda adalah kelanjutan Muhammad Wahhab si anak durhaka dari dusun Najd yang memoles islam menjadi angker dan tidak bersahabat.”

    semoga Allah merahmati kita semua dan menunjuki kita kebenaran, karena sesungguhnya Al-Qaeda sama sekali tidak berjalan di atas jalan yang sama dengan manhaj salaf…..

    saya ada masukan buat penulis artikel ini….
    seorang pencari kebenaran akan mencek kebenaran dari rujukan. apakah anda sudah membaca buku yang membantah buku yang dikarang Zaini Dahlan?
    kalau belum, bagaimana mungkin anda menyatakan anda benar sedangkan anda belum mempelajari kelayakan buku yang anda pegang….

    saran yang kedua….
    apakan anda telah membaca kitabuttauhid ataupun utsul tsalatsah?
    klo belum silahkan baca….klo sudah tolong dikoreksi apa yang salah dari buku tersebut sehingga saya tidak boleh mempercayai Muhammad bin Abdul Wahhab sedangkan yang saya dapati, buku tersebut sesuai dengan kaidah ilmiah dalam islam. Alquran dan sunnah, serta pendapat para sahabat dan ulama ahlussunnah sebelum Muhammad bin Abdul Wahab seperti Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim, Imam yang 4 dan lain-lain…

    ketiga
    saya tertarik dengan kutipan anda yang [Freedom House, 2005, halaman 13]…..
    buku apa nih?siapa yang ngarang?saya bisa dapat dimana?
    interpretasi saya dari judulnya sih, yang ngarang orientalis ataupun JIL….
    bener ga?

    semoga kita bisa bertukar pendapat tanpa diiringi emosi….
    karena emosi akan menutupi kebenaran dari hati kita….

    wassalamu’alaikum warohmatullah

    Balas
  • 3. Aswaja  |  April 1, 2007 pukul 11:18 am

    Waalaikum salam wr wb

    saya akan sangat senang dengan ajakan saudara untuk diskusi. saya akan jawab satu persatu pertanyaan saudara tapi ijinkan dulu saya menulis artikel tentang Maulid Nabi Antara Halal dan Haram: Kritik atas Wahabiyyah. Sebab artikel ini masih dalam tahqiq dan masih merujuk ke kitab yang harus saya pinjam dari sebagian temen-temen. Tentu saja jawaban dari pertanyaan saudara akan saya muat di weblog saya dalam bentuk artikel. Semoga di mengerti

    Wassalam wr wb

    Balas
  • 4. buldozer  |  April 1, 2007 pukul 5:25 pm

    judulnya aja dah dongeng, anggap aja wak haji lagi ngigau…apa ngelindur..kalau emang bener tentu namanya bukan dongeng..yak gak wak haji.

    kalau wahabi sesat..semua jamaah haji jadi sesat..orang yang ngurus kerajaan saudi….

    Hadits dah jelas, Dajal gak bisa masuk Mekah dan Madinah..tapi gak ada jaminan dajal gak masuk gontor…gitu aja kok repot (*Mode Gusdur ON*) ^_^

    Balas
  • 5. joesatch  |  April 2, 2007 pukul 4:06 pm

    lho, bukannya judulnya udah jelas?
    yang suka mendongeng itu orang2 wahaby?
    iya tak?

    iya betul, haji memang di arab saudi. dajjal ga bisa masuk mekah dan madinah, tapi wahaby masih bisa…kekekekekeke!

    eh, mas buldozer ini lagi di mana ya? mekah/madinah?
    kalo bukan kedua2nya, sapa tau aja masnya sendiri lagi kerasukan dajjal, lho…

    gwakakakakaka….

    Balas
  • 6. sugiyanto  |  April 3, 2007 pukul 2:26 am

    Standar amalan islam menurutku adalah Rosul dan para sahabatnya.

    Persatuan Islam terjadi jika umat islam seluruhnya kembali ke standar tersebut.

    Bila perbuatan (amalan) yang baik menurut kita yang ada sekarang tidak cocok dengan standar mestinya ditinggalkan. ” Jika perbuatan itu baik maka para sahabat nabi telah melaksanakan lebih dahulu”. Jadi, islam itu ya islamnya nabi dan para sahabatnya. Kita mengetahui semua ini dari para ulama yang mengikuti standar tersebut.

    Dalam hal perkataan yang pertama didahulukan adalah firman Alloh, kemudian Rosul. Jika ada perkataan manusia yang bertentangan dengan keduanya maka kita tinggalkan.

    Saran untuk penulis, dalami dengan pikiran yang bersih dan netral dari kitab-kitab yang dicap sesat. Barangkali ( siapa tahu ) itu lebih baik daripada kitab – kitab yang kita pelajari karena kita menganggap itu paling benar. Ajaklah diskusi ustadz-ustadznya. Setelah itu baru komentar. Maaf ini pendapat sesama muslim.

    Balas
  • 7. joesatch  |  April 3, 2007 pukul 10:29 am

    kalo pendapatku, kira2 diakui sebagai “pendapat sesama muslim” juga ga?

    Balas
  • 8. Uzbeki  |  April 6, 2007 pukul 6:40 pm

    sebenarnya orang salafy-wahabi (baca : SAWAH) adalah sebuah thoriqoh

    masuk dalam kategori thoriqoh al-fulussiyah

    Balas
  • 9. adri  |  April 9, 2007 pukul 7:23 am

    hai puak-puak mubtadi’ jgn banyak cakap klw tdk berilmu. aku bangga kok jadi seorang wahabi.

    Balas
  • 10. Angga  |  April 10, 2007 pukul 4:48 am

    Memang Hidayah itu tidak dibuatkan untuk semua orang, yang sudah mengaku Islam tulen seperti Mas yang nulis artikel ini juga ya demikian.

    Hatinya diliputi dendam, iri dengki adn penyakit hati lainnya.

    Mungkin perlu di ruqyah dulu sehingga tidak nyari salah orang aja.

    Mas-mas ojo sing mboten-mboten lah

    Tobat sebelum disholatkan orang

    Balas
  • 11. Syah  |  April 10, 2007 pukul 8:14 am

    Dari joesatch:
    iya betul, haji memang di arab saudi. dajjal ga bisa masuk mekah dan madinah, tapi wahaby masih bisa…kekekekekeke!

    Jawab: Jadi intinya wahaby bukan dajjal (Alhamdulillah…!!!).

    Balas
  • 12. joesatch  |  April 11, 2007 pukul 5:13 am

    lho, memang iya mas syah. wahabi bukan dajjal. makanya, kadang2 saya pikir wahabi ini lebih berbahaya dari dajjal. soalnya masih bisa masuk mekkah sama madinah 😀

    Balas
  • 13. Umat Rasulullah  |  April 11, 2007 pukul 6:36 am

    TENTANG MAULID
    Firman Allah;
    Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin’. (QS. 9:128).
    Syaikh Muhammad Ahmad Qadiri, menyebutkan suatu hadits Nabi sall-Allahu `alaihi wasallam, “la yu’minu ahadakum hatta akuunu ahabba ilaykum min waalidihi wa aalihi wa an-naasi ajma’een.” Yang berarti, “Kalian tidak akan mencapai iman sejati sampai kalian mencintaiku; kalian harus mencintaiku lebih dari kalian mencintai orang tua kalian, diri kalian sendiri dan anak-anak kalian serta seluruh manusia.”
    Saya bangga menjadi umatnya Baginda Rasulullah SAW karena Beliau kekasih ALLAH SWT dan atas keridhoan ALLAH
    SWT Baginda Rasulullah SAW di berikan wahyu serta diberikan akhlak yang sempurna yang telah mengajarkan umatnya untuk mentauhidkan ALLAH SWT serta mengajarkan umatnya untuk menjauhi larangan – laranganNYA dan mengajarkan kita untuk beribadah kepada ALLAH SWT semata seperti :
    • Sholat wajib dan sunah Beliaulah yang mencontohkan.
    • Puasa wajib dan sunah Beliau pula yang mencontohkan.
    • Tata cara berhaji Baginda Rasulullah SAW juga yg mencontohkan.
    • Zakat, shodakoh, dan masih banyak lagi yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW
    • Orang Yang menjadi Syafat kita kelak di hadapan Allah.
    • Orang yang menjadi tuntunan kita dalam beribadah kepada Allah.
    • Yang mengajarkan Perintah & laranganNYA.
    Namun apa balasan kita kepada Baginda Rasulullah SAW yang telah memperjuangkan umatnya untuk saling mengasihi, menyayangi dan menyuruh umatnya untuk berbuat kebaikan dijalan ALLAH SWT.
    Apakah Kita merayakan Maulid / Hari kelahiran Manusia yang menjadi kekasih Allah Junjungan kita Nabi Muhammad saw .yang Allah & MalaikatNya selalu berselawat kepadanya. ini termasuk bid’ah yang merusak akidah.Masa Allah begitu dangkal pemikiran orang-orang yang melarang maulid ini.

    Coba kita Lihat jaman sekarang ini bayak yang merayakan Hari yang mempunyai moment tertentu. Misalnya :
    • Negara kita merdeka dirayakan,
    • Pahlawan wanita R.A kartini dirayakan,
    • Hari lahir anak kita, istri kita, atasan kerja kita, orang tua kita mungkin kitapun merayakan hari lahir kita karena apa kita merayakan itu semua, cuma ingin menunjukan RASA CINTA KITA kepada negara, keluarga, kerabat, teman.

    Tapi KENAPA ??????????????
    Untuk mengenang hari lahir Mahluk yang PALING MULIA Baginda Rasulullah SAW yang menjadi Rahmat Sekalian Alam, Kekasih ALLAH, Yang Allah & MalaikatNya selalu berselawat kepadanya, Yang Mengajarkan kita cara Beribadah kepada ALLAH, Umatnya yang beriman Lebih dimuliakan Allah dari Umat Nabi Yang Lain. selalu di tentang selalu dibid’ah bid’ahkan,

    وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
    “Dan tidaklah Kami utuskan engkau (yakni Junjungan Nabi)
    melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.”

    Junjungan Nabi s.a.w. juga telah menyatakan dalam hadits baginda yang mulia:-
    يا أيُّها الناسُ إنما أَنَا رحمةٌ مهداةٌ
    “Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah rahmat yang dikurniakan (yakni dikurniakan Allah kepada kamu sekalian)”
    Beliau (saw ) telah rela kehilangan yang disayanginya baik
    harta, keluarga, sahabat-sahabat Beliau bahkan nyawa Beliau pun taruhannya.
    Tapi kita bisa lihat sekarang setiap saat setiap bulan banyak yang merayakan hari ulang tahun dari orang tua ,anak – anak,remaja bahkan nenek2 dan kakek-kakek pun merayakan hari lahirnya.
    Pertanyaan nya ?
    Lebih Muliakah Anak kita, Orang Tua kita, kerabat kita, Atasan kita, R.A kartini, Pahlawan2 kita.
    Mana rasa simpati kita kepada Beliau saw ????
    Mana rasa cinta kita kepada Beliau saw. ????
    Yang membawa Agama yang diredhai oleh ALLAH.
    Nabi s.a.w. bersabda, makhluk Allah yang paling besar imannya ialah“Kaum yang hidup sesudahku. Mereka beriman kepadaku, dan mereka tidak pernah melihatku, mereka membenarkanku, dan mereka tidak pernah bertemu dengan aku. Mereka menemukan kertas yang menggantung(shalawat untuk ku), lalu mereka mengamalkan apa yang ada pada kertas itu. Maka, mereka-mereka itulah yang orang-orang yang paling utama di antara orang-orang yang beriman”. [Musnad Abî Ya’lâ, hadits nomor 160].

    Ya ALLAH…..Limpahkanlah Shalawat dan Salam kepada Habibuna Sayyidina Muhammad saw , beserta Keluarga, Zuriat dan Sahabatnya.
    Ya….ALLAH
    Limpahkanlah Karunia HidayahMU,
    Bimbinglah hamba & Umat KekasihMU Sayyidina Habibuna Muhammadarasulullah saw untuk mendapatkan keredaanMU & Syafaat Baginda Rasulullah saw.

    Wassalammualaikum wr.wb.

    Balas
  • 14. Syah  |  April 12, 2007 pukul 2:06 am

    Mas Joesatch, Dajjal aza ga bs masuk Mekkah dan Madinah, apalagi yang lebih berbahaya dari Dajjal. ABCD = Aduh Bo Cape Dech…

    Balas
  • 15. Syah  |  April 12, 2007 pukul 8:22 am

    Assalamu’alaikumwarahmatullah…
    Buat “Umat Rasulullah” Mencintai rasulullah dapat diaplikasikan dengan menjalankan sunnah2 beliau.
    Kalo menurut anda mengaplikasikannya dengan maulid, kenapa ya? Para sahabat Nabi tidak pernah mengerjakannya, padahal kita tau, mereka para sahabat Nabi tidak perlu lagi diragukan keimanannya dan kecintaan mereka pada rasulullah, tapi mereka mengaplikasikannya dengan menghidupkan sunnah2 Nabinya.
    Manhaj salaf hanya merayakan Idul Fitri dan Idul Adha, sedangkan yang lainnya yang anda sebutkan, tidak dirayakan. Wallahu’alam.
    Semoga saya dan anda dicinta oleh Allah.
    Wassalam…

    Balas
  • 16. joesatch  |  April 12, 2007 pukul 8:55 am

    Mas Syah, logikanya gini:
    Anggap dajjal itu adalah sebuah virus kangen, wahaby itu rontokbro, mekah/madinah itu komputer yang sudah diinstalli anti-kangen (dalam konteks dajjal=anti-dajjal)

    virus kangen ga bisa masuk komputer tersebut, tapi rontokbro bisa karena LEBIH berbahaya (buktinya bisa menyebabkan komputer restart terus soale yang diserang svchost-nya) karena komputer tersebut cuma diinstalli anti-kangen.

    mekah dan madinah memang dijanjikan sebagai anti-dajjal, tapi bukan anti-wahaby. jadi jelas donk wahaby ini lebih berbahaya dari dajjal karena akses mereka lebih luas dari dajjal, hohohoho!

    jadi, analogi anda ga tepat. yang lebih hebat dan lebih berbahaya tentu saja bisa melakukan hal yang lebih dahsyat daripada yang biasa2 aja.

    dalam hal ini, karena dajjal itu “biasa” aja dan wahaby “lebih berbahaya”, makanya wahaby bisa masuk mekah.

    yak, sekian anggapan saya tentang wahaby pada kesempatan kali ini.

    ADUH BO SAYA JUGA CAPEK BANGET DEH AH AH AH…

    Balas
  • 17. Umat Rasulullah  |  April 13, 2007 pukul 4:45 am

    PERTANYAAN UNTUK saudaraku Syah atau Wahabi / salafy….

    1.Didalam majelis maulid ini kami memuji, bergembira,dan berhalawat kepada Baginda saw. sedang Allah menyuruh bergembira dengan rahmat Allah.Apakah kami melanggar hukum Syara’ ???
    Firman Allah;
    قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِفَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ
    Katakanlah (hai Muhammad) dengan kurniaan Allah dan rahmatNya, hendaklah (dengan itu) mereka bergembira.

    2.Bukankah Kelahiran Baginda Rasulullah saw merupakan RAHMAT ALLAH UNTUK SEKALIAN ALAM ????.

    3.Apakah anda BERGEMBIRA dengan kelahiran Baginda Rasulullah saw?, dan bagaimanakah cara anda mengaplikasikannya?.

    4.Apakah salah kita memuji & mengenang akhlak, Jasa2, Baginda saw agar sekalian Umat Muslim Sayang dan Cinta Kepada Beliu saw???

    Catatan untuk saudarku..wahabi/salafy
    1.Kalau Orang sudah Cinta & Mengidolakan Beliau saw.sudah pasti berusaha ingin mengikuti jejak ,Tingkah laku,dan apa yang disenangi oleh orang yang dicintainya.dan akan meninggalkan Apa yang tidak disukai ALLAH dan RasulNYA..itulah Hakikat Cinta.

    2.JanganLah Mengandalkan amal ibadahmu untuk bekalmu kelak dihari kiamat, Jadikanlah Amal ibadahmu untuk mendapatkan ke RidhaanNYA, Syafa’at Rasulullah dan Kecintaan ALLAH dan RasulNYA.
    seandainya engkau menhadapkan amalmu dihadapanNYA niscaya Dosa2mu akan menutup amal2mu.(kurang syukurnya engkau atas nikmat yang diberikan olehNYA, berkelu kesah ats NikmatNYA dll.) RENUNGKANLAH…RENUNGKANLAH…RENUNGKANLAH
    dalam keseharian kita dahulu dan sekarang.WAHAI SUADARAKU SEIMAN

    Akan tapi seandainya Cintamu kepadaNYA dan RasulNYA engkau hadapkan kepadaNYA kelak di hari kiamat.
    Demi Allah..DIA & RasulNYA akan Ridha kepadamu.

    Umar bin Khaththab ra. berkata Bahwa segala kebaikan terletak didalam keridhaan. Maka jika engkau mampu jadilah orang yang ridha; jika tidak mampu, jadilah orang yang sabar.”

    Mudah2an ini baik terutama bagi saya dan kaum musilimin dan muslimah..

    Ya..ALLAH…yang kepadaMU kami berharap
    Hamba yang penuh kekurangan, yang lalai dan dhalim ini Bermunajat kepadaMU.
    Tetapkanlah Hati ( Kami ) Hamba ini untuk selalu MencintaiMU & KekasihMU habibuna Sayyidina Muhammad saw dan kumpulkanlah kami kelak Di Hari kiamat di bawah Bendera KekasihMU (saw)
    Amin…amin….

    Balas
  • 18. Umat Rasulullah  |  April 13, 2007 pukul 4:49 am

    mudah2 pertanyaan saya secepatnya di jawab oleh saudara Syah.

    Balas
  • 19. Syah  |  April 13, 2007 pukul 5:25 am

    Mas joesatch, adakah yang lebih berbahaya dari fitnah dajjal?
    Kitakan tau, tidak ada rasul yang diutus kecuali memperingatkan umatnya terhadap fitnah dajjal.
    Masa sih Rasulullah tidak memperingatkan fitnah yang lebih besar dari fitnah dajjal? Karna memang tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah dajjal. Wallahu’alam.
    Kalo ada salah tolong beritahu saya ya! Karna ini masalah agama (Ih tatut…!)
    Sesungguhnya sebaik-baik akal adalah yang memperjuangkan Syariat Allah.
    ABCDE = Aduh Bo Cape Dech Ech..ech..ech…!

    Balas
  • 20. Umat Rasulullah  |  April 14, 2007 pukul 5:47 am

    SEBENARNYA SAYA SETUJU DENGAN MAS SUGIYANTO…..

    sugiyanto berkata..

    Standar amalan islam menurutku adalah Rosul dan para sahabatnya.

    Persatuan Islam terjadi jika umat islam seluruhnya kembali ke standar tersebut.

    Bila perbuatan (amalan) yang baik menurut kita yang ada sekarang tidak cocok dengan standar mestinya ditinggalkan. ” Jika perbuatan itu baik maka para sahabat nabi telah melaksanakan lebih dahulu”. Jadi, islam itu ya islamnya nabi dan para sahabatnya. Kita mengetahui semua ini dari para ulama yang mengikuti standar tersebut.

    Dalam hal perkataan yang pertama didahulukan adalah firman Alloh, kemudian Rosul. Jika ada perkataan manusia yang bertentangan dengan keduanya maka kita tinggalkan.

    PERTANYAAN UNTUK MAS SUGIYANTO..
    Bukankah RASUL SAW & SAHABAT ra ,hidup penuh kesederhanaan/zuhut ( Makan Pokoknya Roti kalau tidak ada roti kurma,pakaiannya 2 atau 3 helai saja ), Dermawan (mementingkan perut orang lain dari pada perutnya sendiri dan keluarganya ), menegakan keadilan ( yang haq) (menegakkan kebenaran tidak pandang keluarga,Ras dll),Ibadahnya(solat sunatnya, puasanya sangat banyak ).BUKANKAH ITU TERMASUK IBADAH yang Dilakukan Rasulullah saw & Sahabatnya ra.????

    AKAN TETAPI MAS KENAPA HARI-HARI SAYA TIDAK BISA MENGIKUTI JEJAK BELIUA SAW dan SAHABATnya. Contohnya;

    1. Kenapa kehidupan hari-hari saya tidak bisa kalau tidak makan NASI.(tidak makan kurma ama Roti) ?. dan pakaian saya banyak(lebih dari 5 mungkin 20 lembar) dilemari saya.

    2. Kenapa kehidupan hari-hari saya, pikirkan perut saya,anak2 saya,keluarga saya dulu baru mikirin perut orang lain,(sedangkan di jaman sekarang masih banyak umat islam yang masih kelaparan?

    3. Kenapa kehidupan hari-hari saya tidak bisa menegakkan keadilan (yang HAQ) sedangkan itu sudah melanggar sunah nabi saw ( tidak ada di jaman Nabi saw dan sahabatnya) misalnya Presiden negara saya ( merayakan Hari kemerdekaan & hari pahlawan), kepada atasan saya yg merayakan Hari kelahirannya(ulang tahun), keluarga, karabat merayakan Ulang tahunnya dll.yang CELAKANYA MAS SAYA IKUT MERAYAKANNYA. tidak bisa saya mengatakan itu tidak boleh/mengadah2 (bid’ah).karena tidak ada di zaman Rasul saw dan sahabatnya.

    4. Terus ibadah sholat & Puasa saya hanya yang wajib, kalau pun ada ibadah solat & puasa sunat,masih belang2 kambing / kadang-kadang melakukan terkadang tidak?.

    APAKAH SEMUA DIATAS TERMASUK BID’AH ???.

    sebenarnya saya mau ikut Rasul saw & Sahabat tapi tidak bisa.
    SEDANGKAN MAS SUGIYANTO BISA IBADAH sholat, puasa & Zuhut Seperti Nabi saw & Sahabatnya ?

    UNTUK MAS SUGIYANTO…..
    TOLONG DONG KASIH JAWABANNYA (Ada Apa Dengan Saya ) & TOLONG DONG BIMBINGANNYA.

    sebelumnya saya ucapkan terima kasih.semoga amalan MAS SUGIYANTO
    bertambah dengan Menjawab pertanyaan saya & Bimbingannya kepada saya & dilipat gandakan Oleh ALLAH swt..AMin

    Balas
  • 21. joesatch  |  April 14, 2007 pukul 8:31 am

    Mas Syah:::

    Lho, saya kan di awal sudah bilang, “Saya pikir.”
    Sekali lagi: “Saya pikir.”

    Jadi ya jelas, itu cuma pengandaian dari saya. Saya kan bukan termasuk golongan orang2 yang suka mencap orang lain sebagai ahli bid’ah dan kafir secara sewenang2 tanpa bukti yang jelas.

    Saya nggak mau mendahului keputusan Allah, mas. Saya nggak mau seperti mereka: Berani memastikan suatu hal yang belum nampak pasti wujudnya, dan belum jelas diputuskan salah oleh Allah.

    Sumpah! Saya nggak mau seperti mereka2 itu. ya kalau mereka benar. kalau salah? hiiiiiii………dosanya menyebarkan fitnah itu lho, mas, yang ga mau saya tanggung sendiri.

    Tapi, lagi-lagi saya pikir, yang diklaim ga bisa masuk mekkah itu kan Dajjal. Kalau pasukan pendahulunya gimana? Kalau barisan pelopornya gimana? Mungkin ya mereka2 itu memang bisa masuk Mekkah – soalnya mereka kan bukan Dajjal itu sendiri. cuma skdar barisan pelopornya. Ini pengandaian dari saya lagi lho 😛

    Sesungguhnya, sebaik2nya akal adalah yang memperjuangkan syariat SECARA BENAR, PROPORSIONAL, DAN PADA TEMPATNYA (lagi2 ini menurut saya)

    P.S. Mungkin mereka2 itu jadi berani karena dosanya ditanggung rame2 ya? Sama keseluruhan kelompok mereka yang mengatasnamakan ahlusunnah itu?

    Balas
  • 22. Syah  |  April 16, 2007 pukul 1:16 am

    1.Didalam majelis maulid ini kami memuji, bergembira,dan berhalawat kepada Baginda saw. sedang Allah menyuruh bergembira dengan rahmat Allah.Apakah kami melanggar hukum Syara’ ???
    Firman Allah;
    قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِفَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ
    Katakanlah (hai Muhammad) dengan kurniaan Allah dan rahmatNya, hendaklah (dengan itu) mereka bergembira.
    Jawab: Memuji, bergembira dan bersholawat kepada Rasulullah saw saya setuju. Tapi diadakannya pada maulid, yang diadakan satu tahun sekali, saya tidak setuju. Kita mengenangnya seharusnya hampir setiap saat, contoh kalau makan pakai tangan kanan, karna ingat anjuran Rasulullah saw.

    2.Bukankah Kelahiran Baginda Rasulullah saw merupakan RAHMAT ALLAH UNTUK SEKALIAN ALAM ????.
    Jawab: Yap saya setuju.

    3.Apakah anda BERGEMBIRA dengan kelahiran Baginda Rasulullah saw?, dan bagaimanakah cara anda mengaplikasikannya?.
    Jawab: Yap bergembira. Mengaplikasikannya dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya, semampu saya.

    4.Apakah salah kita memuji & mengenang akhlak, Jasa2, Baginda saw agar sekalian Umat Muslim Sayang dan Cinta Kepada Beliu saw???
    Jawab: Tidak salah, tapi mengenangnya bukan pada setiap tahun aza.

    Sesungguhnya masih banyak sunnah yang belum kita kerjakan, tapi mengapa kita mencari yang bid’ah.
    Bukankah Rasulullah meninggalkan kita pada bulan rabiul awal juga? Kalo iya, seharusnya (Kata ulama) kita lebih mendahulukan kesedihan kita karna ditinggal oleh Rasulullah saw. Wallahua’lam.

    Balas
  • 23. Syah  |  April 16, 2007 pukul 1:23 am

    Buat joesatch:
    Waktu itu bilang Wahaby lebih dari Dajjal, sekarang bilang Wahaby hanya pelopor Dajjal.
    Udah dulu mas ya, pertanyaan lebih lanjut ke Muslim.or.id. Saya bukan ahlinya (Ih tatut…).

    Balas
  • 24. Syah  |  April 16, 2007 pukul 1:39 am

    Assalamua’laikum…
    Buat “Umat Rasulullah”: Maaf ya, baru balas, abisnya ana maen di kantor. Hari Jumat pulang dan baru kembali hari ini.
    Wassalam…

    Balas
  • 25. T Mulya  |  April 16, 2007 pukul 8:44 am

    Mas Syah bilang bahwa para sahabat tidak pernah mengadakan peringatan Maulid Nabi saaw. Dalam hal ini ada beberapa hal yang patut direnungkan. Pertama, kenyataan bahwa para sahabat tidak pernah mengadakan peringatan Maulid, tidak bisa diartikan bahwa peringatan Maulid Nabi adalah perbuatan bida’ah. Menurut saya perbuatan para sahabat tidak bisa dijadikan dalil atau dasar untuk membid’ahkan peringatan Maulid.

    Kedua, sesungguhnya peringatan suatu yang berkaitan dengan individu/pribadi atau lembaga, negara dsb, adalah suatu perbuatan yang bersifat teknis dan tidak termasuk dalam bidang Ibadah seperti salat, shaum, dsb.

    Dalam hubungan dengan pribadi Nabi, banyak sekali ayat dan hadis2 yang memerintahkan atau paling tidak menganjurkan umat Islam untuk mencintai Nabi dan keluarganya, karena bagaimana mungkin kita sebagai umat Muhammad saaw yang muncul jauh setelah wafatnya beliau bisa mengenal dan mencintai beliau tanpa membaca sejarah atau riwayat beliau dan keluarganya ? Dan salah satu sarananya adalah melalui peringatan Maulid Nabi saaw ?

    Menurut saya orang akan sulit dan tidak menghayati / menjalankan suatu perintah dari seorang pemimpin, apabila dia tidak mencintai orang yang memerintahnya, dalam hal ini Muhammad saaw. Apalagi kita ini umat yang tidak pernah bertemu secara fisik dengan beliau.

    Satu contoh lainnya adalah perintah membaca atau mempelajari AlQuran. Tentunya bagi kita orang Indonesia terlebih dahulu harus menguasai dulu huruf AlQuran/Arab. Nah, dewasa ini banyak sekali metode untuk bisa membaca / melek huruf AlQuran. Apakah mengembangkan metode seprti ini termasuk bid’ah karena zaman Nabi tidak ada ?

    Disamping itu pada zaman para sahabat, katakanlah zaman Khalifah yang empat, tidak ada kebutuhan untuk mengadakan peringatan Maulid, karena masih banyak para sahabat yang menjadi pilar Islam seperti Ali bin Abi Talib, Salman Al Farisi, Abu Dzar, Abu Bakar dll. Adapun pada zaman tabiit tabiin tidak ada praktek seperti itu, kemungkinan karena munculnya pemerintahan yang otoriter seperti Dinasti Bani Umayah yang sangat membenci hal2 yang berbau Bani Hasyim.

    Balas
  • 26. cinta Rasulullah  |  April 16, 2007 pukul 8:58 am

    1. Hukum Maulud Dalam Mazhab Shafie
    Untuk mengetahui hukum merayakan hari peringatan maulud Nabi SAW insyALLAH akan kami cuba bawakan fatwa-fatwa ulama’ muktabar dalam Mazhab Shafie.
    IMAM JALALUDDIN SAYUTI
    Imam sayuti adalah ulama besar dalam Mazhab Shafie. Lahir tahun 849 H. di Asiyut, Mesir dan wafat tahun 199 H.

    Karangan beliau dianggarkan sebanyak 500 buah kitab dalam bermacam-macam ilmu pengetahuan Islam termasuk tafsir, hadis, fiqah, hustalah, nahu, usul, bayan, sejarah, adab, kedoktoran dan lain-lain.

    Diantara karangan beliau ialah:

    Syarah Kitab Hadis Nisai.
    Syarah Kitab Hadis Muwatta’ Imam Malik.
    Separuh dari Tafsir Jalalen.
    Al-Itqan fi Ulumilquran.
    Al-Asybah wan Nazair.
    Apabila ditanya orang tentang amalan maulud Nabi pada bulan Rabi’ul-Awwal, apakah hukumnya menurut syara’, apakah pekerjaan itu dipuji aau dicela, apa siperlaku nya diberi pahala atau tidak?
    Jawab beliau:

    “Ibadat macam itu adalah bid’ah Hasanah (bid’ah baik) yang diberi pahala mengerjakannya kerana dalam amal ibadat itu terdapat suasana membesarkan Nabi, melahirkan kesukaan dan kegembiraan atas lahirnya Nabi Muhammad SAW yang mulia”

    SAYID AHMAD BIN ZAINI DAHLAN
    Berkata Sayid Ahmad bin Zaini Dahlan, Mufti Mazahab Syafie di Mekah di dalam kitab Siratun Nabi:

    Telah berlaku kebiasaan bahawa orang apabila mendengar kisah Nabi dilahirkan, maka ketika Nabi lahir itu mereka berdiri bersama-sama untuk meghormati dan membesarkan Nabi Muhammad saw. Berdiri itu adalah hal yang mustahsan (bai) kerana dasarnya ialah membesarkan Nabi Muhammad saw dan sesungguhnya telah mengerjakan hal serupa itu banyak dari ulama-ulama ikutan umat.
    I¹anatut Talibin, juzu III muka surat 363.
    Sayid Zaini Dahlan wafat tahun 1304H, di antara karangan beliau ialah:

    Al-Futuhatul Islamiyah.
    Tarikh Daulatul Islamiyah.
    Ad-Durarus Saniyah firraddii alal Wahabiyah

    Balas
  • 27. Syah  |  April 17, 2007 pukul 3:02 am

    Assalamua’laikum…
    Saya bukan ahlinya, lebih baek ke muslim.or.id, untuk pertanyaan lebih lanjut.

    Dari T Mulya:
    Mas Syah bilang bahwa para sahabat tidak pernah mengadakan peringatan Maulid Nabi saaw. Dalam hal ini ada beberapa hal yang patut direnungkan. Pertama, kenyataan bahwa para sahabat tidak pernah mengadakan peringatan Maulid, tidak bisa diartikan bahwa peringatan Maulid Nabi adalah perbuatan bida’ah. Menurut saya perbuatan para sahabat tidak bisa dijadikan dalil atau dasar untuk membid’ahkan peringatan Maulid
    Jawab: Para sahabat terukir di dalam Al-Quran sebagai orang2 yang diridhoi Allah. Yuk… Kita ikuti jalan mereka yang jelas2 diridhoi.

    Dalam hubungan dengan pribadi Nabi, banyak sekali ayat dan hadis2 yang memerintahkan atau paling tidak menganjurkan umat Islam untuk mencintai Nabi dan keluarganya, karena bagaimana mungkin kita sebagai umat Muhammad saaw yang muncul jauh setelah wafatnya beliau bisa mengenal dan mencintai beliau tanpa membaca sejarah atau riwayat beliau dan keluarganya ?
    Jawab: Saya setuju.

    Dan salah satu sarananya adalah melalui peringatan Maulid Nabi saaw ?
    Jawab: Saya tidak setuju.

    Balas
  • 28. Syah  |  April 17, 2007 pukul 3:22 am

    Mas T Mulya:
    Adapun pada zaman tabiit tabiin tidak ada praktek seperti itu, kemungkinan karena munculnya pemerintahan yang otoriter seperti Dinasti Bani Umayah yang sangat membenci hal2 yang berbau Bani Hasyim.
    Jawab: Kata “kemungkinan” asalnya dari mana mas, Ulama? Kitab? Sebaiknya dalam berkata kita perlu hati2. Contoh misalnya ada seseorang yang bertanya, bagaimana cara mengatasi jantung yang bergerak dengan lambat?, maka kita takakan menjawabnya jika kita bukan ahlinya. Ini hanya masalah dunia, apalagi masalah akhirat.

    Balas
  • 29. Syah  |  April 17, 2007 pukul 5:19 am

    Ini buat Cinta Rasulullah dan T Mulya dan yang laen juga boleh.
    Manhaj salaf salah satunya mengikuti orang-orang sholeh, yang mereka mengikuti 3 generasi terbaik dengan baik, dan jika ada berlainan pendapat antara mereka maka kita ambil pendapat yang kuat, tanpa menghina ulama, karna para ulama jika salah dalam pendapatnya diganjar dengan sau pahala. Wallahua’lam. (Kalo ada salah tolong betulin).

    Balas
  • 30. Syah  |  April 17, 2007 pukul 8:23 am

    Ini pendapat ulama tentang maulid dari muslim.or.id Disalin dari buku “Maa hukmul Ihtifal bi maulidin –Naby”, ditulis oleh Imam Syaukani, editor Abu Ahmad Abdul Aziz bin Ahmad bin Muhammad bin Hamuud Al Musyaiqih, diterjemahkan oleh Ali Musri Lc, Aspri Rahmat Lc, Arifin Badri Lc, dan M. Nur Ihsan Lc.).

    Jawaban Imam Asy Syatiby ketika ditanya tentang hal ini. Beliau menjawab “adapun yang pertama yaitu mewasiatkan sepertiga harta untuk pelaksanaan maulid sebagaimana yang banyak dilakukan manusia ini adalah bid’ah yang diada-adakan, setiap bid’ah itu adalah sesat, bersepakat untuk melakukan bid’ah tidak boleh, dan wasiatnya tidak dilakukan, bahkan diwajibkan kepada qodhi untuk membatalkannya dan mengembalikan sepertiga harta tersebut kepada ahli waris supaya mereka bagi sesama mereka, semoga Allah menjauhkan para kaum fakir dari menuntut supaya dilaksanakannya wasiat seperti ini. (dikutib dari fatwa Asy syatiby, no: ( 203, 204 ).

    Jawaban Al Hafizh Abu Zur’ah Al ‘Iroqy ketika ditanya tentang orang yang melakukan maulit apakah dianjurkan atau makruh?, apakah ada dalil yang memerintahkannya?, atau pernahkah dilakukan oleh orang yang dicontoh perbuatannya?. Ia menjawab: “memberi makan orang yang lapar dianjurkan dalam setiap waktu, apa lagi bergembira atas munculnya cahaya kenabian pada bulan yang mulia ini, tapi tidak kita temukan seorang pun dari generasi salaf (para ulama yang terdahulu) yang melakukan hal demikian, sekali pun sekedar memberi makan orang yang kelaparan”. Lihat “tasyniiful Azan” hal: 136.

    Fatwa Abu Fahdal Ibnu Hajar Al ‘Asqolany tentang hukum maulid yang dinukil oleh As suyuthy dalam kitabnya “Husnul maqsad fi ‘amalil maulid” di situ Ia katakan: “asal perbuatan maulid adalah bid’ah tidak seorang pun dari generasi salafus sholeh yang melakukannya dalam tiga abad pertama”. Lihat “Al hawy lil fatawa” hal: (1 / 196).

    Balas
  • 31. Syah  |  April 17, 2007 pukul 8:32 am

    Terakhir saya berpendapat (bisa salah, bisa benar, kalo ada pendapat yang lebih kuat ikutin aza yang itu daripada pendapat saya). Ada dua pendapat saya nih:
    1. Misal Maulid itu baik, maka saya tak apa-apa (Insya Allah) karna para shahabat yang diridhoi Allah dan dipuji Rasulullah pun tak mengerjakan maulid.
    2. Tapi jika Maulid itu jelek, maka orang-orang yang mengadakannya akan terkena ancaman Rasulullah, setiap bid’ah sesat. Wallahu’alam.
    Ya Allah tunjukilah kami ke jalan lurus-Mu!

    Balas
  • 32. Sutopo  |  April 17, 2007 pukul 10:30 am

    Pendapat Para Imam dan Muhaddits
    Tentang Perayaan Maulid

    1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
    Telah jelas dan kuat riwayat yang sampai padaku dari shahihain bahwa Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yang berpuasa hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka berkata : “hari ini hari ditenggelamkannya Fir’aun dan Allah menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada Allah swt, maka bersabda Rasul saw : “Kita lebih berhak atas Musa as dari kalian”, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yang diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dengan pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur’an, maka nikmat apalagi yang melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah swt “SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG-ORANG MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA” (QS Al Imran 164)

    2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
    Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dengan sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa akikah beliau saw yang kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur beliau saw kepada Allah swt yang telah membangkitkan beliau saw sebagai Rahmatan lil’aalamiin dan membawa Syariah untuk ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman-teman dan saudara-saudara, menjamu dengan makanan-makanan dan yang serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. Bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid dengan nama : “Husnulmaqshad fii ‘amalilmaulid”.

    3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) :
    Merupakan Bid’ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dengan kelahiran Nabi saw.

    4. Pendapat Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah dalam kitabnya ‘Urif bitta’rif Maulidissyariif :
    Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya apa keadaanmu?, ia menjawab : “di neraka, tapi aku mendapat keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan karena Tsuwaibah menyusuinya (saw)” (shahih Bukhari hadits no.4813). maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alqur’an turun mengatakannya di neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yang gembira atas kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah sungguh-sungguh ia akan dimasukkan ke sorga kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.

    5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
    Serupa dengan ucapan Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, yaitu menukil hadits Abu Lahab.

    6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah
    berkata “tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat islam di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pada malamnya dengan berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan berlimpah terhadap mereka keberkahan yang sangat besar”.

    7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah
    dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : “ketahuilah salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi saw”

    8. Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah
    dengan karangan maulidnya yang terkenal “al aruus” juga beliau berkata tentang pembacaan maulid, “Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dengan tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yang membacanya serta merayakannya”.

    9. Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah
    dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah juz 1 hal 148 cetakan al maktab al islami berkata: “Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kepada orang yang menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai hari besar”.

    10. Imam Al hafidh Al Muhaddis Abulkhattab Umar bin Ali bin Muhammad yang terkenal dengan Ibn Dihyah alkalbi dengan karangan maulidnya yg bernama “Attanwir fi maulid basyir an nadzir”.

    11. Imam Al Hafidh Al Muhaddits Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri dengan maulidnya “urfu at ta’rif bi maulid assyarif”

    12. Imam al Hafidh Ibn Katsir yang karangan kitab maulidnya dikenal dengan nama : “maulid ibn katsir”

    13. Imam Al Hafidh Al ‘Iraqy dengan maulidnya “maurid al hana fi maulid assana”

    14. Imam Al Hafidh Nasruddin Addimasyqiy telah mengarang beberapa maulid : Jaami’ al astar fi maulid nabi al mukhtar 3 jilid, Al lafad arra’iq fi maulid khair al khalaiq, Maurud asshadi fi maulid al hadi.

    15. Imam assyakhawiy dengan maulidnya al fajr al ulwi fi maulid an nabawi

    16. Al allamah al faqih Ali zainal Abidin As syamhudi dengan maulidnya al mawarid al haniah fi maulid khairil bariyyah

    17. Al Imam Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad As syaibaniy yang terkenal dengan ibn diba’ dengan maulidnya addiba’i

    18. Imam ibn hajar al haitsami dengan maulidnya itmam anni’mah alal alam bi maulid sayid waladu adam

    19. Imam Ibrahim Baajuri mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dengan nama tuhfa al basyar ala maulid ibn hajar

    20. Al Allamah Ali Al Qari’ dengan maulidnya maurud arrowi fi maulid nabawi

    21. Al Allamah al Muhaddits Ja’far bin Hasan Al barzanji dengan maulidnya yang terkenal maulid barzanji

    23. Al Imam Al Muhaddis Muhammad bin Jakfar al Kattani dengan maulid Al yaman wal is’ad bi maulid khair al ibad

    Namun memang setiap kebaikan dan kebangkitan semangat muslimin mestilah ada yg menentangnya, dan hal yg lebih menyakitkan adalah justru penentangan itu bukan dari kalangan kuffar, tapi dari kalangan muslimin sendiri, mereka tak suka Nabi saw dicintai dan dimuliakan, padahal para sahabat radhiyallahu’anhum sangat memuliakan Nabi saw, Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq ra menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yg sakit maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu diminumkan pada yg sakit (shahih Muslim hadits no.2069).

    seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar kemudian ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu mushollah dirumahnya, maka Rasul saw datang kerumah orang itu dan bertanya : “dimana tempat yg kau inginkan aku shalat?”. Demikian para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul saw hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130). Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah dihadapan sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar ra), “Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul saw dan Abubakar ra”, maka ketika Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu” (dimakamkan disamping makam Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra Kuburan Nabi saw mempunyai arti yg sangat Agung, hingga kuburannya pun ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia berkata : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu”.

    Buat saudaraku Syah mudah2an kita semua di karuniakian Pentunjuk oleh Allah.
    Pesan saya kepada saudara Syah Perbanyaklah Shalawat setelah sholat wajib & Setelah Sholat Tahajjud. setelah itu anda berdo’alah dengan Tawaduh berharap mencari kebenaran PERKARA MAULID ini.insyaAllah saudara akan di karuniakan ALLAH Petunjuk yg benar.Amin….

    Balas
  • 33. cinta Rasulullah  |  April 17, 2007 pukul 10:33 am

    NB : Just Info
    Cinta Rasulullah , umat Rasulullah & Sutopo orangnya sama.

    Balas
  • 34. joesatch  |  April 19, 2007 pukul 2:59 am

    Syah:::
    lha…itu dia. kemungkinannnya jadi banyak, kan? lha karena saya belum tau pastinya soale. saya kan ndak berani memastikan mendahului kepastian dari Tuhan saya 🙂 gemana?

    Balas
  • 35. cinta Rasulullah  |  April 19, 2007 pukul 9:04 am

    Buat Mas Syah……..

    Sebenarnya yang menjadi permasalahan bukanlah perbedaan masalah khilafiyah, namun yang menjadi masalah yang harus diluruskan adalah bahwa gerakan fitnah ini membuat terpecah belahnya masyarakat, mereka berusaha sekuat tenaga membuat masjid-masjid Ahlussunnah waljamaah berantakan dan pengurusnya saling bermusuhan, maka jelaslah harus diberantas dan diperangi, dengan kelembutan tentunya, dengan bayan dan dalil yang jelas dan shahih, dan juga dalil-dalil ‘aqli yang merupakan mutiara hikmah dari hikmah ilahiah, dan meluruskan kesesatan mereka yang berhujjah dengan hawa nafsu dan kesesatan, demikianlah kemenangan Sayyidina Muhammad saw..

    Semoga Allah mencurahkan Rahmat dan Pertolongan Nya pada kami, untuk terus membersihkan wilayah kami ini dari sampah yang paling berbahaya dan PENYAKIT MENULAR YANG PALING KRONIS, yaitu PENYAKIT HATI YANG MENOLAK KEMULIAN NABI MUHAMMAD SAW, PENYAKIT INI ADALAH PENYAKIT IBLIS YANG MENOLAK MEMULIAKAN ADAM AS,
    CATATAN ;
    SEBAGAIMANA IBLIS TAK PERNAH MENOLAK BILA DIPERINTAHKAN SUJUD KEPADA ALLAH SWT, NAMUN IBLIS MENOLAK MEMULIAKAN ORANG YG DIMULIAKAN ALLAH SWT, penyakit kronis ini menular dan hingga kini wabah ini sedang gencar gencarnya menyerang masyarakat muslimin.. Semoga dalam waktu dekat bangkitlah semangat muslimin untuk mengobati dirinya, keluarganya, anak-anaknya, tetangganya, masyarakatnya, dengan beridolakan Sayyidina Muhammad saw, satu-satunya idola yang paling pantas untuk dicintai, digandrungi dan dipanut segala gerak geriknya sepanjang masa.

    Ada apa pada kelahiran Sang Nabi saw ?
    Berkata Abbas bin Abdulmuttalib ra : “dan Engkau saat kelahiranmu terbitlah cahaya di permukaan Bumi dan terang benderanglah Angkasa dengan cahayamu, maka kami selalu dalam naungan sinar itu dan dalam cahaya yang terang benderang dan terus mendalami Bimbingan Kebahagiaan” Syair diatas diriwayatkan :
    – Majmu’izzawa’id oleh Imam Ibn Hajar Alhaitsami Juz 8 / hal 217
    – Almustadrak ‘Ala Shahihain oleh Imam Hakim Juz : 3 / hal : 34 / hadits no.5417
    – Majmu’ul Kabiir Imam Thabrani Juz.4 / hal.213 / hadits no.4167
    – Sir A’lamunnubala oleh Imam Addzahabiy Juz.2 / hal.103
    – Shafwatusshafwah oleh Imam Abul Faraj Juz.1 / hal.54
    – Al Isti’ab oleh Imam Yusuf Ibn Abdulbar Juz 2. / hal.447

    Demikian luapan kegembiraan para sahabat Rasul saw dalam merayakan dan memuliakan hari kelahiran Sang Nabi saw, demikian pula kesemua orang-orang mukmin hingga kini, selalu ingin membangkitkan syiar agar bangkit pada sanubari ummat ini semangat untuk mengingat dan mencintai Sang Nabi saw. Dan siapapula yang tak gembira dengan kelahiran sang Nabi saw?, hanya syaitan dan pengikutnya yang sangat membenci hari kelahiran pembawa hidayah ini, dan tiada hari yang paling mereka benci sepanjang usia bumi ini selain hari kelahiran sang Nabi saw, karena dengan lahirnya Nabi terakhir ini, bermulalah seluruh kemuliaan yang menyempurnakan seluruh ajaran ajaran Allah sebelumnya, namun sebaliknya para Mukminin, khususnya ummat beliau saw, tentulah bagi mereka tak ada kegembiraan melebihi kegembiraan pada hari kelahiran sang Nabi saw.

    Allah swt berfirman dalam surat Al Hijr ayat 72, “DEMI USIAMU (Wahai Muhammad), SUNGGU MEREKA ITU TEROMBANG AMBING DALAM KESESATAN”, Ayat tersebut sebagaimana Tafsir Imam Qurtubi, Tafsir Imam Thabari, Shahih Bukhari dan Ijma’ segenap Ulama bahwa Allah swt menunjukkan kemuliaan Sang nabi saw dan Allah Bersumpah dengan Kehidupan sang nabi saw, ada apa pada kehidupan sang Nabi ?, karena pada kehidupan beliaulah Allah menyempurnakan segenap ajaran ajaran Nya yg terdahulu melalui para Nabi sebelum beliau saw, Dan usia beliau ini tentunya dimulai pada Kelahiran beliau saw hingga wafatnya, maka fahamlah kita betapa mulianya hari kelahiran beliau saw, sebagaimana Allah bersumpah dengan usia beliau saw.

    Seputar acara pesta kelahiran Sang Nabi saw.
    Mengenai perayaan kelahiran Rasul saw memang tak pernah diadakan di zaman Rasul saw, tak pula di zaman sahabat radhiyallahu’anhum, karena memang tak perlu dirayakan, karena tak dirayakanpun mereka telah sangat mencintai Rasul saw dan beridolakan Rasul saw, sebagaimana sedemikian banyak syair-syair para sahabat yang diantaranya disebutkan diatas. Ketika semakin jauhnya ummat ini dari kehidupan sang Nabi saw, maka mereka semakin jauh dari syariah, semakin jauh dari ketaatan, semakin jauh dari mengenal sang Nabi saw apalagi mencintainya, apalagi beridolakan beliau saw, maka para Ulama mulai berfikir untuk menghidupkan kembali semangat kecintaan pada Nabi saw, karena seluruh ketaatan kepada Allah adalah Syariah dan Sunnah Rasul saw, bila seseorang telah mencintai Nabinya, maka tentulah mereka akan mengikuti ajarannya saw.

    Maka dibuatlah perayaan untuk membesarkan syiar kelahiran Nabi saw, dan hal ini merupakan Bid’ah hasanah, sebagaimana penjilidan Alqur’an pun merupakan Bid’ah hasanah, karena tak ada perintah dalam ayat manapun ataupun hadits Rasul saw agar Alqur’an di bukukan dalam satu kitab, hal ini merupakan Ijma’ sahabat di masa Khilafah Utsman bin Affan ra, sebagaimana dikumpulkanlah seluruh Qurra’ dan Huffadh yang ada, termasuk padanya Ali bin Abi Thalib ra, Abdullah bin Abbas ra, Abdullah bin Umar ra, dan seluruh Ulama sahabat, lalu ditulislah satu kitab dengan kesaksian mereka semua, dan disahkan sebagai Kitab Alqur’an (Al Itqan, oleh Alhafidh Imam Assuyuthi).

    Inilah Bid’ah terbesar yang pernah ada dalam ummat ini, namun ini adalah Bid’ah hasanah, karena merupakan maslahat bagi ummat. Demikian para sahabat, mereka tak menuding seluruh Bid’ah adalah kemungkaran, sebagaimana pemahaman sempit yang muncul di zaman sekarang.. Lalu muncul pula Bid’ah bid’ah lainnya, seperti Pembukuan Hadits, juga Ilmu Hadits, Ilmu Mustalah Hadits, Ilmu Tafsir, yang kesemua itu adalah Bid’ah Hasanah. Lalu pula pemberian titik pada Alqur’an, karena di zaman sahabat Alqur’an itu belum ada titiknya, hingga tak dapat dibedakan antara Jiim, haa, atau Khaa’. Tak pula bisa dibedakan antara Taa, Tsaa, dan Baa’. Barulah kemudian diberi titik, jauh setelah zaman sahabat radhiyallahu’anhum, inipun Bid’ah, namun siapa pula yang dapat mengenal membaca Alqur’an dimasa kini bila tidak ada titiknya?, sahabat memahaminya karena mereka hafal atau paling tidak sering mendengarnya dari Rasul saw. Lalu kemudian dimasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Alquran itu diberi harakah, yaitu Fathah, Kasrah, Dhammah, Tasydiid, dan lainnya. Tidak lain agar lebih mudah dibacanya, dan inipun Bid’ah.

    Demikian pula perayaan Maulid Nabi saw, yang diada-adakan dengan tujuan mulia, yaitu memunculkan sosok Muhammad saw sebagai idola dan Pimpinan Terbesar, dan tak ada tujuan lain selain membangkitkan kecintaan pada beliau saw, dan ini merupakan Bid’ah hasanah. Sebagaimana landasan kita dan landasan para Ulama’inalkiram dan para sahabat mengenai Bid’ah Hasanah yaitu Hadits riwayat Imam Muslim Sabda Rasul saw :
    “Barangsiapa yang membuat buat didalam islam kebiasaan yang baik, maka baginya pahalanya dan pahala semua yang mengamalkannya tak dikurangkan sedikitpun dari pahala itu, dan Barangsiapa yang membuat-buat didalam islam kebiasaan yang buruk, maka baginya dosanya dan dosa semua yang mengamalkannya tanpa dikurangkan sedikitpun dari dosa-dosa itu”. (Shahih Muslim Juz.2 / hal.705 / hadits no.1017 dan juga pada Juz.4 / hal.2059 / hadits no.1017).

    Demikianlah dari kami.Mudah2an Oknum-oknum yang Menolak Maulid NABI SAW.Mendapatkan Karunia Hidayah Dari Allah SWT.Agar Sadar Dari KESALAFAHAMANnya Selama ini..Amin…

    Balas
  • 36. Syah  |  April 19, 2007 pukul 11:44 pm

    Dari joesatch:
    Syah:::
    lha…itu dia. kemungkinannnya jadi banyak, kan? lha karena saya belum tau pastinya soale. saya kan ndak berani memastikan mendahului kepastian dari Tuhan saya gemana?
    Jawab: Kenapa harus berucap ya akhi!

    Dari cinta Rasulullah:
    Namun memang setiap kebaikan dan kebangkitan semangat muslimin mestilah ada yg menentangnya, dan hal yg lebih menyakitkan adalah justru penentangan itu bukan dari kalangan kuffar, tapi dari kalangan muslimin sendiri, mereka tak suka Nabi saw dicintai dan dimuliakan, padahal para sahabat radhiyallahu’anhum sangat memuliakan Nabi saw, Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq ra menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yg sakit maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu diminumkan pada yg sakit (shahih Muslim hadits no.2069).
    Jawab: Imam Malik (Gurunya Imam Syafi’i) : Tak akan jaya umat ini selama tidak mengikuti apa yang telah menjadi jaya generasi sebelumnya. Ya akhi bukanlah kejayaan itu dengan mengerjakan bid’ah. Saya mo nanya, jayaan zaman mana: Sahabat yang tak mengerjakan maulid dengan zaman ini yang mengerjakan maulid (Bukan berarti dengan maulid atau tidaknya menjadi tolak ukur kejayaan, tapi hanya membantah pendapat anda).

    Dari cinta Rasulullah:
    PENYAKIT MENULAR YANG PALING KRONIS, yaitu PENYAKIT HATI YANG MENOLAK KEMULIAN NABI MUHAMMAD SAW, PENYAKIT INI ADALAH PENYAKIT IBLIS YANG MENOLAK MEMULIAKAN ADAM AS,
    Jawab: Siapa yang anda maksud menolak kemulian Rasulullah, jika anda mengatakan yang tak mengerjakan maulid, maka gimana dengan para shahabat, dan orang2 sholeh setelah mereka yang tak mengerjakan maulid ? (semoga anda tidak mengatakan mereka-semoga Allah merahmati mereka-terkena penyakit iblis)

    Tentang masalah maulid hentikan sampai disini, karana saya beranggapan ini debat kusir. Padahal saya hanya ingin mengatakan Sahabat sebagai acuan dalam beragama.
    Tentang ulama yang mendukung maulid, sebagiannya juga mengatakan itu bid’ah (liat tulisan saya sebelumnya).

    Ternyata anda beranggapan ada bid’ah hasanah, apakah ini menjadi asal usul ketidak sepahaman?

    Ya Allah jadikan hamba-Mu ini orang yang mencintai utusan-Mu, dengan mengerjakan sunnah2 Beliau, dan menjauhi larangan Beliau (salah satunya menjauhi bid’ah).

    Balas
  • 37. Syah  |  April 20, 2007 pukul 12:03 am

    Tentang dalil2 adanya bid’ah hasanah, sudah dijawab para ulama kok. Kalo mau, ada bukunya yang berjudul “Adakah bid’ah hasanah?” (walaupun saya belum membacanya). Tapi saya sedikit tau kok (alhamdulillah) tentang membantah dalil2 yang anda sebutkan (Bukan membantah dalilnya, tapi pemahaman yang keliru). Wallahua’lam.

    Balas
  • 38. Syah  |  April 20, 2007 pukul 3:32 am

    Saya copy paste dari : http://www.nouralislam.org. Semoga bermanfaat.

    TATA CARA MENGAGUNGKAN NABI

    BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIEM

    Segala puji hanya milik Allah. Kami memujiNya, memohon pertolonganNya, memohon ampunanNya dan bertaubat kepadaNya. Demikian pula kami selalu berlindung diri kepadaNya dari kejahatan jiwa dan perbuatan buruk kami. Siapa saja yang diberi hidayah oleh Allah, maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan siapa saja yang disesatkan oleh Allah maka tiada yang bisa menunjukinya. Saya bersaksi, tidak ada Tuhan yang disembah secara haq melainkan hanya Allah, tiada sekutu bagiNya. Dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad r itu adalah hamba Allah dan utusanNya. Shalawatullah semoga senantiasa dilimpahkan kepada beliau, keluarganya, para sahabatnya dan segenap umat yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.

    a)- MENJELASKAN KEDUDUKAN NABI

    Tidak mengapa, menerangkan kedudukan beliau sambil memujinya dengan pujian yang diberikan Allah kepadanya dan menyebutkan kedudukannya yang diberikan Allah kepadanya serta meyakini hal tersebut. Hanya saja tidak boleh mengkhususkan hari tertentu, karena jika berbuat demikian maka sungguh kita terperosok ke lembah bid’ah (melakukan ajaran agama tanpa dasar dari Nabi r). Memang Nabi r memiliki kedudukan tinggi yang telah ditempatkan Allah baginya, yaitu “hamba Allah, RasulNya, pilihanNya dari semua makhlukNya dan secara mutlak beliau adalah makhluk yang paling afdhal”. Beliau merupakan utusan Allah untuk segenap manusia. Beliau adalah Rasul termulia dan penutup para nabi yang tiada lagi Nabi setelah beliau. Allah telah membedah dadanya -ingat peristiwa belah dada ketika beliau berada di kalangan Bani Sa’d- dan meninggikan namanya. Beliau adalah pemilik “maqam mahmud” (tempat terpuji) yaitu tempat yang Allah khususkan baginya untuk memberikan syafaat kepada seluruh manusia ahli tauhid pada hari kiamat. Beliau merupakan orang yang paling takut dan takwa kepada Allah dari seluruh makhluk yang pernah ada.

    b)- MENGAGUNGKAN SUNNAH NABI

    Termasuk salah satu bentuk pengagungan Nabi r adalah dengan mengagungkan sunnahnya dan berkeyakinan akan kewajiban mengerjakannya, karena sunnah-sunnah beliau adalah wahyu dari Allah semata. Allah berfirman: [dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) ] (An-Najm: 3-4)

    Oleh karena itu, tidak boleh membikin keraguan di dalam sunnah-sunnah beliau dan mencelanya ataupun bahkan menghinanya.

    c)- KEWAJIBAN MENCINTAI NABI DAN MENGAGUNGKANNYA

    Wajib bagi setiap hamba untuk mencintai Allah, yaitu sebuah bentuk ibadah yang paling agung. Setelah dia mencintai Allah, maka wajib mencintai Rasulullah. Karena beliau adalah seorang penyeru kepada Allah dan pemberitahu tentang syari’atNya. Makanya, cinta (mahabbah) kepada beliau adalah selalu menyertai cinta kepada Allah dan menempati rangking kedua (setelah cinta kepada Allah). Nabi r bersabda: “Tidak (sempurna) iman salah seorang di antara kalian, hingga menjadikan diriku lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia yang ada” (Muttafaq ‘Alaih)

    d)- TUNTUTAN-TUNTUTAN CINTA NABI

    Rasa cinta kepada beliau menuntut beberapa hal, di antaranya adalah: mengagungkannya, menghormatinya, mengikutinya, lebih mendahulukan ucapannya daripada seluruh ucapan manusia, mengagungkan sunnahnya, tidak memanggilnya dengan menyebut namanya tetapi dengan panggilan Ya Rasulallah atau Ya Nabiyallah, menaati seluruh perintahnya dan menjauhi seluruh larangan beliau r.

    e)- LARANGAN BERLEBIH-LEBIHAN DALAM MEMUJI NABI

    Rasa cinta kepada Nabi r tidak boleh melampaui batas kewajaran hingga mencapai takaran ghuluw. Ghuluw dalam hak beliau adalah melampaui batas dalam menghormatinya dengan cara mengangkatnya di atas kedudukan ubudiyah (beliau hanyalah seorang hamba Allah) atau kedudukan risalah (beliau adalah seorang Rasulullah) atau menjadikan untuknya sesuatu yang khusus milik Allah hingga berdoa dan meminta kepadanya atau bersumpah dengan namanya. Demikian pula mahabbah tersebut tidak boleh mencapai tingkatan ithra’, yaitu berlebih-lebihan dalam menyanjung dan memujinya serta berdusta di dalamnya. Hal ini berdasarkan sabda beliau: “Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam menyanjungku seperti yang dilakukan kaum Nasrani terhadap Isa putera Maryam. Sesungguhnya saya adalah seorang hamba, maka ucapkanlah: Abdullah wa Rasuluh (hamba Allah dan utusan Allah)” (Muttafaq ‘alaih)

    Dari Abdullah bin Syikhkhir r, dia berkata: “Suatu ketika saya ikut bergabung dalam delegasi Bani Amir pergi menemui Rasulullah r, lalu kami berkata: Anta sayyiduna (Anda adalah sayyid kami). Maka Nabi r bersabda: As-sayyid adalah Allah tabaraka wa ta’ala. Lalu kami berkata: dan Anda adalah yang paling mulia dan paling agung kebaikannya di antara kami. Maka beliaupun bersabda: “Ucapkanlan semua atau sebagian kata-katamu yang wajar bagi kalian dan janganlah terseret oleh setan” (HR. Abu Daud)

    Nabi r membenci sanjungan mereka dengan kata-kata: Anta sayyiduna, Anta afdhaluna dan Anta a’zhamuna, padahal beliau memang makhluk paling utama dan paling mulia secara mutlak, tetapi beliau melarang hal tersebut adalah demi menjauhkan umatnya dari tindakan ghuluw dan ithra’ dalam menyanjung dan memujinya dan juga -yang paling penting lagi adalah- untuk memelihara tauhid. Lalu beliau tunjukkan kepada mereka agar menggelarinya dengan dua buah sifat yang merupakan kedudukan hamba yang paling tinggi (jika digelari dengannya). Dalam dua buah sifat itu tidak mengandung ghuluw dan hal-hal yang membahayakan akidah. Dua buah sifat tersebut adalah Abdullah wa Rasuluh (hamba Allah dan utusanNya). Nabi r tidak suka diangkat hingga melampaui kedudukan yang diberikan Allah kepadanya. Tetapi ironisnya, banyak sekali umat Islam yang menyelisihi larangan beliau. Maka jadilah mereka malah berdoa kepadanya, memohon pertolongan kepadanya, bersumpah dengan namanya dan meminta-minta kepada beliau hal-hal yang hanya Allah yang mampu mengabulkannya, yaitu sebagaimana yang mereka lakukan pada perayaan maulid Nabi, pembacaan kasidah-kasidah dan nyanyian-nyanyian tanpa membedakan antara hak-hak Allah dan hak-hak RasulNya.

    f)- SEBAB-SEBAB TIMBULNYA BID’AH

    1-Kebodohan dan ketidak mengertian akan hukum-hukum dan ajaran-ajaran agama.

    2-Memperturutkan hawa nafsu, karena berpaling dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah berfirman: [Maka pernahkah kalian melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya tersesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya tersesat)?] (Al-Jatsiyah: 23)

    3-Ta’asub (fanatik) terhadap pendapat dan pribadi sebagian tokoh manusia. Allah berfirman: [dan jika dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah (Kitabullah dan Sunah Rasulullah),” mereka menjawab: “(Tidak mau), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.”] (Al-Baqarah: 170)

    4-Menyerupai dan meniru orang-orang kafir. Hal ini merupakan sebab terbanyak yang menyeret ke lembah bid’ah. Adakalanya meniru tradisi mereka dan ataupun peribadatan mereka sesuai dengan ungkapan Nabi r : “Sungguh kalian akan meniti sunah orang-orang sebelum kalian (orang-orang Yahudi dan Nasrani)” (HR. Ahmad)

    Perayaan maulid (hari kelahiran) adalah bentuk tindakan meniru kaum Kristiani. Maka dari itu, kalangan kaum muslimin yang tidak mengerti atau sebagian ulama yang menyesatkan pada bulan Rabiul Awwal pada setiap tahun ramai-ramai merayakan maulid Nabi r. Di antara mereka ada yang merayakannya di masjid, di rumah atau di tempat-tempat lain yang khusus disediakan untuk hal itu. Maka berdatanganlah jumlah besar dari kalangan pemuka dan masyarakat umum. Mereka mengerjakan hal itu, sebagai tindakan meniru dan menyerupai orang Nasrani berbuat bid’ah dalam merayakan hari kelahiran Isa ‘alahis salam.

    Pada umumnya, perayaan seperti ini adalah unsur tambahan di samping bid’ah dan menyerupai kaum kristiani juga tidak bebas dari unsur kesyirikan dan kemunkaran, seperti pembacaan kasidah yang mengandung ghuluw dan ithra’ dalam hak Nabi r, hingga sampai mereka berdoa dan memohon kepadanya bukan kepada Allah. Padahal beliau telah melarang keras hal tersebut sebagaimana dalam hadits di muka. Terkadang sebagian mereka ada yang berkeyakinan bahwa Nabi r datang dalam perayaan mereka dan tidak jarang mereka menabuh gendang dan mengucapkan dzikir-dzikir kaum shufi yang penuh dengan kebid’ahan. Demikian pula sering terjadi campur baur antara kaum Adam dan Hawa yang dilarang agama. Dan jika saja perayaan-perayaan tersebut bersih dari unsur-unsur terlarang di atas, -seperti kata mereka hanya berkumpul, makan-makan dan memperlihatkan suka cita,- tetap saja hal tersebut adalah bid’ah yang dibikin-bikin baru. Padahal setiap hal yang dibikin baru (dalam hal agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah tersesat. Demikian juga hal tersebut merupakan salah satu wasilah menuju kemungkaran-kemungkaran lain yang dihasilkan dan berkembang dalam perayaan-perayaan mereka.

    Jelaslah bagi kita sekarang, bahwa hal di atas adalah bid’ah yang tidak ada dasar dalilnya baik dari Qur’an, Hadits dan amalan para salaf kita dan generasi sahabat yang paling utama. Para sahabat –semoga Allah senantiasa meridhai mereka- adalah orang yang paling besar kadar mahabbahnya kepada Nabi r, jauh sekali jika dibandingkan dengan kadar mahabbah kita. Walau demikian, mereka tidak melakukan hal ini (perayaan maulid Nabi). Maka Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan sahabat lainnya tidak ada yang melakukannya. Tetapi sesungguhnya hal ini terjadi belakangan setelah abad keempat (4) Hijriyah, yang diberlakukan oleh orang-orang Batiniyyah yang mengatasnamakan diri mereka dengan Bani Fatimiyyah (ingat sejarah Daulah Bani Fatimiyah yang berkedudukan di Mesir).

    Imam Abu Hafs Tajuddin Al-Fakihani berkomentar: “Amma ba’du, telah berulang banyak sekali pertanyaan mengenai maulid. Adakah memiliki dasar dalam agama? Maka kujawab: ‘Wabillahit Taufiq, saya tidak mengetahui hukum dasar bagi perayaan ini, baik dari Qur’an atau dari Sunnah dan tidak ada riwayat dari para ulama salaf yang mereka semua merupakan panutan dalam beragama, mereka sangat berpegang teguh dengan riwayat-riwayat ulama pendahulunya. Tetapi perayaan itu adalah bid’ah yang diada-adakan oleh para ahli batil dan dorongan nafsu para tukang makan”.

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkomentar: “Demikian pula hal yang diadakan baru oleh sebagian umat. Adakalanya karena meniru kaum Kristiani dalam merayakan maulid (hari kelahiran) Isa ‘alahis salam dan adakalanya karena rasa mahabbah dan pengagungannya terhadap Nabi, seperti menjadikan maulid Nabi r sebagai bentuk perayaan –padahal mengenai tanggal lahir Nabi ada peselisihan pendapat di kalangan pakar sejarah-. Dan sesungguhnya para salaf tidak ada yang melakukannya, jika memang mengandung kebaikan dan kebenaran niscaya mereka lebih berhak daripada kita (artinya mereka lebih dulu melakukannya), karena mereka jauh lebih sangat mencintai Nabi r dan mengagungkannya daripada kita serta sangat tamak dalam hal kebaikan. Tapi bentuk kecintaan dan pengagungan mereka adalah mereka buktikan dalam mengikuti Nabi r, menaatinya, melaksanakan perintahnya, menghidupkan sunnahnya secara lahir dan batin, menyebarkan ajarannya dan berjihad dalam membela itu semua dengan hati, lisan dan tangannya. Ini merupakan jalan para pendahulu kita, baik dari kalangan Muhajirin, Anshar dan ataupun orang-orang yang mengikuti mereka.”

    Dalam rangka mengingkari bid’ah tersebut, telah dikarang berbagai kitab dan artikel baik yang lama ataupun yang baru. Maulid adalah suatu tambahan yang merupakan bentuk bid’ah dan penyerupaan juga akan menuntun pelakunya kepada mengadakan perayaan-perayaan maulid-maulid yang lain, seperti maulid para wali, para kyai dan para tokoh terkenal lainnya. Dan pada akhirnya akan membuka berbagai pintu keburukan dan kejelekan yang tidak sedikit jumlahnya.

    Demikian, mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan taufiq, inayah dan hidayahNya kepada kita semua. Hingga kita dapat meniti jalan Nabi r dan mengikuti sunnahnya yang pada gilirannya akan membimbing kita kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat, Amin ya Rabbal ‘Alamin. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi kita r, segenap keluarga dan sahabatnya serta para peniti jalan sunnah hingga hari kiamat.

    Balas
  • 39. Syah  |  April 20, 2007 pukul 5:13 am

    Eh saya mulai lagi tentang masalah maulid (sangking semangatnya sih, ngungkapin pendapat diatas), maaf ya! Tapi saya berusaha ini tulisan terakhir tentang maulid. Sekali lagi maafin saya.
    Wassalam.

    Balas
  • 40. joesatch  |  April 20, 2007 pukul 2:24 pm

    Syah:::
    yeah, sekedar mengkritik orang-orang-yang-mengaku-salafy-itu yang suka mengkafirkan dan mencap orang lain sebagai ahli bid’ah secara sembarangan. padahal belum diputuskan oleh Allah apakah yang dicap oleh mereka itu betul2 kafir atau ahlul bid’ah 😛

    [joesatch]…. ya kher kalam…. setuju joe

    Balas
  • 41. Aswaja  |  April 20, 2007 pukul 7:30 pm

    Syah yang abu abu…. nt bisa bandingkan pastean nt itu dengan tulisan ana nanti masih tentang maulid Nabi s.a.w

    Balas
  • 42. jamal  |  April 21, 2007 pukul 8:05 am

    Bismillahhir Rahmaanir Rahiim.

    UNTUK TEMAN-TEMAN YANG MENGAKU SALAFY..
    Islam adalah agama yang luwes dan toleran, Rosulullah saw diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam. oleh karena itu, ajaran2 ajaran Islam selalu mengekspresikan persahabatan dan kasih sayang. kita yang mengaku sebagai umat islam jangan sampai menampilkan Islam sebagai agama yang kaku dan menakutkan seraya mengatakan barang siapa yang tidak sesuai dengan ideologi kelompok kami, maka ia adalah ahli bid’ah dan Musyrik. lihatlah gerakan dan sikap thaliban yang sangat kaku dan agresif, bagaimana ia telah mencoreng agama Islam di mata dunia, sehingga banyak orang2 yang telah simpati kepada Islam berbalik menjadi muak dan merinding mendengar kata2 Islam.
    coba kita merenung kembali, kita boleh berbeda pendapat namun jangan menuding kelompok yang lainnya dengan syirik, bid’ah dan sesat! apakah anda tidak menyadari kalau kata2 ini pasti akan menyebabkan perpecahan diantara kita? bukankah masing2 dari kita memiliki argument tersendiri atas amalan yang kita lakukan? mengapa anda tidak mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain? apakah anda merasa sebagai orang yang paling alim di dunia ini, sehingga apa yang anda katakan adalah yang paling benar dan100% sesuai dengan kenyataan? Afwan! Allah dan Rasul-Nya selalu mengajak kita untuk berfikir dan tidak mengajarkan untuk berfanatik.
    Islam menyatakan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dengan niat LILLAHI TA”ALA maka itu adalah bagian dari ibadah. apakah anda tidak tahu hal ini? kalau anda mengetahuinya, lantas mengapa anda mengatakan seluruh Ibadah itu adalah bagian dari agama? patut anda ketahui yang dimaksud dengan bagian dari agama ialah, kita mengatakan bahwa apa yang kita lakukan itu bersumber dari ayat atau riwayat. bahwa amalan yang kita lakukan telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. jadi kalau kami membaca tahlilan kemudian kami mengatakan bahwa praktek tahlilan, yasinan, mauludan dll itu disunnahkan dan terdapat dalam ayat atau riwayat, maka layak anda katakan bahwa kami adalah ahli bid’ah, musyrik dan khurofat. namun kami tidak mengatakan hal demikian, kami tidak mengatakan kalau praktek2 tsb diajarkan dalam Kitab dan Sunnah akan tetapi hal itu hanya merupakan ekspresi dan manifestasi dari perintah Allah yang menekankan kita untuk membantu sesama muslim, mendoakan mayit, mencintai Nabi saw dsb. selain itu kami pun memiliki argumen yang kuat yang dapat membuktikan bahwa praktek2 tersebut bukan termaksud bid’ah.
    tidak perlu anda membawa-bawa ucapan Imam kami Syafi’i, semua agamawan telah mengetahuai kalau aqidah yang anda bawa adalah berasal dari IBU TAIMIYAH yang wafat pada tahun 728 H, itu pun dengan pertentangan dan perlawanan dari para ulama dan pembesar empat mazhab sunni. ini menandakan bahwa sebelum munculnya Ibnu taimiyah tidak ada yang memiliki ideologi semacam itu,jadi kalau kami mau balik menuding, kami dapat katakan bahwa ideologi andalah yang bid’ah, karena ideologi anda disisipkan kedalam ajaran Islam semenjak munculnya Syekh anda tersebut, yang mana sebelum itu, sejak zaman Nabi saw tidak ada yang mengatakan bahwa ziarah kubur, tawasul, maulid adalah syirik dan bid’ah. ditambah lagi anda mengatakan bahwa ideologi ekstreem tersebut adalah ajaran Allah dan Rasul-Nya, maka sempurnalah alasan kami untuk mengatakan bahwa ideologi anda adalah Bid’ah. Kalau memang anda anti bid’ah tolong katakan kepada ulama anda yang berada di Saudi bahwa Rasulullah saw dan Khulafa’ Rosyidin RA tidak pernah mendirikan kerajaan dalam Islam, kalau memang sistem kerajaan adalah yang paling baik mengapa mereka tidak menjalankannya? kalau anda mengatakan bahwa kelauarga Saudi mengikuti jejaknya Muawiyah sahabat Nabi, kami katakan: apakah Muawiyah lebih alim dari Rasul dan para Khulafa sehingga ia lebih mengetahui akan baiknya sistem kerajaan dibanding mereka semua? Apakah Allah memerintahkan kita untuk lebih mengikuti Muawiyah dari pada Rasul? Naudzubillah. cobalah anda kembali merenung yang dalam!!
    pada akhirnya saya minta maaf, semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat bagi orang2 yang berhati tulus dan haus kebenaran.

    Balas
  • 43. cinta Rasulullah  |  April 23, 2007 pukul 8:59 am

    Kami yg merayakan Maulid Meyakini Kehadiran Ruh Junjungan Kami Sayyidi Muhammad Saw.
    Baginda Saw lah yg MENJADI SAKSI ATAS PUJIAN-PUJIAN KAMI & SALAWAT KAMI Kepada Baginda saw.

    Ada dua ayat Qur’an Suci yang menegaskan hal ini, yang pertama adalah
    “Fa kayfa idzaa ji’na min kulli ummatin bi-syahiidin wa ji’na bika ‘alaa haa-ulaa-i syahiidan” “Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (QS 4:41)

    dan yang lain adalah “Wa kadzaalika ja’alnaakum ummatan wasathan litakuunuu syuhadaa’ ‘alan-Naasi wa yakuuna ar-Rasuulu ‘alaykum syahiidan” “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat pertengahan (yang adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu“ (QS 2:143)

    Tak mungkin pula Nabi (s) dipanggil sebagai seorang saksi atas apa yang tidak ia ketahui atau tidak ia lihat. Kami telah sebutkan di sini ayat-ayat Quran dan bukannya hadits, bahwa ‘amal dan perbuatan Ummat ditunjukkan kepada Nabi (s) karena ada ” segelintir orang yang menolak kenyataan ini”. Dan bahkan mereka menolak ayat-ayat ini pula. Dan ini adalah karena kebodohan (Jahl) mereka akan Qur’an dan kebodohan (Jahl) mereka akan Sunnah, dan disebabkan oleh kejahilan mereka akan Allah Ta’ala dan Nabi-Nya (s).

    Renungkanlah…wahai saudaraku…

    Balas
  • 44. cinta Rasulullah  |  April 24, 2007 pukul 9:43 am

    IBNU Qoyyim Bin Taimiyyah wrote @ April 17th, 2007 at 3:14
    SEBUAH PENYESALAN TELAH MASUK SALAFI

    Assalamualaikum wr wb.
    salam takzim saya kepada Al-mukarom syeikh SASTRO-menggolo bin SAUD. Saya akui setelah membaca artikel anda di blog ini, saya sadar bahwa mazab yang selama ini saya pegang memang salah. saya telah keracunan wahabi. Lebih dari itu, saya ingin jujur kepada semuanya, saya juga termasuk dalam divisi perekrutan kaum muda muslim Indonesia untuk doktrinasi pemikiran salafi yg dibiayai oleh Kerajaan Arab Saudi melalui lembaga LIPIA Jakarta.

    Dari perekrutan itu DIHARAPKAN para kader muda sangat mudah di belokkan untuk aksi-aksi lanjutan, biasanya mereka langsung masuk ke Jamaah Islamiyah (JI). Di JI kemudian diarahkan untuk membantai kaum kafir dimanapun tempatnya, selama mereka loyal pada Amerika. tanpa berpikir realistis lagi. Dengan doktrin salafi para kader dengan mudah untuk melaksanakannya.

    Ada pesan “sponsor” dari kerajaan Arab Saudi supaya di bentuk gerakan bawah tanah dengan kata sandi Operasi Kholid bin Walid, dengan target supaya Indonesia tahun 2020 Salafi sudah mendominasi admosfer keislaman Indonesia. Bahkan nanti setahun setelah selesainya target waktu, seluruh masjid besar di Indonesia ketua takmirnya harus dari para kader salafi.

    Lebih hebat lagi, cetak buku biru (super rahasia) yang berisi rincia target dan prasarana penunjang setebal 1000 halaman, yang dikeluarkan Kerajaan Arab Saudi dan disalurkan langsung melalui kedutaan besarnya di Jakarta, memerinci target yang lebih fantastis. Tahun 2022 MUI di Indonesia seluruhnya harus dari kader salafi, bila target ini tercapai, Puncaknya tahun 2030 dengan kekuatan fatwa MUI yg telah dikuasai doktrin salafi maka seluruh aktifitas kaum muslimin di Indonesia akan dikontrol dengan ketat. Hal ini demi memurnikan Islam versi mereka. Tahlilan di kampung akan segera dihapus. Kurikulum Madrasah dan pesantren akan segera dirubah, salah satunya mewajibkan kitab minhajussunnah menjadi parameter kitab setelah Al-Qur’an.

    Akan di bentuk pula polisi syariah setingkat polisi pamong praja, fungsinya untuk mengontrol seluruh aktifitas masyarakat Islam , bila berbau bid’ah akan segera di habisi.

    Bila ada orang yang mati harus lapor polisi syariah, sehingga seluruh prosesi pemakaman dapat dipantau dan dilakukan dengan versi salafi. setelah itu selama tujuh hari rumah si mayyit di jaga polisi syariah, tujuannya supaya tidak ada aktifitas berkumpulnya warga untuk mendoakan si mayyid seperti yang terjadi selama ini di Indonesia.

    Lebih ngeri lagi seluruh hari raya harus sesuai aturan dan jadwal dari Arab Saudi. tidak semua masjid boleh di gunakan untuk tarawih, sebab dikawatirkan akan terjadi penyalahgunaan rokaat yang tidak sesuai versi salafi.

    Polisi sariah akan disebar keseluruh pelosok kampung di Indonesia bila mendekati hari-hari penting Islam diluar lebaran. contohnya maulud nabi, seluruh aktivitas masjid akan dikontrol dengan ketat, bila ada kerumunan warga di dalam masjid, kemudian melakukan aktivitas2 peribadatan yang janggal. langsung akan di CIDUK aparat polisi syariah.

    Semua itu targetnya nanti sampai tahun 2050, Indonesia akan bersih dari bid’ah versi salafi.

    Balas
  • 45. INDIRA  |  April 25, 2007 pukul 6:46 pm

    Ass Wr Wb

    Shalawat dan Salam kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya dan sahabatnya juga orang2 yang mencintainya. ( Allohuma Sholli ala Muhammad wa ala aalihi wa man walah )

    Itulah Shalawat yang biasa dilakukan oleh penganut Ahlus Sunnah Wal Jamaah ( ASWAJA ), sesuai dengan manhaj ASWAJA yang benar.

    Kalau mengukuti manhaj-nya ibn Taimiyah maka shalawat diatas adalah bid’ah, karena tidak ada satu haditspun yang secara langsung menganjurkan untuk memberi shalawat kepada shahabat nabi dan juga orang-orang yang mencintainya.

    Tetapi kami ASWAJA asli memandang bahwa menghormati dan memberi shalawat kepada para shahabat dan juga orang yang mencintai nabi adalah merupakan sunnah rasul walaupun tidak ada riwayat yang secara leterlek yang memerintahkannya.

    Tetapi kami sering mendengar kalangan neo-salafy melafadzkan shalawat tersebut, bagai saya itu merupakan amal baik. Akan tetapi mengapa mereka sering meng-SKB-kan ( Syirik-Kafir-Bid’ah ) orang lain pada amal-amal lain seperti Maulud rasul, ziarah, tahlilan dsb. padahal meraka yang dihujat adalah ahli tauhid juga.

    Jangan disamakan orang-orang yang mengadakan maulid, tahlilan, ziarah dll dengan orang-orang musrik penyembah berhala !. Para neo-salafi sering menggunakan dalil surah Az Zukkruuf ayat 9 :
    Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka akan menjawab: “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.

    Ayat itu menunjukan bahwa orang-orang musyrik mengakui bahwa Allah yang mencipta langit dan bumi, tetapi mereka juga menyembah tuhan-tuhan lain dan menganggap tuhan-tuhan itu memiliki kekuatan.

    Sedangkan kami hanya menyembah Allah swt semata, dan meyakini tidak ada kekuatan selain dari Allah swt ( la haula wala quwwata illa billaah ).

    Amal-amal tersebut ( maulid, ziarah, tahlil dsb ) itu kami lakukan lillaahi taala ( karena Allah azza wa jalla ). Itulah yang kami lakukan dan kami tahu apa yang kami lakukan !!. tetapi para neo-salafi dengan syu’dhon menuduh kami menganggap nabi, wali dll sebagai tuhan-tuhan lain sebagaimana surah 43:9 diatas.

    Ini tuduhan yang bukan main-main, sehingga dikatagorikan sebagai fitnah yang serius ( fitnah jenis ini di Al qur’an dikatakan LEBIH KEJAM DARIPADA PEMBUNUHAN )

    Bagi kaum neo-salafy kami minta segera menghentikan fitnah ini, perkuat Ukhuah. Ukhuah Islamiyah merupakan kekuatan Islam

    Wassalam

    Balas
  • 46. abu faqih  |  April 28, 2007 pukul 4:09 am

    semoga yang bid’ah segera terbongkar dan terbuka, para suadara-saudara yang belum sadar semoga diberikan hidayah Alloh

    Balas
  • 47. Ok-Coy  |  April 29, 2007 pukul 2:19 am

    sebaiknya anda-anda ini membantah wahabi dengan cara yang ilmiyah. saya tidak mengeluh, tidak protes, tidak mengadu domba, tidak sakit hati dan tersinggung.

    please jangan sakit hati yach….!!! klo dikatakan bid’ah, ya klo menurut anda itu sunnah, anda harusnya membelanya jangan mengedepankan emosi karena tersinggung.

    bukankah anda juga mengatakan wahabi itu sesat dengan tuduhan golongan mujasimah,musyabihah, haswiyah, dsb…..

    tapi saya membantahnya dengan cara yang ilmiyah juga, tidak perlu tersinggung dan sakit hati.

    bukankah asy’ariyah juga memasukkan wahabi kepada 72 golongan sesat ???

    Balas
  • 48. Ok-Coy  |  April 29, 2007 pukul 2:27 am

    kalau anda ingin membolehkan nikah mut’ah itu sah karena fanatik terhadap ibnu Abbas r.a, yo monggo wae.

    klo anda ingin minum arak karena fanatisme terhadap ulama yang membolehkan minum arak yo silahken.

    klo anda ingin menterjemahkan shalat ke dalam bahasa Indonesia yo silahken…

    klo anda ingin menghalalkan perayaan dan pengkultusan maulid nabi yo silahken …

    klo anda ingin membunuh orang2 muslim, karena berdalil dengan atsar para ulama (aisyah dan ali dan muawiyah) juga saling bunuh (perang), yo silahken…

    tapi tanggung dosanya sendiri karena saya rasa hujjah udah sampai kepada kita semuanya dari ulama2 ahli hadith..

    Balas
  • 49. Ok-Coy  |  April 29, 2007 pukul 2:37 am

    Saya rasa kalo masjid haram (detik ini) dikuasai oleh orang2 shufi ahli syirik….

    Mereka akan membuat patung2 syaikh abdul qadir jaelani, para habaib, dan walisongo, dan mereka akan menaroh patung2 itu di sekeliling baitullah ka’bah, atau kalau gak sempet bikin patung, mereka akan mengubur orang2 soleh di sekeliling ka’bah, supaya bisa bertabaruk dan bertawasul dengannya.

    kaum sufi ini kayaknya lebih parah dari dari orang2 kafir quraisy, karena kafir quraisy itu tuhannya ada tiga, latta, uza, manat, tapi klo sekarang ada berapa ? tuhan-tuhan dari walisongo aja udah jelas kelihatan ada 9 biji (tuhan), belum lagi ditambah kuburan ki kebo kenongo, jokotingkir, joko gledek, jokoasme, joko smoking, ki joko bodo, ki ageng simpangsiur, mbah surip, habaib alawiyin suka_duit,

    wah…apa jadinya yach… untung aja ada Wahabi yang menjaganya sampai detik ini.

    Balas
  • 50. cinta Rasulullah  |  Mei 3, 2007 pukul 1:16 am

    untuk Ok-Coy – April 29, 2007

    Kalau bukan jasa wali songo & Habaib ( yg Juga Sufi) di Indonesia niscaya Ok-Coy pasti Agamanya Hindu…….
    karena sejarah -sejarah membuktikan penyebaran (Syiar) Islam di indonesia & Asia ini ialah para wali songo & habaib.
    Bukan kelompok Wahabi.kalaulah dulu yg membawa orang wahabi niscaya indonesia Bukan jadi penduduk muslim yg mayoritas (bisa2 wahabi banyak yg mati sia2 dibunuh orang hindu).Karena Wahabi mencari ketenaran bukan ikhlas dalam penyebaran dan yg lebih jelasnya Fulussssss…..

    kenapa Wahabi sekarang yg menjaga Mekkah,Karena Wahabi sudah ditakdirkan untuk menjadi budak2(pelayan) orang ahli sunnah waljamaah (bukan wahabi)

    Balas
  • 51. cinta Rasulullah  |  Mei 3, 2007 pukul 3:57 am

    BEDANYA WAHABI DENGAN SUFI

    WAHABI SILSILAH ILMUNYA :
    1. MUHAMMAD ABDUL WAHAB
    2. TOKO BUKU GRAMEDIA , KARISMA dll ( yg ndak Jelas Siapa
    Pengarangnya. Bisa Orang Yahudi & Nasrani yg Ngaku2 Syeck.
    (KALAU NGAK PERCAYA TANYAIN USTADZ-USTAZD WAHABI / SALAFI )
    3. Profesor , Doktor ( gelar orang Non Islam )
    4. Ustazd wahabi
    5. Murid

    Ctt : ULAMA WAHABI NDAK ADA YG JADI WALIALLAH HANYA WALI AMERIKA & INGGERIS ( KARENA TIDAK SESUAI DENGAN AJARAN RASULULLAH SAW )

    SUFI SILSILAH ILMUNYA :
    1. NABI MUHAMMAD RASULULLAH SAW.
    2. KHALIFATURASSIDIN ( 4 Sahabat RA )
    3. TABI’IN
    4. TABI TABI’IN
    5. WALI Wali Qutb, Abdal, Awtad, Nujaba’, Rijal al-Ghaib Dan Rijal Allah
    6. SYEHK
    7. MURID

    Contoh Singkat : SILSILAH TAREKAT SUFI QADARIAH
    1. NABI MUHAMMAD SAW
    2. Ali ibn Abi Talib ra
    3. Imam Husayn ‘Ali ibn Abi Talib ra
    4. Imam ‘Ali Zayn al-‘Abidin
    5. Imam Muhammad Baqir
    6. Imam Ja’far as-Sadiq
    7. imam Musa al-Kazim
    8. Imam Ai Musa Rida
    9. Ma’ruf Karkhi
    10. Sari Saqati
    11. Junayd Baghdadi
    12. Shaykh Abu Bakr Shibli
    13. Shaykh ‘Abd al-‘Aziz Tamimi
    14. Abu al-Fadl Abu al-Wahid Tamimi
    15. Abu al-Farah Tartusi
    16. Abu al-Hasan Farshi
    17. Abu Sa’id al-Mubarak Mukharrami
    18. Sayyid Shaykh ‘Abd al-Qadir Jilani
    19. Sampai dengan Guru-guru Mursyid Sekarang ini.

    JADI JELASKAN YG MANA ILMU YG TERPELIHARA DARI TANGAN 2 JAHIL YAHUDI,NASRANI Dll.

    Untuk Saudaraku Semuslim:
    Carilah Guru yang Mursyid atau Muhaddis yg jelas silsilah Ilmunya.
    insyaallah kita akan Mendapat Karunia HidayahNYA ( RidhaNYA ) & Safaat Junjungan Kita NABI MUHAMMAD SAW..

    Balas
  • 52. cinta Rasulullah  |  Mei 3, 2007 pukul 4:26 am

    Sori KETINGGALAN……

    Mungkin Mas Ok-Coy Ndak tahu silsilah keturunannya…….

    Misalkan : Ok-Coy BIN..????…BIN..???..BIN..????…BIN….???….BIN…????

    KASIANKAN……

    Balas
  • 53. cinta Rasulullah  |  Mei 3, 2007 pukul 5:35 am

    Untuk Ok-Coy .
    Tahukah anda Siapa Itu Wali Songo & Ulama Habaib ( Mazhab Ahli sunah waljamaah Kebanyakan Mazhab imam Syafi’i Ra.Terutama di Yaman/Hadralmawt, Mekkah & madinah Sebelum Di Kotori FAHAM WAHABI ) ??……
    Mereka Itu adalah ( AHLUL BAIT ) CUCU YANG MULIA BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW.
    “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan noda-dosa dari kamu wahai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya”
    (Al-Ahzab: 33)
    Mereka Mendapatkan ILMU TURUN TEMURUN DARI BAPAK,KAKEK, SAMPAI DENGAN BAGINDA SAW.

    Apa yang Dapat dibanggakan Dengan Muhammad Abdul Wahab ,Bin Baz, IBnu Taymiyah..dll.

    Kalau anda bisa dapati buku karya saudara tua (kakak) Muhammad bin Abdul Wahab yang bernama Syeikh Sulaimin bin Abdul Wahab seorang ulama Hambali di zaman itu (penerus abahnya, Abdul Wahab) yang menulis surat kepada adiknya yang diberi judul “as-Showa’iq al-Ilahiyah fi ar-raddi ‘alal Wahhabiyah” (Petir Allah dalam menkritisi pemikiran Wahabisme) maka akan anda dapati betapa kakaknya sangat mengkritik tajam pemikiran menyimpang adiknya…

    Balas
  • 54. ibnu umar  |  Mei 3, 2007 pukul 7:21 pm

    Ass Wr Wb,

    1.Telah bersabda Rasul saw pada Ali kw pada waktu melepasnya pada perang Khaibar : Kalau seseorang menjadi Islam ditanganmu, maka itu lebih berharga daripada seekor unta merah ( sesuat yang sangat berharga diwaktu itu ) ( HR. Bukhari )

    Wali songo telah berjasa mengislamkan berapa banyak manusia ??. Bung OK COY jangan main dengan pernyataan ‘Tuhannya Wali Songo’. Saya jadi bertanya-tanya, apa sebenarnya agama anda yang memiliki Tuhan yang berbeda dengan Tuhannya Wali songo Rahimakumallah ?. Nenek Moyang telah kita mengenal tauhid lewat mereka. Anda tahu Allah berkata : Hal Jazaa ul Ikhsan illal ikhsan ( tidak ada balasan bagi kebaikan kecuali kebaikan pula ). Kalau anda
    memperharikan hadits Riwayat Bukhari diatas, maka anda harusnya tahu bagaimana penghargaan Allah dan Rasulnya dalam mengislamkan seseorang.

    Masalah utama yang dihadapi umat islam sejak timbulnya Wahabi adalah fitnah perpecahan. Demi Allah, Iblis telah tertawa bahagia dengan tulisan anda bung OK COY !!. Rasulullah jelas MARAH ! .

    2. Mengenai Muadz bin Jabal ra. yang lama dalam memimpin sholat dimana sehingga salah seorang membatalkan sholatnya dan kemudian melapor pada rasul saw, rasul saw kemudian berkata : SEBAGAIAN DARI KALIAN TELAH MEMBUAT SEBAGIAN DARI KALIAN TELAH MENJADI TIDAK SENANG… Abu Mas’ud Al Anshari berkata :“AKU BELUM PERNAH MELIHAT NABI SEMARAH ITU !” ( HR. Bukhari ).

    Jelas kemarahan nabi saw adalah karena timbulnya suatu “fitnah” yang menyebabkan perpecahan diantara umatnya !. Muadh ra adalah seorang shahabat besar yang keimanannya sudah tidak diragukan lagi, tetapi karena hal yang tidak disengajanya tetapi telah menimbulkan perpecahan ( keciiiil ) itu, beliau dimarahi oleh nabi !.

    Bagaimana dengan kalian kaum Wahabi ( terutama COY OK, yang mengisaratkan memiliki tuhan yang berbeda dengan Tuhannya Walisongo ). Kalian telah menimbulkan FITNAH BESAR ( Kalau kita mengkaji sejarah, sudah berapa banyak darah kaum Muslimin tumpah akibat timbulnya faham wahabi ini ???? ). Demi Allah, bertaubatlah kalian mumpung masih ada nafas dibadan !. Jangan kuatir, kami kaum Muslimin akan memaafkan kalian sesuai dengan anjuran Islam.

    Saya katakan pada kalian, Demi Allah !!, kami kaum muslimin dari berbagai madzhab adalah ahlul Tauhid !!. Kami sangat menjunjung dan menghormati Rasulullah saw tanpa mempertuhankan beliau. Begitu juga kepada para orang2 shaleh yang kami anggap sebagai orang2 yang dekat dengan Allah. Bagi kami semua itu adalah bagian dari mencari keridhaan Allah. Kalau anda tidak sependapat dengan kami, hal itu sah sah saja, tetapi jangan menghujat kami dengan kalimat SKB ( syirik-kafir-bid’ah ), demi Allah itu telah menyakitkan hati kami ( ingat hadits tentang Muadh ra diatas ).

    Saya akhri tulisan ini dengan doa untuk kalian ( kaum wahabi ) :
    semoga Allah memberi antum Hidayah … Amiin !

    Wasalaam !

    Balas
  • 55. Abu kasim  |  Mei 5, 2007 pukul 6:48 am

    PERTANYAAN UNTUK FAHAM WAHABI / SALAFI GADUNGAN

    1. APA BEDANYA KHAWARIJ Dengan WAHABI/Salaf ???……
    Kenapa Di Sebut WAHABI ???…
    2. Bukankah Wahabi itu Fahamnya Muhammad Abdul Wahabi ????
    3. Bukankah Muhammad Abdul Wahabi sejarah hidupnya sama dengan Khawarij ???
    ( Kalau anda bisa dapati buku karya saudara tua (kakak) Muhammad bin Abdul Wahab yang bernama Syeikh Sulaimin bin Abdul Wahab seorang ulama Hambali di zaman itu (penerus abahnya, Abdul Wahab) yang menulis surat kepada adiknya yang diberi judul “AS-SHOWA’IQ al-ILAHIYAH FI AR-RADDI ‘ALAL WAHHABIYAH” (Petir Allah dalam menkritisi pemikiran Wahabisme) maka akan anda dapati betapa kakaknya sangat mengkritik tajam pemikiran menyimpang adiknya…).

    Tolong di beri penjelasan
    sebelumnya terima kasih atas jawabannya..

    Balas
  • 56. Abu kasim  |  Mei 5, 2007 pukul 7:21 am

    CIRI- CIRI & HADIST RASULULLAH MENGENAI KHAWARIJ
    YG SEKARANG LEBIH DIKENAL WAHABI ( Pemahaman / Ciri2 yg sama )

    Khawarij mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat yang menonjol. Sebaik-baik orang yang meluruskan sifat-sifat ini adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan sifat-sifat kaum ini dalam hadits-haditsnya yang mulia.

    Disini akan dipaparkan penjelasan sifat-sifat tersebut dengan sedikit keterangan, hal itu mengingat terdapat beberapa perkara penting, antara lain :

    Dengan mengetahui sifat-sifat ini akan terbukalah bagi kita ciri-ciri ghuluw (berlebih-lebihan) dan pelampauan batas mereka, dan tampaklah di mata kita sebab-sebab serta alasan-alasan pendorong yang menimbulkan hal itu. Dalam hal yang demikian itu akan menampakkan faedah yang tak terkira.
    Keberadaan mereka akan tetap ada hingga di akhir zaman, seperti dikabarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu riwayat. Oleh karenanya mengetahui sifat-sifat mereka adalah merupakan suatu perkara yang penting.
    Dengan mengetahui sifat mereka dan mengenali keadaannya akan menjaga diri dari terjatuh ke dalamnya. Mengingat barang siapa yang tidak mengetahui keburukan mereka, akan terperangkap di dalamnya. Dengan mengetahui sifat mereka, akan menjadikan kita waspada terhadap orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut, sehingga kita dapat mengobati orang yang tertimpa dengannya.
    Berkenan dengan hal ini akan kami paparkan sifat-sifat tersebut berdasarkan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia.

    1. Suka Mencela dan Menganggap Sesat

    Sifat yang paling nampak dari Khawarij adalah suka mencela terhadap para Aimatul huda (para Imam), menganggap mereka sesat, dan menghukum atas mereka sebagai orang-orang yang sudah keluar dari keadilan dan kebenaran. Sifat ini jelas tercermin dalam pendirian Dzul Khuwaishirah terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perkataannya : “Wahai Rasulullah berlaku adil lah”. (Hadits Riwayat Bukhari VI/617, No. 3610, VIII/97, No. 4351, Muslim II/743-744 No. 1064, Ahmad III/4, 5, 33, 224)

    Dzul Khuwaishirah telah menganggap dirinya lebih wara’ daripada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menghukumi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai orang yang curang dan tidak adil dalam pembagian. Sifat yang demikian ini selalu menyertai sepanjang sejarah. Hal itu mempunyai efek yang sangat buruk dalam hukum dan amal sebagai konsekwensinya.

    2. Berprasangka Buruk (Su’udzan)

    Ini adalah sifat Khawarij lainnya yang tampak dalam hukum Syaikh mereka Dzul Khuwaishirah si pandir dengan tuduhannya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ikhlas dengan berkata :

    “Artinya : Demi Allah, sesungguhnya ini adalah suatu pembagian yang tidak adil dan tidak dikehendaki di dalamnya wajah Allah”. (Hadits Riwayat Muslim II/739, No. 1062, Ahmad IV/321)
    Dzul Khuwaishirah ketika melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membagi harta kepada orang-orang kaya, bukan kepada orang-orang miskin, ia tidak menerimanya dengan prasangka yang baik atas pembagian tersebut.

    Ini adalah sesuatu yang mengherankan. Kalaulah tidak ada alasan selain pelaku pembagian itu adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam cukuplah hal itu mendorong untuk berbaik sangka. Akan tetapi Dzul Kuwaishirah enggan untuk itu, dan berburuk sangka disebabkan jiwanya yang sakit. Lalu ia berusaha menutupi alasan ini dengan keadilan. Yang demikian ini mengundang tertawanya iblis dan terjebak dalam perangkapnya.

    Oleh sebab inilah orang-orang Khawarij mencela Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dikatakan kepada beliau oleh pelopornya : “Wahai Muhammad, berbuat adillah. Sesungguhnya engkau tidak berlaku adil”. dan perkataannya : “Sesungguhnya pembagian ini tidak dimaksudkan untuk wajah Allah …..”. Mereka, meskipun banyak shaum (berpuasa), shalat, dan bacaan Al-Qur’annya, tetapi keluar dari As-Sunnah dan Al-Jama’ah.

    Memang mereka dikenal sebagai kaum yang suka beribadah, wara’ dan zuhud, akan tetapi tanpa disertai ilmu, sehingga mereka memutuskan bahwa pemberian itu semestinya tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang berhajat, bukan kepada para pemimpin yang dita’ati dan orang-orang kaya itu, jika didorong untuk mencari keridhaan selain Allah -menurut persangkaan mereka-.

    3. Berlebih Dalam Beribadah

    Sifat ini telah ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya :

    “Artinya : Akan muncul suatu kaum dari umatku yang membaca Al-Qur’an, yang mana bacaan kalian tidaklah sebanding bacaan mereka sedikitpun, tidak pula shalat kalian sebanding dengan shalat mereka sedikitpun, dan tidak pula puasa kalian sebanding dengan puasa mereka sedikitpun”. (Muslim II/743-744 No. 1064).
    Berlebihan dalam ibadah berupa puasa, shalat, dzikir, dan tilawah Al-Qur’an merupakan perkara yang masyhur di kalangan orang-orang Khawarij. Dalam Fathu Al-Bari, XII/283 disebutkan : “Mereka (Khawarij) dikenal sebagai qura’ (ahli membaca Al-Qur’an), karena besarnya kesungguhan mereka dalam tilawah dan ibadah, akan tetapi mereka suka menta’wil Al-Qur’an dengan ta’wil yang menyimpang dari maksud yang sebenarnya. Mereka lebih mengutamakan pendapatnya, berlebih-lebihan dalam zuhud dan khusyu’ dan lain sebagainya”.

    Ibnu Abbas juga telah mengisyaratkan pelampauan batas mereka ini ketika pergi untuk mendebat pendapat mereka. Beliau berkata : “Aku belum pernah menemui suatu kaum yang bersungguh-sungguh, dahi mereka luka karena seringnya sujud, tangan mereka seperti lutut unta, dan mereka mempunyai gamis yang murah, tersingsing, dan berminyak. Wajah mereka menunjukan kurang tidur karena banyak berjaga di malam hari”. (Lihat Tablis Iblis, halaman 91). Pernyataan ini menunjukkan akan ketamakan mereka dalam berdzikir dengan usaha yang keras.

    4. Keras Terhadap Kaum Muslimin

    Sesungguhnya kaum Khawarij dikenal bengis dan kasar, mereka sangat keras dan bengis terhadap muslimin, bahkan kekasaran mereka telah sampai pada derajat sangat tercela, yaitu menghalalkan darah dan harta kaum muslimin serta kehormatannya, mereka juga membunuh dan menyebarkan ketakutan di tengah-tengah kaum muslimin. Adapun para musuh Islam murni dari kalangan penyembah berhala dan lainnya, mereka mengabaikan, membiarkan serta tidak menyakitinya.

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan sifat mereka ini dalam sabdanya :

    “Artinya : ….. Membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah berhala ….”. (Hadits Riwayat Bukhari, VI/376, No. 3644, Muslim II/42 No. 1064)

    5. Sedikitnya Pengetahuan Mereka Tentang Fiqih

    Sesungguhnya kesalahan Khawarij yang sangat besar adalah kelemahan mereka dalam penguasaan fiqih terhadap Kitab Allah dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang kami maksudkan adalah buruknya pemahaman mereka, sedikitnya tadabbur dan merasa terikat dengan golongan mereka, serta tidak menempatkan nash-nash dalam tempat yang benar.

    Dalam masalah ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan kepada kita dalam sabdanya :

    “Artinya : …. Mereka membaca Al-Qur’an, tidak melebihi kerongkongannya”.
    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mempersaksikan akan banyaknya bacaan/tilawah mereka terhadap Al-Qur’an, tetapi bersamaan dengan itu mereka di cela. Kenapa ? Karena mereka tidak dapat mengambil manfaat darinya disebabkan kerusakan pemahaman mereka yang tumpul dan penggambaran yang salah yang menimpa mereka. Oleh karenanya mereka tidak dapat membaguskan persaksiannya terhadap wahyu yang cemerlang dan terjatuh dalam kenistaan yang abadi.

    Berkata Al-Hafidzh Ibnu Hajar : “Berkata Imam Nawawi, bahwa yang dimaksud yaitu mereka tidak ada bagian kecuali hanya melewati lidah mereka, tidak sampai pada kerongkongan mereka, apalagi ke hati mereka. Padahal yang diminta adalah dengan men-tadaburi-nya supaya sampai ke hatinya”. (Lihat Fathul Baari, XII/293).

    Kerusakan pemahaman yang buruk dan dangkalnya pemahaman fiqih mereka mempunyai bahaya yang besar. Kerusakan itu telah banyak membingungkan umat Islam dan menimbulkan luka yang berbahaya. Dimana mendorong pelakunya pada pengkafiran orang-orang shalih. menganggap mereka sesat serta mudah mencela tanpa alasan yang benar. Akhirnya timbullah dari yang demikian itu perpecahan, permusuhan dan peperangan.

    Oleh karena itu Imam Bukhari berkata : “Adalah Ibnu Umar menganggap mereka sebagai Syiraaru Khaliqah (seburuk-buruk mahluk Allah)”. Dan dikatakan bahwa mereka mendapati ayat-ayat yang diturunkan tentang orang-orang kafir, lalu mereka kenakan untuk orang-orang beriman”. (Lihat Fathul Baari, XII/282). Ketika Sa’id bin Jubair mendengar pendapat Ibnu Umar itu, ia sangat gembira dengannya dan berkata : “Sebagian pendapat Haruriyyah yang diikuti orang-orang yang menyerupakan Allah dengan mahluq (Musyabbihah) adalah firman Allah Yang Maha Tinggi :

    Persamaan Wahabi / Salafi Gadunagan dengan KHAWARIJ menurut point diatas ;
    1. Suka Mencela dan Menganggap Sesat.
    ( suka mengatakan Tahayul, Bid’ah, Churafat Kepada yg tidak sepaham dengannya ).

    2. Berprasangka Buruk (Su’udzan)
    (Maulid , Tawasul ,Tahli & ziarah kubur di bilang syirik menduakan Tuhan )

    3. Berlebih Dalam Beribadah

    4. Keras Terhadap Kaum Muslimin
    ( Muslim Diperangi ( Tahayul, Bid’ah, Churafat ) , Nasrani & Yahudi Didukung (seperti Menyiapkan Pangkalan Untuk Amerika (di saudi arabia ).& Kerjasama Dgn Kerjasama Dengan Agen Israel )

    5. Sedikitnya Pengetahuan Mereka Tentang Fiqih
    Dalam masalah ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan kepada kita dalam sabdanya :

    “Artinya : …. Mereka membaca Al-Qur’an, tidak melebihi kerongkongannya”.
    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mempersaksikan akan banyaknya bacaan/tilawah mereka terhadap Al-Qur’an, tetapi bersamaan dengan itu mereka di cela. Kenapa ? Karena mereka tidak dapat mengambil manfaat darinya disebabkan kerusakan pemahaman mereka yang tumpul dan penggambaran yang salah yang menimpa mereka. Oleh karenanya mereka tidak dapat membaguskan persaksiannya terhadap wahyu yang cemerlang dan terjatuh dalam kenistaan yang abadi.

    Sekilas Tentang Persamaan Wahabi / Salafi Gadungan dengan KHAWARIJ.anehnya artikel mengenai KHAWARIJ ini ada di situs milik wahabi.hehe…IBARAT KERA MENGATAI LUTUNG….

    Baca di situs wahabi

    Khawarij

    Balas
  • 57. ompu  |  Mei 22, 2007 pukul 7:03 am

    tetaplah berjalan di atas manhaj rasullullah,jaganlah kalian berdebat dengan para ahlul bid’ah!!!

    Balas
  • 58. narimo  |  Juni 2, 2007 pukul 4:37 am

    saya sangat terkesan dengan metode konspirasi Abn abdul wahab dan ibn suud, yaitu konpirasi menumpahkan darah sesama muslim, wanita, dan anak-anak serta merampas harta mereka dengan dalil Ghonimah.
    jika itu kisah sejarah itu betul, betipa ngerinya saya kepada para pengikutnya yang sekarang.
    Islam yang mana yang menghalalkan darah sesama muslim (walau beda manhaj?
    Maka peristiwa pembantaian itu mengisyaratkan bahwa konpirasi wahabisme telah memvonis selain manhaj mereka adalah kafir sehingga halal darahnya.
    Membantai ana-anak dan wanita? itu methode perang bar-bar yang lebih jahil dari suku viking dan vandalisme.
    Ghonimah? adakah ghonimah yang diambil dari sesama muslim? kecuali telah memvonis bahwa diluar manhaj wahabi adalah kafir.
    wahabi sekarang?

    Balas
  • 59. ompu  |  Juni 7, 2007 pukul 3:12 am

    Diambil dari mailing list assunnah@yahoogroups.com
    Message: 13
    Date: Fri, 13 May 2005 21:51:34 -0700 (PDT)

    ini situs bathil dan penuh fitnah

    From: fsms sunnah
    Subject: MENJAWAB TUDUHAN BATIL TERHADAP DAKWAH SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB

    MENJAWAB TUDUHAN BATIL TERHADAP DAKWAH SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB

    Oleh : Abul Harits as-Salafy

    Sumber : http://abusalma.blogspot.com/2005/05/menjawab-tuduhan-batil-terhadap-dakwah.html

    Pemberitahuan : Jika font arabic tidak muncul, coba klik kanan, klik encoding dan ganti dengan Unicode

    Kedustaan Hizbut Tahrir atas Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.

    Sudah menjadi adat dan kebiasaan firqoh-firqoh sesat untuk memusuhi dan memfitnah kepada pembela dakwah yang haq, yang menyeru manusia kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah dan Sunnah rasul-Nya. Abdul Qodim Zallum rahimahullahu, salah satu tokoh Hizbut Tahrir dengan bangga mengatakan dalam bukunya yang berjudul Kaifa Hudimat Khilafah (dalam versi Indonesianya berjudul Konspirasi Barat meruntuhkan Khilafah Islamiyah, hal. 5), sebagai berikut : Inggris berupaya menyerang negara Islam dari dalam melalui agennya, Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud. Gerakan Wahhabi diorganisasikan untuk mendirikan suatu kelompok masyarakat di dalam negara Islam yang dipimpin oleh Muhammad bin Saud dan dilanjutkan oleh anaknya, Abdul Aziz. Inggris memberi mereka bantuan dana dan senjata……

    Pada halaman selanjutnya dia mengatakan : Telah diketahui dengan pasti bahwa gerakan Wahhabi ini di provokasi dan didukung oleh Inggris, menginggat keluarga Saud adalah agen Inggris. Inggris memanfaatkan madzhab Wahhabi, yang merupakan salah satu madzhab Islam dan pendirinya merupakan salah seorang mujtahid.

    Subhanallah ini adalah sebuah kedustaan dan fitnah, serta kezholiman terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab qoddasallahu ruuhahu yang mana hal ini tidak akan dilakukan kecuali oleh orang-orang yang benci terhadap Islam, benci terhadap Firqotun Najiyah, dan benci akan tersebarnya dakwah salafiyyah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Ingatlah akan firman Allah Taala dalam surat Al-Isra ayat 36 :

    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.

    Dan yang paling mengherankan lagi, orang-orang Hizbut Tahrir menolak khabar ahad / hadis ahad dalam masalah aqidah, walaupun hadis itu shohih dari Rasulullah karena hal itu tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, dan ketika dalam masalah/perkara yang sesuai dengan hawa nafsu mereka (Seperti kedustaan mereka atas Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab), dengan penuh keyakinan dan kebanggaan mereka menerima khabar ahad walaupun itu berasal dari seorang orentalis, sekaligus agen Inggris yang bernama Mr. Hamver yang juga seorang pendusta. Untuk lebih jelasnya mengenai siapa Hamver, marilah kita ikuti penjelasan Syaikh Malik Bin Husain dalam majalah Al-Asholah edisi ke 31 tertanggal 15 Muharram 1422 H, beliau berkata :

    Saya telah meneliti kitab yang beracun dengan judul Mudzakkarat Hamver dan nama Hamver ini tidak asing lagi. Pertama kali aku membacanya di Majalah Manarul Huda, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Maktabah al-Alaami yang staf redaksinya dari Jamiyyah Al-Masyaari al-Khairiyyah Al-Islamiyyah pada edisi 28, Ramadhan 1415 H/1995. Majalah ini dikeluarkan oleh Jamaah Al-Ahbasy, sebuah Jamaah Sufiyyah berpangkalan di Yordania dan selalu memusuhi dakwah salaf dan para ulamanya, dan mereka mendapat bantuan dana dari orang-orang Yahudi dalam operasionalnya.

    Setelah saya membaca makalah ini, jiwaku terdorong untuk membaca kitab mudzakkarat mata-mata/intel Inggris ini, hingga aku mengetahui sampai sejauh mana kebenaran yang dinisbatkan kepada Al-Imam Al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam kitab ini. Ketika selesai membaca mudzakkarat ini, telah jelas bagiku bahwa itu merupakan sebuah dusta dari asalnya, dan Hamver ini adalah seorang yang asalnya tidak ada, lalu diada-adakan. Maka dari itu saya ingin menjelaskan kepada saudara-saudara sekalian tentang hal yang telah saya dapatkan dari peneletianku terhadap mudzakkarat ini, dalam rangka membela Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- dan juga dapat pembelaan terhadap kaum muslimin dari tikaman orang-orang ahlul bidah. Allah Taala berfirman :

    Sebenarnya Kami melontarkan yang haq kepada yang batil lalu yang haq itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap.(QS. Al-Anbiya : 18).

    Dan dalam ayat lain Allah berfirman :

    Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu

    Pada ayat ini ada pelajaran ilmiyah bagi kelompok orang-orang mukmin, yang menjaga agamanya dan menjaga hubungan persaudaran antar sesama muslim, dengan mencari kejelasan (tatsabut) terhadap semua berita miring yang dilontarkan untuk memecah belah barisan kaum muslimin.

    Akan senantiasa terus menerus musuh-musuh dakwah (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah-) berusaha dengan berbagai cara untuk menghancurkan dakwah ini, yang tidak ada di dalamnya keilmiahan sedikitpun melainkan hanya kebohongan dan kedustaan, laa haula wala quwwata illa billah. Wahai para pencari kebenaran, risalah-risalah dan kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- telah tercetak, diantaranya adalah seperti dibawah ini :

    Al-Aqidah satu jilid, Fiqih dua jilid, Mukhtasor Siroh Nabi, kumpulan fatwa-fatwa satu jilid, tafsir dan Mukhtasor Zaadul Maad satu jilid, Rosail Sakhshiyaah satu jilid, Kitab Hadits lima jilid, Mulhaq dan Mushonnafat satu jilid. Jadi kesemuanya 12 jilid yang telah dikumpulkan oleh Lajnah Ilmiyah yang khusus menangani masalah ini dan berasal dari Jaamiah (Universitas Al-Imam Muhammad bin Suud Al-Islamiyyah), yang dikumpulkan serta diverifikasi oleh DR. Abdul Aziz bin Zaid Ar-Ruumi, DR. Muhammad Biltaaji dan DR. Sayyid Hijab, serta di cetak di Riyadh.

    Maka barangsiapa yang ingin mencari kebenaran, hendaknya ia membandingkan ucapan Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- dengan ucapan musuh-musuh beliau. Karena kitab-kitabnya dan risalah-risalahnya telah tercetak. Kalau ada sesuatu yang benar dari kitab-kitab dan risalah-risalah beliau kita terima, dan kalau ada sesuatu yang salah maka kita tolak, dan kita tidak fanatik kepada seseorang siapapun dia, kecuali Rasulullah yang mana beliau tidak berkata dengan hawa nafsunya melainkan wahyu yang telah diwahyukan kepadanya.

    Adapun kalau kita bersandar perkataan seorang Nasrani yang kafir yang tidak dikenal, yang gemar minum minuman keras sampai mabuk, bahkan dia menyebut kalau dirinya seorang pembohong. Maka keadaan kita persis seperti apa yang digambarkan oleh syair dibawah ini :

    Barangsiapa yang menjadikan seokor burung gagak sebagai dalil (hujjah)

    Maka dia (burung gagak) akan membawanya melewati bangkai-bangkai anjing

    Bagaimana tidak, padahal yang telah jelas dari risalah-risalah dan bantahan-bantahan Al-Imam rahimahullah- bahwasanya, di dalamnya ada penafian (penolakan) terhadap apa-apa yang dikaitkan dengan dakwah beliau yang berupa tuduhan-tuduhan, dan kedustaan-kedustaaan yang tidak pernah beliau ucapkan, bahkan beliau mengingkarinya, dan berulang-ulang beliau mengatakan : Hadza buhtanun azhim (ini adalah suatu kedustaan yang besar).

    Semoga Allah merahmati Imam Adz-Dzahabi yang mengatakan : dan Kami belum pernah menjumpai yang demikian itu dalam kitab-kitabnya. Ketika itu Syaikh Adz-Dzahabi menceritakan beberapa perkara yang dinukil oleh sebagian mereka yang dengannya Imam Ath-Thabari menjadi tertuduh.

    Dan saya (syaikh Malik) katakan : Sesungguhnya apa-apa yang disebutkan dalam mudzakkarat Hamver adalah omong kosong belaka, dan perkataan yang tidak berlandaskan dalil sama sekali. Dan hal ini tidaklah keluar kecuali dari dua macam manusia :

    1. Orang yang bodoh kuadrat, tolol tidak bisa membedakan antara telapak tangannya dengan sikunya.

    2. Orang yang memperturutkan hawa nafsu, ahlul bidah dan musuh dakwah tauhid.

    Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya daging para ulama itu beracun, barangsiapa yang mencela para ulama maka Allah akan mengujinya sebelum ia mati dengan kematian hatinya. Kita memohon kepada Allah perlindungan dan keselematan.

    Mudzakkarat Hamver pada dasarnya adalah sebuah kebohongan (kedustaan) dan Hamver adalah seseorang yang sebenarnya tidak ada, lalu diada-adakan.

    Setelah saya mempelajari mudzakkrat ini telah jelas bagi saya bahwasanya mudzakkarat ini adalah hasil dari khayalan seseorang atau sebuah kelompok yang misinya adalah menjelekkan/menjatuhkan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- dengan kedustaan, kepalsuan. Dan dalil dari perkataan ini sangat banyak, diantaranya :

    1. Dengan mengikuti sejarah yang disebutkan di dalam mudzakkarat, nampaklah bagi kita bahwasanya Hamver tatkala bertemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, tatkala itu umur beliau kurang lebih masih 10 tahun. Ini adalah hal yang tidak cocok bahkan bertentangan dengan apa yang ada di mudzakkarat (hlm 30), bahwasanya Hamver berkenalan dengan seorang pemuda yang sering datang ke sebuah toko, dan pemuda itu mengetahui tiga bahasa, yaitu bahasa Turki, Faris, dan bahasa Arab, dan ketika itu ia sedang menuntut ilmu, dan pemuda dikenal dengan nama Muhammad bin Abdul Wahhab. Dan tatkala itu beliau adalah seorang pemuda yang antusias dalam menggapai tujuannya.

    Dan engkau dapat merinci hal itu dengan dalil :

    – Disebutkan di (hlm 13) : Kementrian Penjajah Inggris mengutus Hamver ke Asana (markas khilafah Islamiyyah) tahun 1710 M/1122 H).

    – Disebutkan di (hlm 18) : Bahwasanya dia tinggal di sana selama 2 tahun. Kemudian kembali ke London sebagaimana perintah, dalam rangka memberikan ketetapan yang terperinci tentang kondisi di Ibu Kota pemerintahan.

    – Disebutkan di (hlm 22) Bahwasanya dia berada di London selama 6 bulan.

    – Disebutkan di (hlm 22) Bahwasanya dia pergi ke Basrah dan berada di sana selama 6 bulan. Di Basrah inilah dia (Hamver) bertemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah-.

    – Jadi kalau dijumlahkan tahunnya maka dapat diketahui bahwa Hamver ketemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- pada tahun 1713 M atau 1125 H dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- lahir pada tahun 1703 M atau 1115 H. jadi waktu ketemu Hamver umur Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- pada waktu masih sekitar 10 tahun. Dari sini dapat diketahui kebathilan dan kebohongan Mudzakarat ini.

    – Disebutkan di dalam Mudzakarat hlm. 100, bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- mulai menampakkan dakwahnya pada tahun 1143 H. dan ini merupakan kebohongan yang nyata, karena Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- mulai menampakkan dakwahnya pada tahun kematian ayahnya yaitu tahun 1153 H.

    – Sesungguhnya sikap pemerintahan Inggris terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- bukan sikap yang ramah dan bersahabat, tetapi sikap yang bermusuhan.

    – Kita tidak menemukan kitab yang menyebut tentang mudzakarat ini sebelumnya. Dan musuh-musuh dakwah syaikh yang mubarak ini selalu menjelek-jelekkan dakwah ini, menisbatkan semua kejelekan kepadanya, dan anehnya hal ini baru dikeluarkan pada waktu akhir-akhir ini. Hal ini jelas menunjukkan kebohongan dan kedustaan mereka.

    – Hamver adalah seseorang yang tidak diketahui (tidak dikenal), mana maklumat yang menjelaskan tentang dia (hamver) ? tidak ada!!!, bahkan tidak ada maklumat dari pemerintah Inggris yang menjelaskan tentang tugasnya hamver ini.

    – Orang-orang yang membaca mudzakarat ini pasti tidak menduga kalau yang menulis ini orang nasrani, karena banyak ibarat/perumpamaan yang menikam agama Nashrani dan pemerintahan Inggris.

    – Dua naskah terjemahan dari mudzakarat ini tidak menyebutkan tanda-tanda yang jelas mengenai kitab (mudzakarat yang asli), dan ditulis pakai bahasa apa ? sudah dicetak atau masih dalam bentuk manuskrip? itu semua tidak jelas.

    – Penerjemahnya pun tidak diketahui orangnya, pada naskah yang pertama tidak disebutkan sama sekali tentang penerjemahnya. Begitu juga pada naskah yang kedua.

    – Pada naskah terjemahan yang kedua dijelaskan tanggal penerjemahannya yaitu : 25 haziran 1990. Apakah perkara yang sepenting ini dibiarkan begitu saja ? tidak ada yang mengetahui kecuali setelah 199 tahun kematiannya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah-.

    – Kedua naskah itu sepakat bahwa tanggal 2 Januari 1973 pada akhir dari mudzakarat itu. Dan apa yang dimaksud dengan tanggal ini saya tidak tahu ? apakah ini penulisan mudzakarat hamver ini (seperti yang nampak) ? Dan ini membuktikan kedustaan mudzakarat ini, bahwa wafatnya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah 179 tahun setelah tanggal yang disebutkan itu.

    – Semua yang ada di kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab membantah semua yang ada di muzakkarat ini.

    – Sesungguhnya keberadaan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwah beliau sudah merupakan bukti yang cukup kuat untuk membantah apa yang disebutkan di mudzakkarat.

    Sikap Pemerintah Inggris terhadap Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

    Ketika pemerintah Inggris mulai merasakan dari dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang semakin menguat dan meluas di berbagai daerah yang di duduki oleh pemerintah Inggris. Seperti yang terjadi di India, terdapat dakwah Syaikh Ahmad bin Irfan yang terkenal dengan nama Ahmad Barily dan para pengikutnya yang mulai menguasai India dan menentang dakwah sesat dari Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani yang di dudung sepenuhnya oleh Inggris dan dan orang-orang yang tidak mengerti Islam sama sekali kecuali hanya sekedar namanya saja.

    Keseriusan pemerintah Inggris untuk menghancurkan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang menyeru manusia untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah ini semakin nampak. Ini terbukti dengan biaya dan tenaga yang sangat besar yang telah keluarkan dalam menghentikan dakwah yang mubarakah ini. Salah satu bukti kuatnya adalah ketika Ibrahim Baasya dari Mesir, berhasil menghancurkan kota Dariyyah di Riyadh, tempat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan raja Abdullah bin Suud bin Abdul Aziz.

    Pemerintah Inggris mengutus George Forster Sadleer yang menjabat sebagai ketua Agen Inggris yang berkedudukan di India untuk melakukan perjalanan panjang dan melelahkan menuju ke Riyadh dengan tujuan memastikan bahwa Dariyyah benar-benar sudah hancur sekaligus memberikan ucapan selamat dan penghargaan kepada Ibrahim Baasya. Setelah melalui perjalanan yang melelahkan akhirnya rombongan Sadleer ini bertemu dengan Ibrahim Baasya pada tanggal 13 Agustus 1819 M di tempat yang bernama Biir Ali di dekat kota Madinah.

    Dari data-data diatas jelaslah kedengkian Hizbut Tahrir terhadap dakwah tauhid yang dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan tidak terbatas pada beliau saja, tetapi Hizb ini membenci semua ulama yang mendakwahkan tauhid. Dibawah ini penulis akan menghadirkan beberapa tuduhan bathil Hizbut Tahrir terhadap para ulama salaf.

    Agar pembaca dapat mengetahui dan membandingkan antara tuduhan Hizbut Tahrir dan fakta yang ada, maka penulis disini sengaja menghadirkan sejarah singkat syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab.

    Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman Attamimi, beliau lahir di sebuah rumah yang terkenal yang penuh dengan ilmu di kota Uyainah tahun 1115 H/ 1703 M. kakek beliau Sulaiman bin Ali bin Musyrif adalah seorang ulama yang terkenal pada zamannya, beliau adalah orang yang dijadikan rujukan para ulama pada zamannya. Beliau menulis sebuah kitab yang sangat terkenal dalam masalah Manasik Haji. Begitu juga pamannya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, juga seorang ulama ahli fiqih, ayah syaikh Abdul Wahhab bin Sulaiman seorang Hakim yang juga Ahli fiqh.

    Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang yang cerdas, hafal Al-Quran sebelum usia 10 tahun. Belajar Fiqih Hambali pada ayahnya. Syaikh Abdul Wahhab kagum dengan kecerdasan anaknya dalam menerima pelajaran.

    Di samping itu Syaikh Muhammad juga belajar dari beberapa guru di berbagai daerah, sampai ke Madinah. Setelah memahami ilmu tauhid dari Al-Quran dan Sunnah, beliau melihat di kotanya Najd banyak terjadi kesyirikan, khurafat, dan bidah yang merajalela. Beliau menyaksikan para wanita yang belum menikah pergi ke pohon-pohon kurma yang dikeramatkan dan bertawassul (meminta) kepada pohon-pohon kurma itu agar mereka diberikan jodohnya pada tahun ini. Di Hijaz beliau melihat orang-orang mengkeramatkan kuburan para sahabat dan ahlul bait, dan di kota suci Madinah Al-Munawwaroh yang dulu merupakan pusatnya tauhid, beliau menyaksikan bagaiman manusia beristigosah dan berdoa kepada kepada Rasulullah, yang mana hal itu menyelisihi Al-Quran dan Sunnah seperti yang difirmankan Allah dalam surat Yunus :

    Janganlah kalian menyeru kepada selain Allah yang tidak mampu memberi kalian manfaat tidak pula memberikana bahaya. Jika kalian melakukannya maka sesungguhnya kalian adalah termasuk orang-orang yang zhalim.

    Dan hadits Rasulullah :

    Jika kamu meminta maka memintalah hanya kepada Allah dan jika kamu memohon pertolongan maka mohonlah kepada Allah.

    Menyaksikan semua kemungkaran itu, beliau bangkit dan segera memulai dawah beliau dengan memurnikan ketaatan kepada Allah, memurnikan tauhid masyarakat Arab yang tercampur dengan Syirik, khurafat, dan bidah. Beliau seakan-akan membawa agama baru bagi masyarakat Arab pada waktu yang tengah tenggelam dengan kesyirikan, bidah dan khurafat.

    Mulailah terjadi perlawanan dari kelompok-kelompok sesat yang merasa dirugikan dengan adanya dakwah Syaikh ini, kemudian mereka mencoba mengadakan perlawanan baik fisik maupun pikiran. Fitnah dan tuduhan keji mulai di arahkan kepada beliau, dengan menyebut semua yang menyelesihi adat dan kebiasaan mereka disebut Wahhabi segala sesuatu yang konotasi jelek disebut Wahhabi, namun beliau tetap berdakwah kepada Allah, memperingatkan manusia dari bahaya yang mereka lakukan, berusaha mengumpulkan kalimat mereka diatas kebenaran, dan dalam satu kepemimpinan yang ditegakkan pada mereka perintah Allah, dan mereka berjihad dijalan Allah, maka beliau bersungguh-sungguh dalam melaksanakan hal ini, berdakwah kepada Allah, berhubungan dengan para pemimpin, menulis kitab-kitab tentang tauhid/perintah untuk meng-Esakan Allah, dan melaksanakan syariat, serta meninggalkan kesyirikan.

    Beliau senantiasa bersabar atas yang demikian itu, mengharapkan pahala dari Allah. Sesudah beliau mempelajari dan memperdalam agama dari para ulama di negeri itu dan selainnya, beliau berusaha bersungguh-sungguh dalam berdakwah kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya, mempersatukan umat di kota Huraimala pada awalnya, lalu di Al Uyainah, lalu berpindah – sesudah beberapa perkara – ke Dar’iyyah, dan Muhammad bin Suud membaiatnya untuk berjihad di jalan Allah, untuk menegakkan perintah Allah maka mereka semua adalah orang-orang yang benar dalam hal ini, saling tolong-menolong, maka merekapun berjihad hingga Allah memberi kemenangan dan menguatkan mereka. Meka merekapun menyiarkan tauhid, mengajak manusia kepada kebenaran dan petunjuk dan menerapkan syariat Allah terhadap hamba-hambaNya.

    Disebabkan kejujuran dan istianah (meminta pertolongan) kepada Allah, dan karena tujuan yang benar Allah menolong dan menguatkan mereka. Dan cerita tentang mereka itu sudah tidak asing lagi bagi mereka yang memiliki pengetahuan meski sedikit.

    Setelah Muhammad bin Suud, kemudian datanglah Raja Abdul Aziz (sesudah masa yang penuh dengan kekacauan dan perpecahan), beliau bersungguh-sungguh dalam memperbaiki keadaan umat ini sambil memohon pertolongan kepada Allah, kemudian meminta bantuan para ulama, maka Allah pun menolong dan menguatkannya, serta mempersatukan kalimat kaum muslimin Jazirah ini. Di atas Syariat dan di jalan-Nya, sehingga tegak dan bersatu jazirah ini dari penjuru utara hingga selatan, timur hingga barat di atas kebenaran dan petunjuk, dengan sebab kejujuran, jihad, dan menegakkan kalimat Allah.

    Dalam menyingkapi fitnah terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan agar pembaca bisa menilai dengan adil, maka marilah sejenak kita simak perkataan Syaikh Muqbil bin Hadi -rahimahullah-:

    Maka jika kita melihat ketika diutusnya Nabi kita Muhammad r dan melihat perbuatan (jahat) orang-orang kafir dan musuh-musuh Islam kepada Nabi kita Muhammad r, lalu kita menyaksikan akhir kesudahan yang baik itu adalah bagi orang bertakwa. Dan demikianlah sesudah Nabi kita Muhammad r hingga zaman kita ini yang dianggap sebagai zaman fitnah, fitnah yang bermacam-macam yang tidak akan mengetahui banyaknya fitnah itu melainkan Allah U.

    Dalam zaman ini yang tercampur padanya kesyirikan dan hal-hal jelek bagi kaum muslimin, terdapat kebangkitan yang diberkahi yang mana keutamaan dan karunia ini adalah karena Allah. Dia-lah yang memberkahi, menumbuhkan dan menunjuki jalannya. Lalu musuh-musuh Islam bermaksud menjauhkan manusia dari kebangkitan yang diberkahi ini dengan memberikan bermacam-macam julukan dan nama untuk memalingkan kaum muslimin dari kebangkitan yang diberkahi ini, dan kesadaran yang diberkahi.

    Dan kami berbicara insya Allah- tentang satu julukan, walaupun (segala puji bagi Allah) banyak saudara-saudara kita tidak mengetahui tentang hal ini. Akan tetapi ini termasuk dari (melaksanakan) bab : “Hendaknya seorang yang tahu menyampaikan kepada orang yang tidak tahu”. Karena sesungguhnya Nabi r bersabda :

    “Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir”.

    Dan beliau r bersabda :

    “Semoga Allah memperindah yang mendengar perkataanku, lalu menyapa, menghafal dan menyampaikannya”

    Itulah kata buruk yang disebarkan oleh orang-orang komunis, pengikut partai ba’ats, pengikut pemahaman Jamal Abdul Nasir, orang-orang Syi’ah, orang-orang Sufi ahli bid’ah, mereka menyebarkannya dilingkungan masyarakat kita untuk menghalangi manusia dari sunnah Rasulullah, kata-kata itu adalah kata “Wahabiyyah”, maka barangsiapa berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah, mereka menjauhkan manusia darinya dan memberikan julukan itu agar manusia lari darinya.

    Dan sepatutnya diketahui, bahwasannya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah termasuk ulama yang hidup pada abad ke-12 Hijriyah, beliau seorang ulama yang bisa benar dan bisa salah, kalaulah kita orang-orang yang buat “Taklid” (mengikuti tanpa dasar) tentulah kita akan “Taklid” kepada ulama Yaman kita yaitu Muhammad bin Ismail Al-Amiir Ash-Shan’ani beliau hidup sezaman dengan syaikh Muhammad bin Abdul Wahab-, dan beliau lebih alim daripada syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, akan tetapi syaikh Muhammad bin Wahab dakwahnya diberi kekuatan oleh Allah dengan kekuasaan dan tersebarlah ilmunya. Dan Muhammad bin Ismail Al-Amiir yang hasil karya beliau (karangan-karangannya) memenuhi dunia. Kaum muslimin mendapat manfaat dari kitab-kitabnya, walaupun orang-orang Yaman menghancurkan beliau dan mereka berkehendak mengusirnya dari negeri Shan’a (Yaman)

    Itulah kata (Wahabiyyah) yang dengannya manusia dijauhkan dan dihalangi dengannya dari sunnah Rasulullah, wajib bagi kalian untuk berhati-hati dari perkaranya dan kalian hendaknya melihat apa maknanya.

    Kata itu (Wahabiyyah) adalah dinisbatkan kepada seorang ulama dan bukanlah dinisbatkan kepada “Marx” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Lenin” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Amerika” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Rusia” dan bukan juga dinisbatkan kepada “Para pemimpin musuh-musuh Islam” dan kami tidak memperbolehkan seorang muslim untuk menisbatkan dirinya kecuali kepada Islam dan kepada Nabi kita Muhammad r.

    Sepatutnya kalian berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam masalah ini. Nabi Sulaiman u ketika burung Hud-hud mengabarinya apa yang dilakukan oleh Ratu Saba’ dan kaumnya :

    Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman: “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang mu’min)?” Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu): “Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir”. (An-Nahl 27)

    Dan Allah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :

    Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Al-Hujurat 6)

    Kami berbicara tentang hal ini bukanlah lantaran Ahli Sunnah dan Ahli Agama di “Dammaj” (tempat Syaikh Muqbil bermukim) karena sesungguhnya dakwah mereka (Segala Puji bagi Allah) diterima oleh penduduk Yaman, akan tetapi permasalahannya adalah propaganda ini telah melanda negeri Saudi Arabia, Mesir, Sudan, Syam, Iraq dan seluruh negeri-negeri Islam. Barangsiapa berpegang teguh kepada Agama, mereka berkata : “Itu adalah Wahabi”.

    Dan Allah berfirman dalam kitab-Nya :

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah2)

    Dan Nabi Muhammad r bersabda sebagaimana dalam shahih muslim,

    “Orang muslim adalah saudara muslim lainnya. Ia tidak akan mendhaliminya, menghinakannya dan tidak meremehkannya. Ketakwaan itu adalah disini (beliau menunjuk)

    Kami memperingatkan tentang propaganda ini, karena rasa kasih sayang kepada saudara-saudara mereka secara umum dari berburuk sangka kepada saudara-saudara kita para dai yang menyeru ke jalan Allah Azza wajalla dan hendaknya mereka tidak mengganggu saudara-saudara mereka para dai di jalan Allah, karena Allah berfirman dalam Al Quran :

    Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mumin dan muminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (Al Ahzab : 58)

    Dan Perkaranya adalah sebagaimana pepatah :

    Lempar Batu Sembunyi Tangan

    Perkaranya (adalah sebagaimana telah dikatakan) bahwasanya komunis, pengikut partai baats, ……….berbeda dengan ahli sunnah wal jamaah dan para dai yang menyeru kepada Allah, dan Allah berfirman :

    Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian di tuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya i a telah berbuat suatu kebohongan yang nyata. (An Nisa : 112)

    Dan aku katakan kepada saudara-saudara para dai yang menyeru kepada Allah di seluruh negeri Islam : Hendaknya mereka bersungguh-sungguh menyingsingkan lengan (dalam berdakwah), dan hendaknya mengharapkan wajah Allah (dalam berdakwah), bukan lantaran ingin mendapatkan kursi, kedudukan, dan bukan pula lantaran ingin mendapatkan sedikit kehidupan dunia, sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali jika amal itu didasari keikhlasan untuk mengharapkan wajah Allah, berdakwah kepada Allah lebih tinggi nilainya daripada kursi, kedudukan dan sedikit kehidupan dunia ini.

    Dan siapakah yang lebih baik perkaataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata : Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri. (Fushilat :33)

    Ya, Allah berfirman :

    Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An Nisa :104)

    Kalian mempunyai Al Quran dan sunnah Rasulullah r, sedangkan musuh-musuh kalian dari kalangan kaum komunis, pengikut partai baats, pengikut pemahaman Nasirin, syiah, Sufiyyah, propaganda mereka dibangun diatas kedustaan, kebohongan, pengkhianatan. Sedangkan para dai yang menyeru kepada Allah tidak ada yang menolong mereka melainkan Allah, dan cukuplah Allah sebagai penolong. Dan Allah berfirman dalam Al Quran untuk mengokohkan hamba-hamba-Nya yang beriman :

    Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (Ali Imran : 139-140)

    Dan Allah juga berfirman :

    Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu. (Muhammad : 35)

    Akan tetapi sepatutnya dakwah itu bukanlah dakwah untuk pemberontakan dan penggulingan, karen dakwah seperti ini lebih banyak kerusakandaripada kebaikannya, dakwah itu adalah mengajak kaum muslimin kembali kepada Al Quran dan sunah nabi mereka Muhammad Rasulullah r.

    Allah berfirman :

    “Dan katakanlah: Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Al Isra : 81)

    Dalam ayat yang diberkahi ini terdapat berita gembira dari Allah bahwasanya kebatilan tidak akan mampu berdiri kokoh didepan kebenaran, dan Allah berfirman :

    Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. (Ar Radu : 17)

    Maka kami memuji kepada Allah yang membangkitkan penduduk Yaman khususnya, dan juga penduduk Najd di Al Haramain, dan di Mesir, sungguh banyak diantara mereka menjadi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan propaganda yang keji ini yang mana proopaganda ini ditujukan kepada seorang ulama yang dipuji oleh ulama Islam. Muhammad bin Ismail Al-Amir An-Shanani -rahimahullah- berkata tentang diri syaikh Muhammad bin Abdul Wahab :

    Telah datang kabar gembira (datangnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab)

    Yang telah mengembalikan syariat Islam

    Beliau singkap kebodohan orang jahil dan mubtadi maka beliau bersamaku

    Beliau bangun kembali tiang-tiang agama dan menghancurkan kuburan-kuburan keramat yang membuat manusia sesat

    Mereka membuat kembali berhala-berhala seperti suwa yaghuts, wad dan ini sejelek-jeleknya

    Dan mereka memohon kepada berhala-berhala itu dikala susah seperti seorang yang meminta Allah Yang Maha Esa

    Berapa banyak orang yang thowaf dikuburan sambil mencium dan mengusap dinding-dinding kuburan dengan tangan-tangan mereka.

    Maka wajib bagi para dai yang menyeru kepada Allah untuk menetapkan kebenaran, dan sungguh kami telah mengatakan dalam beberapa pelajaran maupun khutbah bahwasannya propaganda itu adalah kedustaan untuk menyandarkan diri kita kepada syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, sesungguhnya kami tidak ridha untuk dinisbatkan melainkan kami hanya ridha kami dinisbatkan kepada Rasulullah r yang memberi syafaat kami dan yang kami cintai, yang mana Allah mengeluarkan kami dengan perantaraan beliau r dari kegelapan kepada cahaya. Propaganda-propaganda itu akan hilang sebagaimana pernah dijuluki As-Shabi artinya orang yang keluar dari agama nenek moyangnya dan berganti agama dengan agama lain. Adapun kita tidaklah keluar dari agama kita berganti dengan agama lainnya kita tidak mengkafirkan bapak-bapak kita, kakek-kakek kita, sebagaimana persangkaan mereka ! dan kita tidaklah mengkafirkan para wali dan tidaklah membenci ahlul bait (keluarga Nabi), dan kita telah membicarakan tentang
    keutamaan-keutamaan keluarga Nabi dalam beberapa ceramah. Dan kita tidak membenci orang-orang shalih dan kita tidak mengkafirkan masyarakat kita, dan kita tidak memperbolehkan untuk keluar dari ketaatan pemerintahan muslim, maka hendaknya orang yang menyaksikan hal ini menyampaikan kepada orang yang tidak hadir, dan sesudah ini propaganda itu akan lenyap dan akan menjadi sebab bagi tersebarnya sunnah Rasulullah r, Allah berfirman dalam Al-Quran :

    “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (An-Nur 11-12)

    Jika kamu mendengarkan seseorang berkata : Itu orang Wahabi, maka ketahuilah bahwa ia termasuk dari salah seorang dari dua orang ini :

    4 Mungkin ia seorang yang melakukan perbuatan keji.

    4 Atau mungkin seorang yang bodoh tidak mengetahui hakekat ini.

    Ini adalah kedustaan yang besar terhadap para dai yang menyeru kepada Allah, Allah berfirman dalam Al-Quran:

    “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” (An-Nur 19)

    Allah telah menamai kita sejak zaman dahulu sebagai seorang muslim dan kita umat Muhammad r tidak meridhai Nabi Muhammad diganti, kami tidak meridhai untuk menisbatkan diri kami kepada Syafii atau Zaidi atau kepada Wahabi atau selain ini. Mereka itu semua adalah para ulama yang agung yang menganggap jahat orang yang menisbatkan dirinya kepada mereka.

    Saya menasehatkan kepada setiap saudara seagama untuk membaca kitab beliau rahimahullahu yaitu Kitabut Tauhid niscaya kalian akan melihat ayat-ayat Al-Quran dan hadits-hadits Nabi. Kitab itu adalah kitab yang agung walaupun didalamnya ada hadits-hadits yang dhaif, namun tidaklah memberi mudharat.

    Sungguh saya telah menerangkan dalam kitab An-Nahju Asy-Syadidu , lihatlah disana

    Janganlah kalian menjadi bunglon tapi hendaklah kalian mengatakan jika manusia berbuat baik maka kami akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat dhalim maka kami akan berbuat dhalim, akan tetapi tanamkanlah dalam jiwa-jiwa kalian jika manusia berbuat baik kalian akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat jahat maka janganlah kalian berbuat jahat. Wallahumustaan.

    Itulah pendapat Syaikh Muqbil terhadap orang-orang yang menisbatkan sesuatu yang jelek kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan memberinya julukan Wahabi. Seorang ulama yang lain berkata :

    Pada masa lalu Imam Syafii dituduh sebagai seorang rafidhi (pengikut syiah rafidah), dan beliau (Imam Syafii) menjawab :

    Jika orang yang cinta kepada Muhammad itu disebut Rafidhah

    Maka saksikanlah wahai manusia bahwa saya Rafidhi
    Jika orang yang mengikuti Nabi Muhammad disebut Wahhabi

    Maka saya mengikrarkan bahwa diri saya adalah seorang Wahhabi.

    Footnote :

    2. Demikian pula apa yang dimuntahkan oleh al-Mudzabdzab al-Hizbi dan Abu Rifa al-Buali (pembual) ash-Shufi al-Bidi yang jahil murokkab. Insya Allah akan saya berikan bantahan khusus terhadap syubuhat kedua orang bodoh ini. (Abu Salma)

    3. Abu Salma : Ahbasy ini adalah jamaah takfiri yang sangat sesat dan menyesatkan, Syaikh Abdurrahman bin Said ad-Dimasyqiyah memiliki bantahan yang cukup tebal terhadap kesesatan al-Ahbasy ini yang berjulul Mausuat Ahlis Sunnah

    4. Ini sama dengan dimuat di majalah Manarul Huda; milik kelompok Al-Habasyiyah Al-Haruriyyah, (kelompok sufi exterm yang memusuhi dakwah syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) edisi 28, bulan Ramadhan 1415 H./1995 M. hal. 62, dikatakan sebagai berikut : Dan Pada tahun 1125 H/1713 M mata-mata Inggris Hamver bekerja sama dengan syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menghapus/melenyapkan Islam. Dan syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyebarkan kebohongan-kebohongan yang diperintahkan oleh mata-mata/intel Inggris dengan nama Wahabiyyah.

    5. Lihat kitab dengan judul : Unwanul Majd fi Tarikhil Najd, yang ditulis oleh Utsman bin Basyar, 1/29.

    6. Masud An-Nadwi, Muhammad bin Abdul Wahhab Muslih Madhlum wa muftara alaihi, Mamlakah Arabiah : Kementrian urusan Wakaf dan Dakwah, 1999), hal. 146.

    7. Masud An-Nadawi, Muhammad bin Abdul Wahhab Muslihun madhlumun wa muftara alaihi, (Kementrian Wakaf dan Dawah KSA : Mekkah, 1420/2000), h.37-39.

    8. Muhammad bin Jamil Zainu, Manhaj Firqotun Najiyah,h. 48-49.

    9. Abdul Aziz bin Baz, Asbab dhofil Muslimina amama aduwwihim wa wasail ilaj lidalika, Majalah Adz-Dzakhirah Al-Islamiyyah, Surabaya, Edisi 10, 1425 H/2004.

    Sumber : http://www.abusalma.cjb.netgeovisit();

    Balas
  • 60. ompu  |  Juni 7, 2007 pukul 3:17 am

    mudah-mudahan setelah membaca tulisan abu harits tadi bisa menjadi asbab hidayah bagi antum sekalian

    Balas
  • 61. ahmed  |  Juni 12, 2007 pukul 6:21 am

    yah bwt yg WAHABI&SALAFI sgra bertobat,coz klo ente skalian msh kayak gitu,sma aj ente ngkafirkan baginda Nabi&Para shohabatny.jgn malu ngmpul sma org yg kalian anggap tradisionil(ASWAJA),blajarlah dari mreka,yg udh Hafidz AL-Qur’an yah blajar lg ama ulama2ASWAJA dsini kan bnyk.OK&peace(JGN KAFIRKAN ORG LAEN JGN2………….KAFIR SNDRI)

    Balas
  • 62. ompu  |  Juni 15, 2007 pukul 3:32 am

    yah..mas ahmed, maksud ane situs yang batil itu ya situs ini…bukan tulisan dari abu harits loh… trus mas ahmed jangan percaya dengan orang-orang yang nyebut aswaja, pengennya sih mereka disebut Ahli Sunah WAl JAmaah, tapi jauh banget dari sunnah rasulullah, yang ada juga mereka Asjawa (ASal JAWA), jadu yang didengerin cuma ‘fatwa’ ustadz yang dari jawa adja…bukan yang laen, walopun fatwa dari ulama ahlusunnah yang terkenal keilmuannya.hehe

    Balas
  • 63. ompu  |  Juni 15, 2007 pukul 3:39 am

    contoh ‘ulama atau ustadz’ aswaja itu ya orang-orang NU dan sekitarnya (contohnya pembuat situs/blog ‘cemen’ ini) hehe
    terusin mas ngebela maulid,tahlilan, ngalap berkah/tawassul ke kuburan dan semua bid’ah serta kesyirikan yang laen, ntar antum bakalan kaget kalo mulut antum udah penuh tanah (udah di kubur maksud ane), tapi kalo masih bisa tobat ya buruan…

    Balas
  • 64. abu yusuf  |  Juni 19, 2007 pukul 2:46 pm

    Marilah kita kembali kepada AlQuran dan AsSunnah shohihah dengan pemahaman generasi terbaik umat ini yaitu Rosululloh, para sahabat yang langsung dibimbing oleh Rosululloh, para tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Dan marilah kita berhenti menjelek-jelekkan ulama apalagi yang sudah wafat. Siapa tahu yang kita jelek-jelekkan itu lebih baik dari kita. Semoga Alloh selalu memberi petunjuk kepada kita kepada jalanNya yang lurus.

    Balas
  • 65. NARIMO  |  Juni 20, 2007 pukul 7:36 am

    ompu berkata,

    Juni 15, 2007 @ 3:32 am
    ah..mas ahmed, maksud ane situs yang batil itu ya situs ini…bukan tulisan dari abu harits loh… trus mas ahmed jangan percaya dengan orang-orang yang nyebut aswaja, pengennya sih mereka disebut Ahli Sunah WAl JAmaah, tapi jauh banget dari sunnah rasulullah, yang ada juga mereka Asjawa (ASal JAWA), jadu yang didengerin cuma ‘fatwa’ ustadz yang dari jawa adja…bukan yang laen, walopun fatwa dari ulama ahlusunnah yang terkenal keilmuannya.hehenih
    =======
    ini lho kalau mau tahu “hasil indoktrinasi zionis”. pelan tapi pasti, mau ngadu domba antar elemen bangsa. Baca komen anda, ana jadi tersinggung, emangnya gitu ya “ilmu yang antum dapat dari ustad antum”.
    Pasti antum ngelak, kalau ana katain ontek zionis, tapi faktanya kelihatan no mau bikin friksi antara jawa dan luar jawa.
    Baguslah, semakin nyata siapa sebenarnya wahabi itu, ndak perlu ribet, udah mulai kelihatan arahnya, mau memecah bangsa indonesia. Siapa sih yang paling pingin memecah bangsa indonesia? semua orang tahu “ZIONIS”

    Balas
  • 66. ruslanantum  |  Juli 26, 2007 pukul 6:41 pm

    assalamualaikum
    astaghfirullohal ‘adhim
    astaghfirullohal ‘adhim
    astaghfirullohal ‘adhim
    astaghfirullohal ‘adhim
    astaghfirullohal ‘adhim
    maaf saya hanya orang bodoh
    merasa bergetar hati saya
    merasa pilu hati saya
    merasa remuk hati ini
    melihat bacaan-bacaan ini
    kok bisa2nya islam seperti ini
    agama yang penuh kebencian
    agama yang penuh penghinaan
    dilakukan oleh orang yang tau dalil

    padahal hal ini (perdebatan ini)
    telah terjadi sejak zaman dulu kala
    yang lebih berilmu dari kalian yang lebih tau dari kalian sudah banyak berdebat dan tetap tidak selesai2 sampai saat ini, padahal dalil yang mereka keluarkan lebih banyak dari kalian semua

    kita tau betapa hebatnya imam nawawy, assuyuthi, kita tau betapa luas ilmunya ibnu taimiyah,nashirudin alalbani tetapi merekapun tidak dapat memecahkan perbedaan ini.
    mereka saling bantah tentunya dengan dalil dan pemahaman masing2.
    ingat saudaraku mereka semua adalah bermanhaj salaf, ahlussunnah waljamaah
    lalu mengapa kita tidak mau mengakui dan menerima pendapat mereka.
    perbedaan pasti ada pasti ada pasti ada.
    ada ratusan kitab tafsir alquran yang berbeda beda, ada ribuan buku hadist yang berbeda beda pula,apalagi fiqh tak terhitung jumlahnya dsb. itu dalam ahlussunnah saja
    yang menjadi masalah adalah apa yang telah kita berikan untuk ALLAH
    untuk rosul, untuk agama ini, bukankah lebih baik kalian lebih giat lagi mencari ilmu, lebih giat lagi beramal, bukan hanya copi paste,copi paste
    yang satu copi paste dari websitnya, yang satunya lagi sama
    maaf berfikirlah wahai ummat islam, belajarlah, beramallah
    semoga menjadi renungan
    wassalam

    Balas
  • 67. andi  |  Juli 30, 2007 pukul 6:21 am

    ketakutan NU

    Balas
  • 68. Syed Hasan Bin Husein Bin Alwi Alkaff  |  Juli 30, 2007 pukul 2:32 pm

    Susah buat mereka wahab/salafy untuk menerima kebenaran…..tapi biarlah……tolong jangan main hadist aja atau dalil yang lainnya….coba anda anda semua yang mempelajari ilmu nahwu sharaf…..biar tau tatacara bahasa arab…eh tapi nahwu sharaf tidak ada di ajarkan oleh rasul….nahwu sharaf mulai dari khalifah sayyidina Ali bin Abi Thalib KW….

    Balas
  • 69. Syed Hasan Bin Husein Bin Alwi Alkaff  |  Juli 30, 2007 pukul 2:41 pm

    Nabi saw. pernah bersabda, “…Seburuk-buruk perkara adalah sesuatu yang baru. Dan segala yang baru itu bid’ah. Lalu, segala yang bid’ah sesat. Dan segala yang sesat itu di neraka” (HR Buhori Muslim).
    Hadis ini seringkali disalahpahami sehingga memasukkan seluruh hal yang tidak pernah terjadi dan tidak pernah ada pada masa Nabi saw. sebagai bid’ah yang sesat.

    Padahal, pengertian kullu bid’ah (yang dilarang dan dinyatakan sesat oleh Nabi saw.) adalah sesuatu yang menyesatkan dan membahayakan dalam urusan agama, sebagaimana dijelaskan oleh hadis nabi yang lain yang berbunyi, “Siapa yang melakukan perbuatan bid’ah yang sesat yang tidak mendatangkan rida Allah dan Rasul-Nya, maka ia mendapatkan dosa dan dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR al-Tirmidzi dengan sanad hasan).

    Pasalnya, ada bid’ah yang baik dan berguna bagi manusia. Misalnya, upaya Umar ra. yang mengumpulkan manusia untuk melakukan salat tarawih berjamaah di masjid dengan dipimpin oleh Ubay ibn Ka’ab, padahal Rasul tidak mengerjakan hal tersebut. Saat itu Umar berkata, “Inilah sebaik-baik bid’ah.” (Fath al-BârÎ). Juga, upaya mengumpulkan Alquran dalam satu mushaf. Para sahabat menyetujui dan mengakui pentingnya pengumpulan Alquran dalam satu mushaf karena mereka mengetahui bahwa tidak semua bid’ah itu sesat.

    Jadi, bid’ah yang buruk dan sesat adalah dalam urusan ibadah mahdah dan ritual Islam yang tidak memiliki landasan sama sekali. Adapun yang memiliki landasan atau urusan muamalah yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti komputer, hp, radio, tv, dan semacamnya bukanlah termasuk bid’ah. Bahkan, ia termasuk yang disuruh untuk dikembangkan oleh Rasul saw., “Hikmah adalah barang hilang milik mukmin. Maka, di manapun ia menemukannya, ia lebih berhak atasnya.” (HR al-Tirmidzî)

    Wallahu a’lam bish-shawab.
    Wassalamu alaikum wr.wb.

    Balas
  • 70. Syed Hasan Bin Husein Bin Alwi Alkaff  |  Juli 30, 2007 pukul 2:46 pm

    Wahabi anatu salafu gadungan coba nt liat dibawah…..hukum mendoakan orang yang sudah meninggal…doa berziarah…adakah di wahabi ?

    Semua doa yang tujuannya untuk kebaikan orang tua Anda adalah baik untuk dibaca. Dan percayalah, bahwa doa yang dipanjantkan seoranghamba untuk orangtuanya meksi sudah meninggal, akan sangat besar maknanya buat dia di alamnya.

    Karena doa anak yang shalih merupakan jenis pahala amal yang tidak akan pernah terputus meksi orang itu sudah wafat.

    Bukankah Rasulullah SAW telah bersanda dalam hadits yang sangat masyhur itu ?

    Bila anak Adam meninggal, maka terputus (pahalanya) amalnya kedua tiga hal : [1] Shadaqah jairyah, [2] Ilmu yang bermanfaat dan [3] Anak yang shalih dan mendoakannya. (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’I dan Ahmad)

    Dalam hal ini tidak terbatas hanya doa anak kepada orang tuanya, namun kepada siapa pun yang telah mendahuli kita. Bahkan Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran Al-Karim :

    ”Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdo’a :” Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudar-saudar kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami” (QS Al Hasyr: 10)

    Bukankah shalat jenazah itu salah satu fungsinya adalah untuk mendoakan mayat yang telah wafat. Dan di dalam lafaz shalat itu adalah tercantum doa untuknya. Jadi jelas-jelas bahw doa untuk orang yang telah wafat itu memang akan sampai. Bukan hanya dari anaknya tapi dari muslim manapun yang ikut mendoakannya.

    Tentang do’a shalat jenazah antara lain, Rasulullah SAW bersabda:

    Dari Auf bin Malik ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah SAW – setelah selesai shalat jenazah-bersabda:” Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka” (HR Muslim).

    Tentang do’a setelah mayyit dikuburkan, Rasulullah SAW bersabda:

    Dari Ustman bin ‘Affan ra berkata:” Adalah Nabi SAW apabila selesai menguburkan mayyit beliau beridiri lalu bersabda:” mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karena sekarang dia sedang ditanya” (HR Abu Dawud)

    Sedangkan tentang do’a ziarah kubur antara lain diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra bahwa ia bertanya kepada Nabi SAW.”

    Bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur ? Rasul SAW menjawab, “Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur baik mu’min maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya –insya Allah- kami pasti menyusul) (HR Muslim).

    Bahkan bukan hanya sekedar doa saja yang bisa dipersembahkan kepada mereka yang sudah wafat, amal-amal ibadah lainnya pun bisa disampaikan pahalanya kepada mereka. Ada begitu banyak dalil yang menudukung hal ini. Misalnya tentang sampainya pahala shadaqah orangyang hidup untuk dikirmkan kepada orang yang telah wafat.

    Dari Abdullah bin Abbas ra bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak ada ditempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW unntuk bertanya:” Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat baginya ? Rasul SAW menjawab: Ya, Saad berkata:” saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya” (HR Bukhari).

    Bahkan bila orang tua Anda pernah punya hutang puasa, maka Anda atau siapapun boleh saja membayrkannya dengan jalan berpuasa juga, sebagai pembayaran atas ‘hutang’ kepada Allah SWT.

    Dari ‘Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:” Barang siapa yang meninggal dengan mempunyai kewajiban shaum (puasa) maka keluarganya berpuasa untuknya” (HR Bukhari dan Muslim)

    Termasuk juga dalam masalah pahala haji. Bila Anda sudah pernah pergi haji sebelumnya dan ingin menghajikan orang tua Anda, maka Anda bisa melakukannya dan pahalanya juga akan sampai kepada beliau. Dalilnya adalah hadits berikut ini :

    Dari Ibnu Abbas ra bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya:” Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya ? Rasul saw menjawab: “Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya ? bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar” (HR Bukhari)

    Adapun tahlilan dengan mengundang banyak orang yang diadakan pada malam tertentu (hari ketujuh, 40, dst) tidak kami anjurkan karena sama sekali tidak didukung oleh dalil naqli. Kalaupun ingin mengundang jamaah di sekitar Anda hal itu bisa dilakukan pada malam kapan saja tanpa terikat waktu.

    Semoga Allah menerima amal ibadah orang tua kandung Anda dan meluaskan quburnya dan diberikan semua kenikmatan dari Allah SWT , diringankan perhitungannya dan dimasukkan surga-Nya. Amien.

    Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,

    Balas
  • 71. alnadzier  |  Juli 31, 2007 pukul 6:49 am

    Nabi saw. pernah bersabda, “…Seburuk-buruk perkara adalah sesuatu yang baru. Dan segala yang baru itu bid’ah. Lalu, segala yang bid’ah sesat. Dan segala yang sesat itu di neraka” (HR Buhori Muslim).
    Hadis ini seringkali disalahpahami sehingga memasukkan seluruh hal yang tidak pernah terjadi dan tidak pernah ada pada masa Nabi saw. sebagai bid’ah yang sesat.

    Padahal, pengertian kullu bid’ah (yang dilarang dan dinyatakan sesat oleh Nabi saw.) adalah sesuatu yang menyesatkan dan membahayakan dalam urusan agama, sebagaimana dijelaskan oleh hadis nabi yang lain yang berbunyi, “Siapa yang melakukan perbuatan bid’ah yang sesat yang tidak mendatangkan rida Allah dan Rasul-Nya, maka ia mendapatkan dosa dan dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR al-Tirmidzi dengan sanad hasan).

    Pasalnya, ada bid’ah yang baik dan berguna bagi manusia. Misalnya, upaya Umar ra. yang mengumpulkan manusia untuk melakukan salat tarawih berjamaah di masjid dengan dipimpin oleh Ubay ibn Ka’ab, padahal Rasul tidak mengerjakan hal tersebut. Saat itu Umar berkata, “Inilah sebaik-baik bid’ah.” (Fath al-BârÎ). Juga, upaya mengumpulkan Alquran dalam satu mushaf. Para sahabat menyetujui dan mengakui pentingnya pengumpulan Alquran dalam satu mushaf karena mereka mengetahui bahwa tidak semua bid’ah itu sesat.

    Jadi, bid’ah yang buruk dan sesat adalah dalam urusan ibadah mahdah dan ritual Islam yang tidak memiliki landasan sama sekali. Adapun yang memiliki landasan atau urusan muamalah yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti komputer, hp, radio, tv, dan semacamnya bukanlah termasuk bid’ah. Bahkan, ia termasuk yang disuruh untuk dikembangkan oleh Rasul saw., “Hikmah adalah barang hilang milik mukmin. Maka, di manapun ia menemukannya, ia lebih berhak atasnya.” (HR al-Tirmidzî)

    Balas
  • 72. aq  |  Agustus 2, 2007 pukul 3:03 am

    Asslamu’alaikum Wr,Wb

    kuburan di arab sono di ancurin katanya seh githu deh, tahukan
    maksudnya ?

    TETAPI

    mall didirikan tinggi lagi,apalagi itu yang mo di bangun ama arab di mekah, lupa aku namanya yang katanya sih akan menjadi gedung tertinggi urutaan 8 di dunia yng jelas tingginya melebihi masjidil harram
    terus di dalamnya nanti ada gerai victoria screet,dior,dolce&gabana,revlon/tevlon kali ye,MD,cleincalvin DLL…..

    jadi

    hayo kita ratain kuburan wali songgo serta para syech lalu kita bikin gerai MD dll diatasnya……..

    uangnya buat beli peluru yang di tembakkan ke dada anak palestina,irak,hamas,hizbullah,dll……….

    buat ok_coy siapin sudah peralatannya wali yang mana yang mo dihancurin lebih dulu kuburannya ?

    Balas
  • 73. Aris Masih Abangan  |  Agustus 3, 2007 pukul 5:52 am

    Dalilnya Salafyin sih benar cuman penerapannya yg menurutku ada salahnya. Sangat harfiah contoh nya gini:

    Tidak boleh mendengarkan atau ber interaksi dengan ahli bid’ah. Orang ASWJ dianggap ahli bid’ah sehingga gak boleh mendengarkan, mengucap atau menjawab salam mereka dsb. Yg dianggap bid’ah salah satunya peringatan maulid nabi, karena gak ada contoh nya dari Nabi dan para sahabat. Sedangkan penambahan2 dalam masalah agama adalah bid’ah.

    Logika abangan saya begini: saya berangkat kerja dari rumah ke kantor naik mobil. Sepanjang perjalanan ke kantor saya membaca tahlil dan shalawat nabi dengan bersuara.

    Kalo pakai logika salafy saya melakukan bid’ah karena tidak ada contoh dari Nabi dan para sahabat beristigfar,membaca tahlil dan shalawat nabi sambil naik mobil dalam perjalanan ke kantor dengan bersuara. Alasannya :

    1. Nabi dan para sahabat gak pernah naik mobil apalagi sambil baca shalawat.
    2. Kenapa baca tahlil dan shalawat harus saat mengendarai mobil (padahal saya juga tidak mengharuskan).

    Menurut saya pergi kekantor naik mobil sambil baca istighfar, tahlil dan shalawat nabi itu bernilai ibadah meskipun tidak ada contohnya dari Nabi dan para sahabat. Berkumpul untuk bersama sama mengenang Nabi boleh2 saja (mubah), kalo terus diisi pengajian? ya bernilai ibadah. Tul gak tong.

    Balas
  • 74. Abdullah  |  Agustus 7, 2007 pukul 4:30 pm

    1. Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab perlu saudara pelajari kembali, supaya tidak

    sembarangan menyebut kata2 “Wahabi”. Belajar disini :

    http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=57

    2. Apa dan bagaimana Dakwah Salaf, coba saudara pelajari lagi, salah satu link :

    http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=72
    http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=82
    (kata kunci: salaf)
    tidak ada maksud lain, agar saudara bisa paham/mengerti/mudeng apa itu salafi.

    3. Parasit yang mengacau, fitnah ini muncul karena Salafi dianggap merebut Masjid NU :))

    hahaha… besok – besok Muhammadiyah juga akan teriak2 Masjid Muhammadiyah direbut orang…

    tolong… tolong… hahahaha… lucu bagi saya..

    Satu sanggahan saja : Masjid itu Rumah Allah, tempat kaum muslimin beribadah, siapa2 yang

    membangun Masjid akan mendapatkan pahala disini Allah. Kalau NU ataupun Muhammadiyah membangun

    Masjid lantas mengatakan itu milikku/punyaku (artinya bukan Rumah Allah) Siapapun bahkan anak

    kecil dapat menilai bahwa membangun Masjidnya TIDAK IKHLAS (Insya Allah) Jadi luruskan NIAT2 kita

    semua dalam membangun Rumah Allah, jangan karena awalnya Imam NU atau Muhammadiyah lalu

    digantikan dengan Imam Salafi.. lantas teriak Masjidku dirampas… Luruskan Niat kalian semua

    dalam membangun/memakmurkan Masjid Allah. (Sekaligus komentar atas tulisan2 yang merasa Masjid NU

    dirampas, entah itu dalam Blog ini ataupun dalam http://www.nu.or.id/page.php )

    4. Buat admin, luruskan NIAT untuk mendapatkan Ridha Allah dan banyak2lah belajar agama, sehingga

    bisa menyaingi Ilmu agama Para Dewan Fatwa Saudi Arabiya. Amin

    Balas
  • 75. T Mulya  |  Agustus 16, 2007 pukul 10:10 am

    Menurut saya tuduhan syirik & bid’ah dari kaum Wahabi terhadap praktek tabarruk, tawassul dan maulidan yang dilakukan oleh ASWAJA disebabkan mereka kurang banyak baca buku. Kalaupun banyak hanya dibatasi pada buku2 karangan ulama kelompoknya saja.

    Para pengikut Wahabi sering menuduh pengikut ASWAJA sebagai taklid buta terhadap para ulamanya. Padahal merekapun ya sama saja. Buktinya merekapun tidak kurang taklidnya kepada pendapat para ulamanya seperti, Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abd Wahab, Abdul Aziz bin Baz. Apa yang dikatakan mereka dianggap paling benar.

    Dulu saya pernah gabung dengan PERSIS (Persatuan Islam) yang tentu saja Wahabi ajarannya. Kesannya : semuanya seragam. Tidak boleh berbeda. Kitab Tafsir karangan A. Hassan atau anaknya yang bernama Abul Qadir Hassan. Kitab Fiqihnya harus Buluhgul Marom atau yang sejenis. Majalah yang wajib dibaca adalah AlMuslimun. Cara dakwahnya kasar dan main hembat aja. Masa bodoh orang yang sedang didakwahi akan sakit hati atau tersinggung.

    Kemudian Muhammadiyah. Yang ini lebih moderat, lebih toleran, lebih bebas dan lebih santun serta terbuka. Tapi pada prinsipnya punya sikap yang sama dengan PERSIS terhadap praktek tabarruk, tawassul, maulidan, salawatan dan sejeinisnya.

    Melalui pengkajian dan pengalaman saya mulai dari ASWAJA kemudian ke PERSIS, Muhammadiyah serta kelompok2 Islam lainnya yang ada di Indonesia (walaupun tidak seluruhnya), saya menyimpulkan bahwa tuduhan yang dilontarkan oleh kaum Wahabi terhadap kaum ASWAJA semata-mata disebabkan oleh ketidak atau kekurang fahaman kaum Wahabi terhadap apa yang dimaksud dengan istilah atau konsep tabarruk, tawassul, ziarah kubur, salawat dan sejenisnya. Kalau yang kita baca hanya buku2 karangan Ibnu Taimiyah atau Abdul Aziz bin Baz saja ya engga akan nyambung. Kenapa kita tidak perluas wawasan kita umpamanya dengan membaca buku2 yang dikarang para ulama di luar Wahabi ? Kenapa kita harus menganggap pendapat2 para ulama seperti Ibnu Taimiyah tsb sudah benar dan final (taklid) ?

    Dulu pada waktu di kelompok Wahabi yang pun mem-syirik/bid’ahkan saudara2 kita dari ASWAJA. Sekarang setelah melepaskan diri dari belenggu sekat2 mazhab dan membuka lebar2 akses ilmu terhadap sumber2 dari manapun datangnya, saya alhamdulillah dapat memahami lebih mendalam lagi apa yang dimaksudkan dengan konsep tabarruk, tawassul, salawat dll. Dan ini sangat jauh dari perbuatan Syirik dan Bid’ah ! Bahkan sangat2 positif terhadap penghayatan keagamaan kita.
    Contoh tawassul. Dalam kita berdoa kepada Allah bisa langsung dan tidak langsung (tawassul). Coba perhatikan. Tujuan atau target doa kita baik langsung maupun tidak langsung adalah Allah. Kalau kita katakan kita berdoa kepada Allah secara langsung, artinya kita minta kepada orang lain untuk berdoa kepada Allah. Contohnya ketika kita dulu mau ujian sekolah, sebelum berangkat kita cium tangan dan meminta kepada orang tua kita untk berdoa kepada Allah agar kita lulus ujian. Apakah berarti kita telah berbuat syirik ?! Begitu juga dengan doa kepada Allah melalui orang paling dekat aqomnya dengan Allah. Kita sama sekali bukan meminta kepada orang yang kita tawasuli itu. Prinsipnya sama saja. Kita minta bantuan orang yang lebih dekat kepada Allah ketimbang kita.

    Mungkin cara menjelaskan saudara2 kita dari ASWAJA kurang begitu mendalam dan argumentatif. Boleh jadi ada sekelompok orang yang menyalah gunakan atau bertindak ghuluw. Tapi hal ini tidak boleh dijadikan alasan atau dasar untuk mem-syirik/bid’ah-kan apa yang dilakukan oleh ASWAJA.

    Contoh yang lain adalah istilah “kafir”. Istilah kafir sering disalah-fahami atau digunakan oleh suatu kelompok dalam Islam untuk mencap orang2 Islam lainnya yang berada di luar kelompoknya. Pemahaman kafir masih sebatas “baju” yang dipakai. Kalau kita kembali kepada AlQuran pengertiannya bukan “baju”. Tapi lebih kepada “kemauan/kemampuan seseorang untuk mendaya-gunakan totalitas /fakultas & fasilitas yang dianugerahkan Allah kepadanya untuk digunakan sesuai kehendak-Nya, seperti, akal, kesehatan, ilmu, kekayaan dsb.”

    Seorang Abu Jahal adalah contoh yang gagal dalam mendaya-gunakan secara total apa yang diterima dari Allah. Akalnya menerima kebenaran dakwah Nabi Muhammad saaw, tetapi ia lebih tunduk terhadap hawa nafsu dunianya.

    Jadi tolonglah temen2 dari Wahabi banyak2lah baca buku dari mazhab manapun datangnya. Toh merekapun para ulama/mujtahid tidak lebih dari manusia biasa yang mungkin pendapatnya tidak mutlak benar atau tidak kebal koreksi.

    Balas
  • 76. ompu  |  Agustus 21, 2007 pukul 7:43 am

    buat narimo——>saya orang jawa

    Balas
  • 77. tofik  |  Agustus 27, 2007 pukul 9:15 am

    assalamu’alaikum,

    Mas-mas sedulur kabeh (saudarake semua).
    Kalau kita nengok tulisan , orang yang salah (kalau memang bener salah) kan Muhammad bin (anak laki-laki) Abdul Wahab.

    Tapi kenapa kita menjelek-jelekan bapaknya (kan nama
    Wahabi dinisbatkan kepada nama bapaknya).

    Kan kasian tuh Bapaknya tidak berbuat malah kena getah kalian
    jelek-jelekkan :
    – Wahhabi sesat
    – wahhabi tukang kafir
    – dll
    Kalau menurut saya (kalau kita mau jujur nih) yang kalian tuduh kan
    Muhammad (bin abdul wahhab), jadi ya harusnya jadi MUHAMMADII
    karena dinisbatkan kepada Muhammad (bin Abdul Wahhab) bukan
    WAHHABI (dinisbatkan kepada ayahnya).
    Karena kalau pakai WAHHABI berarti (sekali lagi) kita menuduh orang
    yang tidak bersalah yang tidak tahu apa-apa yaitu ABDUL WAHHAB
    (bapaknya).

    Ya kan ?????

    Wassalamu’alaikum,

    Balas
  • 78. Annisa  |  September 4, 2007 pukul 8:29 am

    Mas Ummat Muhammad, apakah anda dan keluarga anda terbiasa merayakan ulang tahun. Hati-hati bahaya SPILIS (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme) yang diantaranya sasaran-sasaran tembaknya adalah: Vision, Fashion, Food dan Fun. Inilah yang dikembangkan mantan pendeta Yahudi yang masuk menjadi pendeta Nasrani, untuk menghancurkan akidah umat islam. Jangan-jangan anda sudah terserang itu.
    Kalau ada saudara kita yang mengingatkan tentang akidah kita, kita jangan cepat emosi, tapi mari kita coba mawas diri, sudah sesuaikah ibadah kita ini dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah?

    Suatu ibadah baik menurut kita, tetapi belum tentu baik menurut Allah dan Rasul-Nya.
    Kalau seandainya memperingati Maulid Nabi itu baik menurut Allah dan Rasul-Nya, pasti Rasulullah dan sahabat dekatnya sudah melaksanakan.

    Mas Ummat percayakan kalau risalah agama Islam yang dibawa dan disampaikan oleh Rasulullah Muhammad itu sudah sempurna?

    Lha kalau mas Ummat mengakui, ya jangan ditambah-tambah lagi to mas.
    Kalau mas Ummat masih nambah-nambah, artinya mas Ummat merasa lebih tahu dan lebih pinter dari Rasulullah.

    Lha kalau mas Ummat tidak mengakui kalau Islam belum sempurna, maka mas Ummat telah mengingkari ayat Allah.

    Gimana mas… pahamkan…
    Jangan malu-malu/dan jangan takut sama kelompoknya mas, untuk mengikuti jalan yang lurus. Karena jalan yang lurus inilah yang akan mengantarkan mas Ummat ke sorga, bukan kelompok mas.

    Balas
  • 79. Annisa  |  September 4, 2007 pukul 8:53 am

    Mas T Mulya, mari kita kembali acuan kita ke Qur’an dan Hadits.
    Masalah tawasul kan sudah ada tuntunan dalam hadits. Kepada siapa saja kita boleh bertawasul, ya acuannya Hadits. Jangan kitabnya kyai…

    Seperti yang saya sampaikan kepada mas Ummat, ibadah yang kita anggap baik belum tentu baik menurut Allah dan Rasul-Nya (baca tanggapan diatas).

    Jadi selama ini warga nahdliyin nggak kenal dengan kitab Bulughul Maram dan Riyadush Sholihin ya??

    Saya bukan kelompok Salafy, tapi saya belajar kedua kitab itu, karena toh isinya kumpulan dari Hadits-hadits. Bukan karangan orang, kyai atau syaikh. Semata-mata kumpulan dari hadits. Trus bagaimana caranya kita bisa tahu kalau wudlu kita itu sudah “menyerupai” wudlunya Rasulullah.

    Lha kalau nggak baca Bulughul Maram apa mau baca kitab haditsnya (belum tentu punya). Atau jangan-jangan wudlu kita ini menyerupai wudlunya Kyai…… (yang jauh berbeda dengan wudlunya Rasulullah).
    Lihat aja mas…..

    Coba ikuti hati nuranimu, pasti kau akan lari ke Qur’an dan Sunnah.

    Agama Nasrani itu nggak bener kan mas, tapi pemeluknya kalau diingatkan bahwa agamanya itu nggak bener, dia malah katakan kalau islam yang nggak bener. Coba mbrengkel kan.

    Lha kita kalau ada yang ngingatkan nggak perlu mbrengkel, apa yang dikatakan itu sesuai atau sama nggak dengan Qur’an dan Hadits. Kalau sama ya ikuti aja…

    Balas
  • 80. ABU WAHABI  |  Oktober 1, 2007 pukul 3:23 pm

    MEMANG ASWAJA MADE IN INDONESIA INI BANYAK TBCS NYA , HADAHUMULLOH

    Balas
  • 81. Ahmad Al-Mutamakkin  |  Oktober 26, 2007 pukul 9:13 am

    MIFTAHUL JANNAH .. LA ILAHA ILLALLOH.

    itulah pujian yg kerap disenandungkan di langgar-langgar desa di Jawa.

    Miftahul Jannah bukanlah hanya NU
    Miftahul Jannah bukanlah hanya MUHAMMADIAH
    Miftahul Jannah bukanlah hanya WAHHABIYAH
    Miftahul Jannah bukanlah hanya PKS
    dst …

    Tapi LA ILAHA ILLALLAH …

    Selamat bertengkar berangkat dari emosi ..
    maka yang terjadi adalah ..
    ikhtalafal juhalaaaaa.

    Imam Ibn Hannbal yang anda katakan sebagai akar wahabisme ..
    sesungguhnya adalah sosok yang sangat dikagumi oleh pendiri NU, Syaikh Hasyim As’ary mbahe Dorahman Wakid.

    Bukankah NU mengakui bahwa kaum hanabilah (pengikut madzhab hanbaly) adalah aswaja juga???

    Hancurkanlah Islam kalian dan para pemeluk Islam kalian dengan bertengkar. Maka, niscaya para kuffar yang sesungguhnya pastilah bertempik sorak.

    Allahumma sallimil ummah minal fitnah wan niqmah

    Balas
  • 82. yad  |  November 10, 2007 pukul 6:36 pm

    assalamualaikum

    Balas
  • 83. yad  |  November 10, 2007 pukul 7:24 pm

    buat saya sebagian orang saudi arabia itu aneh tidak mencerminkan akhlak rosululloh contoh banyak tki korban penyiksaan, pelecehan seksual, gajih tidak di bayar, gajih di ulur2 wkt pemberiannya. saya mengalami sendiri karena saya dulu kerja di sana 2 kali, pertama di gizan dan terakhir dimadina selama 4 thn 5 bln alhamdulillah bisa sering zarah ke makam rasululloh, yg saya heran kan knp sumber air zam2 sekarang di ratakan kasihan jemaah haji sekarang ga bisa lihat sumber air zam2, madzhab mereka apa sih ? soal nya fatwanya juga aneh2, tki jg kan muslim masih saudara ko tega amat, adik saya jg sama kerja di mekah 8 bulan gajih nya belum dibayar, alhamdulillah sekarang saya kerja di jepang gajih selalu tepat waktu di bayar, aneh madzhab apaan yah? wassalam

    Balas
  • 84. syaipullah  |  November 12, 2007 pukul 8:17 am

    ana setuju dengan habib al-kaff.
    wassalam

    Balas
  • 85. ken  |  November 17, 2007 pukul 3:04 pm

    Asslamualaikum
    sugiyanto berkata,

    April 3, 2007 @ 2:26 am

    Standar amalan islam menurutku adalah Rosul dan para sahabatnya.

    Persatuan Islam terjadi jika umat islam seluruhnya kembali ke standar tersebut.

    Bila perbuatan (amalan) yang baik menurut kita yang ada sekarang tidak cocok dengan standar mestinya ditinggalkan. ” Jika perbuatan itu baik maka para sahabat nabi telah melaksanakan lebih dahulu”. Jadi, islam itu ya islamnya nabi dan para sahabatnya. Kita mengetahui semua ini dari para ulama yang mengikuti standar tersebut.

    Dalam hal perkataan yang pertama didahulukan adalah firman Alloh, kemudian Rosul. Jika ada perkataan manusia yang bertentangan dengan keduanya maka kita tinggalkan.

    Saran untuk penulis, dalami dengan pikiran yang bersih dan netral dari kitab-kitab yang dicap sesat. Barangkali ( siapa tahu ) itu lebih baik daripada kitab – kitab yang kita pelajari karena kita menganggap itu paling benar. Ajaklah diskusi ustadz-ustadznya. Setelah itu baru komentar. Maaf ini pendapat sesama muslim.
    KALO TENTANG PANCASILA ANDA SETUJU GAK?

    Balas
  • 86. ken  |  November 17, 2007 pukul 3:05 pm

    Asslamualaikum
    sugiyanto berkata,

    April 3, 2007 @ 2:26 am

    Standar amalan islam menurutku adalah Rosul dan para sahabatnya.

    Persatuan Islam terjadi jika umat islam seluruhnya kembali ke standar tersebut.

    Bila perbuatan (amalan) yang baik menurut kita yang ada sekarang tidak cocok dengan standar mestinya ditinggalkan. ” Jika perbuatan itu baik maka para sahabat nabi telah melaksanakan lebih dahulu”. Jadi, islam itu ya islamnya nabi dan para sahabatnya. Kita mengetahui semua ini dari para ulama yang mengikuti standar tersebut.

    Dalam hal perkataan yang pertama didahulukan adalah firman Alloh, kemudian Rosul. Jika ada perkataan manusia yang bertentangan dengan keduanya maka kita tinggalkan.

    Saran untuk penulis, dalami dengan pikiran yang bersih dan netral dari kitab-kitab yang dicap sesat. Barangkali ( siapa tahu ) itu lebih baik daripada kitab – kitab yang kita pelajari karena kita menganggap itu paling benar. Ajaklah diskusi ustadz-ustadznya. Setelah itu baru komentar. Maaf ini pendapat sesama muslim.
    KALO TENTANG PANCASILA ANDA SETUJU GAK?

    Balas
  • 87. ken  |  November 17, 2007 pukul 4:00 pm

    #
    nnisa berkata,

    September 4, 2007 @ 8:29 am

    Mas Ummat Muhammad, apakah anda dan keluarga anda terbiasa merayakan ulang tahun. Hati-hati bahaya SPILIS (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme) yang diantaranya sasaran-sasaran tembaknya adalah: Vision, Fashion, Food dan Fun. Inilah yang dikembangkan mantan pendeta Yahudi yang masuk menjadi pendeta Nasrani, untuk menghancurkan akidah umat islam. Jangan-jangan anda sudah terserang itu.
    Kalau ada saudara kita yang mengingatkan tentang akidah kita, kita jangan cepat emosi, tapi mari kita coba mawas diri, sudah sesuaikah ibadah kita ini dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah?

    Suatu ibadah baik menurut kita, tetapi belum tentu baik menurut Allah dan Rasul-Nya.
    Kalau seandainya memperingati Maulid Nabi itu baik menurut Allah dan Rasul-Nya, pasti Rasulullah dan sahabat dekatnya sudah melaksanakan.

    Mas Ummat percayakan kalau risalah agama Islam yang dibawa dan disampaikan oleh Rasulullah Muhammad itu sudah sempurna?

    Lha kalau mas Ummat mengakui, ya jangan ditambah-tambah lagi to mas.
    Kalau mas Ummat masih nambah-nambah, artinya mas Ummat merasa lebih tahu dan lebih pinter dari Rasulullah.

    Lha kalau mas Ummat tidak mengakui kalau Islam belum sempurna, maka mas Ummat telah mengingkari ayat Allah.

    Gimana mas… pahamkan…
    Jangan malu-malu/dan jangan takut sama kelompoknya mas, untuk mengikuti jalan yang lurus. Karena jalan yang lurus inilah yang akan mengantarkan mas Ummat ke sorga, bukan kelompok mas.
    #
    79
    Annisa berkata,

    September 4, 2007 @ 8:53 am

    Mas T Mulya, mari kita kembali acuan kita ke Qur’an dan Hadits.
    Masalah tawasul kan sudah ada tuntunan dalam hadits. Kepada siapa saja kita boleh bertawasul, ya acuannya Hadits. Jangan kitabnya kyai…

    Seperti yang saya sampaikan kepada mas Ummat, ibadah yang kita anggap baik belum tentu baik menurut Allah dan Rasul-Nya (baca tanggapan diatas).

    Jadi selama ini warga nahdliyin nggak kenal dengan kitab Bulughul Maram dan Riyadush Sholihin ya??

    Saya bukan kelompok Salafy, tapi saya belajar kedua kitab itu, karena toh isinya kumpulan dari Hadits-hadits. Bukan karangan orang, kyai atau syaikh. Semata-mata kumpulan dari hadits. Trus bagaimana caranya kita bisa tahu kalau wudlu kita itu sudah “menyerupai” wudlunya Rasulullah.

    Lha kalau nggak baca Bulughul Maram apa mau baca kitab haditsnya (belum tentu punya). A

    Coba ikuti hati nuranimu, pasti kau akan lari ke Qur’an dan Sunnah.

    Agama Nasrani itu nggak bener kan mas, tapi pemeluknya kalau diingatkan bahwa agamanya itu nggak bener, dia malah katakan kalau islam yang nggak bener. Coba mbrengkel kan.

    Lha kita kalau ada yang ngingatkan nggak perlu mbrengkel, apa yang dikatakan itu sesuai atau sama nggak dengan Qur’an dan Hadits. Kalau sama ya ikuti aja…

    MBA NISA………………
    JADI KITAB KARANGAN MAZHAB YANG LAIN ITU SLAHA,DAN KITAB KARANGAN KELOMPUKMU YANG BENER GITU?
    NAH ITU BULUGUL MAROOM KARANGAN SIAPA KALO BUKAN KARANGAN IBNU HAJAR BELIAU ITU SAMA AJA KALO KATA ORANG INDONESIA ITU KIAI.
    RUPANYA MBA NISA GAK PERNAH KE PESANTREN YA?….PERLU DI KETAHUI DI PESANTREN ITU HAMPIR SEMUA KITAB KUNING APA LAGI MACAM BULUGHUL MAROM,RYADUSSHOLIHIN ITU SUDAH PASTI DI AJARKAN DAN MASIH BANYAK LAGI KITAB2 MAZHAB YANG LAIN YANG HARUS DI PELAJARI,TAPI HANYA UNTUK MENGGALI FAHAM DAARI MAZHAB YANG LAIN AGAR TIDAK CEPAT MENUDUH KELOMPOK LAIN ITU SESAT.PERLU DI INGAT PARA MUFASSIR,PENULIS KITAB2 TERMASUK PENDIRI MAZHAB YANG ADA BELIAU TIDAK SEENAK UDELNYA SENDIRI AJA.MEREKA JUGA BELAJAR ILMU NAHWU SHOROF,KALO YANG LEBIH TINGGI LAGI SAMPAI KE TINGKAT MANTIK BALGH.

    tau jangan-jangan wudlu KITA ini menyerupai wudlunya Kyai…… (yang jauh berbeda dengan wudlunya Rasulullah).
    Lihat aja mas…..

    KITA???…….KAMU KALiiiiiiii………………..
    tentang kitab yang 2 itu mba nissa cuman baca terjemahannya aja kan?
    sudah baca kitab kuningnya lom?sudah baca tafsir jalalain lom?kalo yang lokal sudah baca tafsir al misbah?makanya mba kalo cari ilmu itu harus ada guru jadi gak tersesat.
    BUAT MBA NISSA
    SAYA SARANKAN BELAJAR LEBIH BANYAK LAGI
    OH IYA JANGAN LUPA MBA BELAJAR AHLAQIL BANIN(AHLAK ANAK KE ALLAH DAN ROSULNYA,ORANG TUA,AHLAQ MURID TERHADAP GURU)JUGA AHLAQUNNISSA.

    KALO KURANG JELAS MBA KIRIM EMAIL AJA KE .ken_ayoeti@yahoo.com

    Balas
  • 88. teeway  |  Januari 20, 2008 pukul 2:54 am

    Weleh… weleh… baru baca tulisan dan komentar2nya… takjub aku dibuatnya… betapa hebatnya Islam sehingga mempunyai pengikut2 yang bermacam2 dengan kelakuan2 dan pemikiran2 yang sangat dinamis.. berbeda2 tetapi tetap satu tujuan yaitu Allah SWT dan Rasulullah saw…

    Tidak ada paksaan bagi siapapun makhluk di dunia ini untuk memahami atau mengikuti pemahaman sekelompok mahzab tertentu ataupun agama tertentu… karena Allah SWT pun tidak memaksa, Dia hanya memberikan pilihan, untuk itu kita sebagai hambaNya hanya memilih, bukan untuk menghakimi…

    Tulisan dan komentar2 disini adalah pelajaran bagi mereka yang mencari Kebenaran bukan Pembenaran…

    Akhir kata, kalau kita tidak mengikuti sumber yang BENAR kita tidak akan mendapatkan KEBENARAN yang hakiki…

    Teruskanlah sahabat2 dan saudara2ku untuk menulis komentar terus, agar kami yang masih awam dapat belajar untuk mendapatkan PENCERAHAN KEBENARAN ALLAH SWT dengan mengikuti Rasulullah saw…. (setelah beliau wafat, siapa yang pantas untuk diikuti…) SUMBER sudah ada, tinggal Pintu atau Kerannya yang harus dicari…

    Salam serta Shalawat kepada kanjeng Nabi Muhammad saw dan keluarga serta sahabat pilihannya.

    Balas
  • 89. ridho20158  |  Januari 22, 2008 pukul 2:31 am

    rusak semua ! ajaran rosul dijadikan hujah.padahal sahabat Umar r.a. marah besar ketika sahabat yang lain memperdebatkan masalah pakaian sholat. nah kita-kita malah senang memperdebatkan masalah dalam pengamalan. tinggalkan semua wahai ahlu sunnah ! segeralah bertobat.
    wassalam

    Balas
  • 90. jojon  |  Februari 4, 2008 pukul 3:22 am

    memang mas yad orang saudi itu aneh tapi pengikutnya disini yang mengaku salafi tidak perduli dengan kelakuan mereka (mungkin mereka buta mata dan hatinya yang nampak hanya fulus atau mungkin mereka menganggap TKI itu budak sehingga tidak perlu dibayar bila perlu jadi pemuas nafsu). Padahal jelas-jelas banyak yang tidak sesuai dengan islam. makanya saya kadang heran sama penganut salafi disini mereka seakan-akan pengikut ajaran sunah yang paling benar padahal yang mereka ikuti disana banyak yang kelakuannya bejat.
    orang salafi itu kaku.

    Balas

Tinggalkan Balasan ke sugiyanto Batalkan balasan

Subscribe to the comments via RSS Feed


KOMUNITAS

PALING BENER..!?

Preman Agama

WARNING..!

Assalamualaikum wr wb. Diberitahukan kepada semua pengunjung blog ini, bahwa setiap komentar yang hanya made in copy paste kami anggap "SPAM". Kami mengharap, komentator menunjukkan kemampuan bernalar, berlogika dalam analisa, hujjah bahkan kritik liar di setiap artikel yang tersaji. Setiap komentar bisa di komentari secara timbal balik sehingga tercipta diskusi yang segar. Sekalipun muatan komentar itu asal muasalnya bukan hasil perenungan atau karya sendiri tetapi coba hindarilah pendapat yang meng-ekor “KATANYA” abu fulan bin abu-abu dengan cara copy paste. Berfikirlah bebas..!, liar…!! jangan sekedar jadi kacung.!! Wassalam wr wb. Best Regard. ASWAJA. Hn Wawan.

Harga Blog Ini


My blog is worth $30,485.16.
How much is your blog worth?

JUMLAH POPULASI

  • 149.402 PENDUDUK

TAMU YANG HADIR

TANGGALAN

Maret 2007
M S S R K J S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

ARSIP PADA